Siswi SMP Ini Tak Sengaja Menelan Jarum Pentul, Kini Dirawat di RSHS

Selasa, 03 Oktober 2017 - 14:28 WIB
Siswi SMP Ini Tak Sengaja Menelan Jarum Pentul, Kini Dirawat di RSHS
Siswi SMP Ini Tak Sengaja Menelan Jarum Pentul, Kini Dirawat di RSHS
A A A
BANDUNG - Anisa Salim (14), remaja asal Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kini terbaring lemah di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung. Dia dirawat di sana sejak 27 September 2017 setelah dirujuk dari RSUD Sumedang.

Penyebabnya, siswi kelas 3 SMPN 1 Rancakalong itu tidak sengaja menelan jarum pentul. Saat ini, jarum pentul itu tersangkut di saluran pernapasannya dengan posisi melintang.

Hal itu bermula pada 18 September 2017 lalu. Saat itu, Anisa sedang berusaha membetulkan kerudungnya di dalam ruang kelas saat jam istirahat. Jarum yang semula terpasang pada kerudungnya dilepas kemudian digigit.

Sialnya, karena suasana saat itu sedang gaduh, salah seorang teman Anisa tak sengaja tersenggol temannya. Jarum pentul yang ada sedang digigit pun langsung tertelan.

Kepanikan pun terjadi saat Anisa memberitahu teman-temannya dia tak sengaja menelan jarum. Bahkan, guru-guru juga panik karena khawatir jarum itu melukai bagian dalam tubuh Anisa.

Anisa yang kemudian mengalami batuk dan merasakan sesak pun akhirnya dibawa ke puskesmas terdekat untuk ditangani. Tapi, pihak Puskesmas tidak sanggup menanganinya dan memilih merujuknya ke RSUD Sumedang.

Dia sempat dirawat di RSUD Sumedang. Tapi, pihak rumah sakit akhirnya angkat tangan dan merujuknya ke RSHS pada 27 September 2017.

"Saat masuk ke RSHS, itu (jarum pentul) sudah tertelan sampai masuk ke saluran napas, sampai ke bawah. Waktu pemeriksaan rontgen, itu sudah masuk ke percabangan, ke daerah saluran napas antara paru-paru kiri dan kanan," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucki Nursjamsi di RSHS, Selasa (3/10/2017).

Menurutnya, jarum pentul itu cukup membahayakan. Tapi, tindakan medis tidak perlu buru-buru dilakukan sebab jarum itu tidak menyumbat napas. Itu karena jarum itu tergolong berukuran kecil.

"Syukur bendanya kecil jadi tidak menyumbat jalan napas. Kalau bendanya besar itu sangat bahaya karena nanti akan tidak bisa bernapas," ungkapnya.

Meski begitu, ada kekhawatiran jarum pentul itu terus turun dan masuk ke paru-paru. Jika itu terjadi, akan jadi kendala dalam proses pengambilan jarum pentul tersebut.

Untuk tindakan medis pengambilan jarum pentul tersebut, tim dokter RSHS sedang menyusun berbagai skema penanganan. Salah satu tindakan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan semacam alat penjepit khusus yang dimasukan melalui mulut.

Nucki mengatakan, meski terkesan mudah, tapi cukup sulit mengambil jarum pentul di saluran pernapasan tersebut. Sebab, butuh kehati-hatian tinggi untuk melakukannya.

Jika tidak, jarum itu bisa saja lepas dan justru masuk lebih dalam hingga ke area paru-paru. Jika itu terjadi, maka tindakan medis akan lebih sulit. Tim dokter harus mengambil jarum pentul dengan melakukan operasi pada rongga dada pasien.

"Kalau itu operasi besar, risikonya besar juga, sehingga kita perlu persiapan juga untuk (mengantisipasi) itu. Karena itu kita tidak langsung mengambil tindakan saat pasien datang ke sini," kata dokter spesialis THT RSHS Agung Dinasti Permana.

Rencananya, tindakan medis pengambilan jarum pentul akan dilakukan pada Kamis, 5 Oktober 2017. Soal tingkat keberhasilan operasi mencapai 80-90%. Tapi, meski risiko kegagalan terbilang kecil, tim dokter harus tetap mengantisipasinya.

"Insya Allah tindakan akan dilakukan Kamis ini. Tim dokter sedang mempersiapkan segala sesuatunya," ucap Agung.

Sementara untuk biaya pengobatan, saat ini Anisa sudah ditanggung oleh BPJS. Sehingga pihak keluarga tidak perlu pusing memikirkan pembiayaan. "Alhamdulillah sudah di-cover sama BPJS," ucap Siti Jahroh, ibu Anisa.

Siti mengatakan, hingga saat ini tidak diketahui siapa orang yang menyenggol Anisa saat membetulkan kerudung. Dia pun tidak banyak bicara hanya mengungkap harapan agar sang anak segera tuntas menjalani pengobatan medis.

Anisa juga tidak bisa banyak bicara. Sebab, dia merasakan sesak saat bernapas. Dia pun berharap semua berjalan lancar sehingga dia bisa beraktivitas seperti semula.

"Harapannya biar cepat sembuh saja biar bisa sekolah lagi," tutur Anisa yang sedang terbaring di ruang perawatan.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6006 seconds (0.1#10.140)