Ikan Laut Langka di Simalungun dan Pematangsiantar
A
A
A
PEMATANGSIANTAR - Berbagai jenis ikan laut di pasar tradisional di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, mulai langka sejak beberapa hari ini.
Menurut sejumlah pedagang ikan di Pasar Perdagangan, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan Pasar Horas, Kota Pematangsiantar, kelangkaan ikan ini karena berkurangya pasokan dari agen yang biasanya memasok kepada pedagang ikan. Ikan laut yang langka itu di antaranya jenis tongkol, mayung, dencis, pari dan lainnya.
Salah seorang pedagang ikan di Pasar Perdagangan, Syukri (42), mengatakan, sejak 4 hari belakangan ini para agen dari Belawan, Tanjung Balai bahkan Sibolga, tidak memasok atau menjual ikan basah laut, karena nelayan takut melaut akibat cuaca buruk.
“Menurut para agen saat dihubungi kenapa tidak memasok ikan, mereka mengatakan, tidak ada ikan, karena nelayan takut melaut akibat badai, makanya ikan basah laut langka sejak 4 hari ini,” sebut Syukri.
Hal sama disampaikan Nelly Sinaga (45), pedagang ikan di Pasar Horas yang biasanya menjual ikan basah laut 50 kilogram hingga 60 kilogram sehari, sejak 4 hari ini sama sekali tidak menjual ikan karena tidak ada pasokan.
“Para pelanggan terutama warung nasi sudah mengeluh karena tidak ada ikan laut beberapa hari ini,” ujar Nelly.
Akibat langkanya ikan laut, harga ikan air tawar seperti ikan Nila dan ikan Lele mengalami kenaikan antara Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Ikan Nila dari sebelumnya Rp28.000 per kilogram naik menjadi Rp31.000 hingga Rp33.000. Sedangkan ikan Lele dari Rp18.000 naik menjadi Rp21.000 hingga Rp23.000.
Para pengusaha warung nasi dan rumah makan mengeluhkan kelangkaan ikan basah laut, karena berdampak pada berkurangnya omzet penjualan dan keuntungan. “Banyak pembeli yang tidak suka ikan air tawar sehingga omzet penjualan berkurang,” sebut Irma salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Diponegoro, Pematangsiantar.
Menurut sejumlah pedagang ikan di Pasar Perdagangan, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan Pasar Horas, Kota Pematangsiantar, kelangkaan ikan ini karena berkurangya pasokan dari agen yang biasanya memasok kepada pedagang ikan. Ikan laut yang langka itu di antaranya jenis tongkol, mayung, dencis, pari dan lainnya.
Salah seorang pedagang ikan di Pasar Perdagangan, Syukri (42), mengatakan, sejak 4 hari belakangan ini para agen dari Belawan, Tanjung Balai bahkan Sibolga, tidak memasok atau menjual ikan basah laut, karena nelayan takut melaut akibat cuaca buruk.
“Menurut para agen saat dihubungi kenapa tidak memasok ikan, mereka mengatakan, tidak ada ikan, karena nelayan takut melaut akibat badai, makanya ikan basah laut langka sejak 4 hari ini,” sebut Syukri.
Hal sama disampaikan Nelly Sinaga (45), pedagang ikan di Pasar Horas yang biasanya menjual ikan basah laut 50 kilogram hingga 60 kilogram sehari, sejak 4 hari ini sama sekali tidak menjual ikan karena tidak ada pasokan.
“Para pelanggan terutama warung nasi sudah mengeluh karena tidak ada ikan laut beberapa hari ini,” ujar Nelly.
Akibat langkanya ikan laut, harga ikan air tawar seperti ikan Nila dan ikan Lele mengalami kenaikan antara Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Ikan Nila dari sebelumnya Rp28.000 per kilogram naik menjadi Rp31.000 hingga Rp33.000. Sedangkan ikan Lele dari Rp18.000 naik menjadi Rp21.000 hingga Rp23.000.
Para pengusaha warung nasi dan rumah makan mengeluhkan kelangkaan ikan basah laut, karena berdampak pada berkurangnya omzet penjualan dan keuntungan. “Banyak pembeli yang tidak suka ikan air tawar sehingga omzet penjualan berkurang,” sebut Irma salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Diponegoro, Pematangsiantar.
(rhs)