Bupati Ngawi Tak Dapat Rekomendasi Mega, Zona Mataraman Jadi Medan Perang
A
A
A
JAKARTA - Gagalnya Bupati Ngawi Jawa Timur Budi "Kanang" Sulistyono mendapat rekomendasi Megawati Soekarnoputri membuat wilayah mataraman (eks Karsidenan Madiun) menjadi medan perang yang sengit dalam Pilgub Jatim 2018.
Menurut Kanang dengan tidak adanya figur perwakilan calon yang berasal dari wilayah Mataraman membuat partainya (PDIP) bekerja lebih keras. "Karena kosong (tidak ada calon dari mataraman), tentu PDIP akan bekerja lebih keras," ujar Kanang kepada sindonews.com di Kantor DPP PDIP Jakarta Minggu (15/10/2017).
Nama Kanang sebelumnya masuk dalam survei PDIP bersama Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, Risma Trimaharini, dan Abdullah Azwar Anas. Kanang juga turut dipanggil ke rumah Mega sebelum mengumumkan pasangan cagub cawagub Jatim.
Namun Mega lebih memilih menjatuhkan rekom kepada Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur 2018-2023. Meski tidak terpilih sebagai penerima rekomendasi dan Mataraman gagal memiliki figur yang mewakili daerahnya, Kanang mengaku siap bertempur habis habisan. "Kita dukung habis. PDIP tidak boleh lelah," tegasnya.
Secara implisit Kanang juga berharap lawan politik tidak mengambil figur calon dari kawasan Mataraman. Jika itu terjadi tentu kerja politik pemenangan PDIP akan semakin berkeringat. "Malah bagus kalau kosong (tidak ada calon dari Mataraman). Kalau ada malah jadi masalah," paparnya. Secara geopolitik zona mataraman merupakan basis suara terbesar PDIP.
Di setiap perhelatan pemilu, Mataraman menjadi kunci kemenangan PDIP. Suara akan semakin terjaga jika salah satu figur (cagub dan cawagub) yang diusung PDIP berasal dari sana. Apalagi pasangan Gus Ipul dan Anas sama sama berasal dari kawasan tapal kuda (Pasuruan dan Banyuwangi).
Dalam kesempatan itu Kanang juga mengaku terkejut namanya tidak terpilih penerima rekom. Menurut dia, kemunculan namanya di bursa kandidat pilgub jatim karena murni adanya desakan dari grass root PDIP. "Itu (tidak dapat rekom) hal yang mengagetkan kita semua," ujar Kanang.
Sejak awal Kanang mengaku siap dicalonkan di perhelatan pilgub Jatim. Dia juga menyatakan patuh bila diminta melanjutkan pemerintahan Kabupaten Ngawi. Karenanya dia menilai pilihan Mega dalam menjatuhkan rekomendasi telah melalui pertimbangan terbaik. Kanang menilai Azwar Anas memiliki rekam jejak bagus di pemerintahan. Anas juga kader PDIP yang menurut dia layak diperjuangkan. "Dan kami semua legowo menerima keputusan itu (rekom). Tentu pertimbangan ibuk (Megawati) lebih baik dari pertimbangan teman teman yang mendesak saya," pungkasnya.
Menurut Kanang dengan tidak adanya figur perwakilan calon yang berasal dari wilayah Mataraman membuat partainya (PDIP) bekerja lebih keras. "Karena kosong (tidak ada calon dari mataraman), tentu PDIP akan bekerja lebih keras," ujar Kanang kepada sindonews.com di Kantor DPP PDIP Jakarta Minggu (15/10/2017).
Nama Kanang sebelumnya masuk dalam survei PDIP bersama Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, Risma Trimaharini, dan Abdullah Azwar Anas. Kanang juga turut dipanggil ke rumah Mega sebelum mengumumkan pasangan cagub cawagub Jatim.
Namun Mega lebih memilih menjatuhkan rekom kepada Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur 2018-2023. Meski tidak terpilih sebagai penerima rekomendasi dan Mataraman gagal memiliki figur yang mewakili daerahnya, Kanang mengaku siap bertempur habis habisan. "Kita dukung habis. PDIP tidak boleh lelah," tegasnya.
Secara implisit Kanang juga berharap lawan politik tidak mengambil figur calon dari kawasan Mataraman. Jika itu terjadi tentu kerja politik pemenangan PDIP akan semakin berkeringat. "Malah bagus kalau kosong (tidak ada calon dari Mataraman). Kalau ada malah jadi masalah," paparnya. Secara geopolitik zona mataraman merupakan basis suara terbesar PDIP.
Di setiap perhelatan pemilu, Mataraman menjadi kunci kemenangan PDIP. Suara akan semakin terjaga jika salah satu figur (cagub dan cawagub) yang diusung PDIP berasal dari sana. Apalagi pasangan Gus Ipul dan Anas sama sama berasal dari kawasan tapal kuda (Pasuruan dan Banyuwangi).
Dalam kesempatan itu Kanang juga mengaku terkejut namanya tidak terpilih penerima rekom. Menurut dia, kemunculan namanya di bursa kandidat pilgub jatim karena murni adanya desakan dari grass root PDIP. "Itu (tidak dapat rekom) hal yang mengagetkan kita semua," ujar Kanang.
Sejak awal Kanang mengaku siap dicalonkan di perhelatan pilgub Jatim. Dia juga menyatakan patuh bila diminta melanjutkan pemerintahan Kabupaten Ngawi. Karenanya dia menilai pilihan Mega dalam menjatuhkan rekomendasi telah melalui pertimbangan terbaik. Kanang menilai Azwar Anas memiliki rekam jejak bagus di pemerintahan. Anas juga kader PDIP yang menurut dia layak diperjuangkan. "Dan kami semua legowo menerima keputusan itu (rekom). Tentu pertimbangan ibuk (Megawati) lebih baik dari pertimbangan teman teman yang mendesak saya," pungkasnya.
(wib)