Pesta Rakyat Sambut Pelantikan Gubernur DIY
A
A
A
YOGYAKARTA - Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY tinggal menunggu hari. Rencananya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Pakualam IX akan dilantik Presiden sebagi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY pada 10 Oktober mendatang. Dalam pelantikan tersebut juga akan digelar pesta rakyat.
“Rencananya akan ada sampai sana (pesta rakyat) namun komponennya bukan dari kami, nanti ada Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan lainnya,” terang Kepala Biro Tapem Pemda DIY Beny Suharsono kepada wartawan, Jumat (29/9/2017).
Lebih jauh Beny menjelaskan seperti sebelumnya pelaksanaan pesta rakyat ini juga menelan anggara hingga ratusan juta rupiah.
“Anggaranya bisa jadi sampai ratusan juta rupiah. Kalau proses dari awal bisa lebih dari Rp1 miliar. DUlu dianggarkan Rp2,8 makanya kita kalkulasi ulang. Kalkulasi berjalan,” tegasnya.
Menurut Benny hingga saat ini belum ada kepastian pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY ini akan digelar di mana. Apakah akan digelar di Jakarta atau di Yogyakarta.
Meski demikian pihaknya terus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Bersama dengan sejumlah SKPD, pihaknya terus mengkalkulaksi anggaran serta sekenario pelantikan.
“Harapan kami tepat waktu tanggal 10 Oktober nanti. Rencana anggaran sama, Cuma nanti fungsinya kalau tidak digunakan akan dikembalikan ke kas daerah,” tambahnya.
Pemda DIY sendiri telah menyiapkan tiga sekenario pelantikan yakni oleh Presiden, Wakil Presiden atau oleh Mendagri termasuk kemungkinan jika pelantikan dilakukan di Jakarta.
“Kami tetap meyakini sekenario 1 yakni dilantik oleh Presiden. Namun tetap kita menyiapkan tiga sekenario. Soal anggaran baik di Jakarta maupun di Yogya tidak jauh berbeda, masih kita kalkulasi,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono menyebut pihaknya akan segera melakukan pertemuan dan koordinasi dengan empat kabupaten kota terkait budaya dalam rangka ngayubagyo pelantikan ini.
“Nanti kita akan ketemu dengan kabupaten kota gimana baiknya. Apa saja potensi budaya yang bisa kita tampilkan,” terangnya.
Umar Priyono menegaskan pentas budaya ini nanti sifatnya hanya akan mejadwal ulang rencana kegiatan budaya yang ada. Ini dilakukan lantaran tidak mungkin menganggarkan kegiatan baru mengingat mepetnya waktu yang ada.
”Soal pesta rakyat kita lebih ke budaya saja. Baru mau kita bicarakan. Namun bukan dengan kegiatan baru, sifatnya lebih pada menjadawal ulang kegiatan yang sudah direncanakana atau sudah ada,” tegasnya.
Umar berharap nantinya pentas budaya tersebut bisa dilakukan serempak meski tempatnya tidak jadi satu. Pihaknya juga akan mensuport kegiatan yang menjadi inisiative masyarakat.
“Kalau masyarakat punya inisiative kita tinggal mendukung. Misalnya kita siapkan panggung atau yang lain. Momentumnya kan momentum keistimewaaan., jadi kita support penuh,” timpalnya.
Sementara itu Tamar Syafrudin, warga Bantul berharap pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY bisa dilakukan di Yogyakarta.
“Ini kan gubernur istimewa ya harapan kami bisa di Yogya biar kami juga ikut merasakan ruh keistimewaan tersebut. Gubernur kami ini juga sekaligus Raja panutan kami,” tandasnya.
“Rencananya akan ada sampai sana (pesta rakyat) namun komponennya bukan dari kami, nanti ada Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan lainnya,” terang Kepala Biro Tapem Pemda DIY Beny Suharsono kepada wartawan, Jumat (29/9/2017).
Lebih jauh Beny menjelaskan seperti sebelumnya pelaksanaan pesta rakyat ini juga menelan anggara hingga ratusan juta rupiah.
“Anggaranya bisa jadi sampai ratusan juta rupiah. Kalau proses dari awal bisa lebih dari Rp1 miliar. DUlu dianggarkan Rp2,8 makanya kita kalkulasi ulang. Kalkulasi berjalan,” tegasnya.
Menurut Benny hingga saat ini belum ada kepastian pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY ini akan digelar di mana. Apakah akan digelar di Jakarta atau di Yogyakarta.
Meski demikian pihaknya terus mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Bersama dengan sejumlah SKPD, pihaknya terus mengkalkulaksi anggaran serta sekenario pelantikan.
“Harapan kami tepat waktu tanggal 10 Oktober nanti. Rencana anggaran sama, Cuma nanti fungsinya kalau tidak digunakan akan dikembalikan ke kas daerah,” tambahnya.
Pemda DIY sendiri telah menyiapkan tiga sekenario pelantikan yakni oleh Presiden, Wakil Presiden atau oleh Mendagri termasuk kemungkinan jika pelantikan dilakukan di Jakarta.
“Kami tetap meyakini sekenario 1 yakni dilantik oleh Presiden. Namun tetap kita menyiapkan tiga sekenario. Soal anggaran baik di Jakarta maupun di Yogya tidak jauh berbeda, masih kita kalkulasi,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono menyebut pihaknya akan segera melakukan pertemuan dan koordinasi dengan empat kabupaten kota terkait budaya dalam rangka ngayubagyo pelantikan ini.
“Nanti kita akan ketemu dengan kabupaten kota gimana baiknya. Apa saja potensi budaya yang bisa kita tampilkan,” terangnya.
Umar Priyono menegaskan pentas budaya ini nanti sifatnya hanya akan mejadwal ulang rencana kegiatan budaya yang ada. Ini dilakukan lantaran tidak mungkin menganggarkan kegiatan baru mengingat mepetnya waktu yang ada.
”Soal pesta rakyat kita lebih ke budaya saja. Baru mau kita bicarakan. Namun bukan dengan kegiatan baru, sifatnya lebih pada menjadawal ulang kegiatan yang sudah direncanakana atau sudah ada,” tegasnya.
Umar berharap nantinya pentas budaya tersebut bisa dilakukan serempak meski tempatnya tidak jadi satu. Pihaknya juga akan mensuport kegiatan yang menjadi inisiative masyarakat.
“Kalau masyarakat punya inisiative kita tinggal mendukung. Misalnya kita siapkan panggung atau yang lain. Momentumnya kan momentum keistimewaaan., jadi kita support penuh,” timpalnya.
Sementara itu Tamar Syafrudin, warga Bantul berharap pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY bisa dilakukan di Yogyakarta.
“Ini kan gubernur istimewa ya harapan kami bisa di Yogya biar kami juga ikut merasakan ruh keistimewaan tersebut. Gubernur kami ini juga sekaligus Raja panutan kami,” tandasnya.
(sms)