Parkir Mobil, Jakarta Butuh Lahan Setara 24 Ribu Lapangan Bola

Parkir Mobil, Jakarta Butuh Lahan Setara 24 Ribu Lapangan Bola
A
A
A
JAKARTA - Head of Public Policy and Government Affairs, Indonesia, Uber, John Colombo mengatakan, pihaknya menunjuk the Boston Consulting Group untuk mengkaji potensi manfaat diadopsinya ridesharing secara meluas di kota-kota Asia termasuk Jakarta.
John menjelaskan, temuan-temuan dalam kajian ini dilakukan melalui riset data transportasi yang tersedia untuk publik, wawancara dengan pakar-pakar transportasi dan riset primer dengan komuter di tiap kota. Kajian ini mencakup Singapura, Bangkok, Hong Kong, Taipei, Ho Chi Minh, Hanoi, dan Manila.
Menurut John, mobil mengambil alih lahan berharga untuk parkir dan menurunkan kualitas udara, dengan risiko kemacetan total.
"Lebih dari 4 juta mobil di Jakarta, dibutuhkan 24.000 lapangan sepakbola untuk memarkir semua mobil di Jakarta.
Mobil pribadi di Jakarta menghasilkan 22 juta metrik ton CO2 per tahun, cukup untuk mengisi stadion Gelora Bung Karno sebanyak hampir 5.000 kali," kata John saat konper di Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2017).
Dengan tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan seperti saat ini, lanjut John, kemacetan tidak akan teratasi dan Jakarta bisa macet total pada tahun 2022.
"Rata-rata, pengemudi menghabiskan 1,8 kali lebih lama untuk bepergian pada jam-jam sibuk dibanding jam-jam biasa," lanjutnya.
Terdapat lebih dari 50% lebih banyak kendaraan dari yang bisa ditampung oleh jalanan di Jakarta. Lebih dari 50% mobil di jalan hanya memiliki 1 orang di dalamnya.
Jika Ridesharing menjadi alternatif kepemilikan mobil pribadi Diperkirakan 40-70% kendaraan pribadi yang ada di kota-kota di mana studi ini dilakukan dapat disingkirkan.
Di Jakarta, sebagai contoh, 60% mobil dapat dikurangi dari jalanan, atau sekitar hampir 2,5 juta kendaraan. Pengurangan mobil akan dapat memperbaiki situasi kemacetan dan parkir.
"Jakarta dapat mengalihkan area sebesar 14.600 lapangan sepakbola yang saat ini digunakan sebagai lahan parkir," katanya.
John menjelaskan, temuan-temuan dalam kajian ini dilakukan melalui riset data transportasi yang tersedia untuk publik, wawancara dengan pakar-pakar transportasi dan riset primer dengan komuter di tiap kota. Kajian ini mencakup Singapura, Bangkok, Hong Kong, Taipei, Ho Chi Minh, Hanoi, dan Manila.
Menurut John, mobil mengambil alih lahan berharga untuk parkir dan menurunkan kualitas udara, dengan risiko kemacetan total.
"Lebih dari 4 juta mobil di Jakarta, dibutuhkan 24.000 lapangan sepakbola untuk memarkir semua mobil di Jakarta.
Mobil pribadi di Jakarta menghasilkan 22 juta metrik ton CO2 per tahun, cukup untuk mengisi stadion Gelora Bung Karno sebanyak hampir 5.000 kali," kata John saat konper di Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2017).
Dengan tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan seperti saat ini, lanjut John, kemacetan tidak akan teratasi dan Jakarta bisa macet total pada tahun 2022.
"Rata-rata, pengemudi menghabiskan 1,8 kali lebih lama untuk bepergian pada jam-jam sibuk dibanding jam-jam biasa," lanjutnya.
Terdapat lebih dari 50% lebih banyak kendaraan dari yang bisa ditampung oleh jalanan di Jakarta. Lebih dari 50% mobil di jalan hanya memiliki 1 orang di dalamnya.
Jika Ridesharing menjadi alternatif kepemilikan mobil pribadi Diperkirakan 40-70% kendaraan pribadi yang ada di kota-kota di mana studi ini dilakukan dapat disingkirkan.
Di Jakarta, sebagai contoh, 60% mobil dapat dikurangi dari jalanan, atau sekitar hampir 2,5 juta kendaraan. Pengurangan mobil akan dapat memperbaiki situasi kemacetan dan parkir.
"Jakarta dapat mengalihkan area sebesar 14.600 lapangan sepakbola yang saat ini digunakan sebagai lahan parkir," katanya.
(ysw)