Terlilit Utang, Sekuriti Bunuh Marbot Masjid dengan Sadis
A
A
A
JOMBANG - Warga Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Seni (30/10/2017) dibuat gempar dengan kabar tewasnya warga bernama Slamet di tepi Sungai Brantas.
Pasalnya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai marbot masjid dan Pondok Pesantren Kepuh Doko ini tewas dengan luka bacokan di beberapa bagian anggota tubuhnya bahkan lehernya terlihat bekas sayatan.
Kapolres Jombang Agung Marliyanto mengatakan, mayat korban ditemukan pertama kali oleh warga dan kemudian meneruskannya ke polisi. "Kemudian kita melakukan olah TKP dan penyelidikan. Dan hasilnya pelaku pembunuhan berinisial AFZ yang bekerja sebagai sekuriti berhasil kita ringkus," ujar Agung.
Dijelaskan, motif pelaku yang merupakan warga Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang tega membunuh korban karena bingung terlilit utang. "Sehingga pelaku membunuh korban untuk menguasai harta korban," terangnya.
Dijelaskan, korban selain menjaga masjid dan pondok pesantren di Desa Kepuhdoko setiap harinya juga sering bekerja membantu pekerjaan di rumah-rumah warga. "Dari hasil bekerjanya tersebut, korban yang hidup sendiri bisa mengumpulkan uang hingga jutaan rupiah," pungkasnya.
Pasalnya, pria yang sehari-hari bekerja sebagai marbot masjid dan Pondok Pesantren Kepuh Doko ini tewas dengan luka bacokan di beberapa bagian anggota tubuhnya bahkan lehernya terlihat bekas sayatan.
Kapolres Jombang Agung Marliyanto mengatakan, mayat korban ditemukan pertama kali oleh warga dan kemudian meneruskannya ke polisi. "Kemudian kita melakukan olah TKP dan penyelidikan. Dan hasilnya pelaku pembunuhan berinisial AFZ yang bekerja sebagai sekuriti berhasil kita ringkus," ujar Agung.
Dijelaskan, motif pelaku yang merupakan warga Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang tega membunuh korban karena bingung terlilit utang. "Sehingga pelaku membunuh korban untuk menguasai harta korban," terangnya.
Dijelaskan, korban selain menjaga masjid dan pondok pesantren di Desa Kepuhdoko setiap harinya juga sering bekerja membantu pekerjaan di rumah-rumah warga. "Dari hasil bekerjanya tersebut, korban yang hidup sendiri bisa mengumpulkan uang hingga jutaan rupiah," pungkasnya.
(nag)