SYL Tinjau Pembangkit Tenaga Angin Terbesar Indonesia
A
A
A
SIDRAP - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau tenaga angin di Kampung Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Rabu (13/9/2017). Pembangkit ini merupakan pembangkit listrik tenaga angin terbesar pertama di Indonesia dengan kapasitas sebesar 75 megawatt.
Di sini terdapat 30 kincir angin dan setiap satu kincir angin mempunyai kapasitas 2,5 megawatt. Setiap bilah kincir angin memiliki panjang 54 meter.
SYL berkunjung selama tiga jam didampingi Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero), Syamsul Huda; General Manager Regional Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat PT PLN Bob Syahril. SYL mengatakan proyek listrik ini sebagai bukti pembangunan baru di Indonesia.
"Ini proyek yang sangat luar biasa. Ini menjadi suatu pembangunan baru untuk Indonesia, terutama untuk kita di Sulawesi Selatan," kata SYL.
Dia juga menyebutkan, energi yang dihasilkan mampu menciptkan peradaban baru bagi Sulsel. Proyek seperti ini sangat fenomenal karena belum pernah ada di Indonesia. "Ini suatu yang fenomenal. Bahkan saya berpikir kereta api kita juga harusnya menggunakan energi listrik saja bukan diesel," sebutnya.
Gubernur dua periode ini juga mengatakan, banyak kelebihan dari listrik tenaga angin ini. Misalnya, semakin lama biaya perawatannya lebih murah, sehingga nanti masyarakat dapat membeli listrik dengan harga yang lebih murah.
Energi listrik dari sumber terbarukan seperti angin, sudah lama digunakan oleh negara-negara maju di dunia. Untuk itu Sulsel mengadopsi penggunaan listrik tenaga bayu. "Pantasan saja negara-negara maju seperti Korea dan Jepang menggunakan ini. Di Indonesia, kita Sulsel yang pertama, ini provinsi lain juga akan mencontoh kita," ujarnya.
Proyek ini merupakan investasi dari pihak swasta PT UPC Renewables Indonesia. Selain menggunakan teknologi dari Amerika Serikat, beberapa kompenen buatan anak bangsa. Pekerja proyek juga menggunakan pekerja lokal. Bagi SYL hadirnya investasi dari pihak swasta tidak jadi masalah asalkan bisa memenuhi kebutuhan rakyat Sulsel.
"Yang penting menghasilkan energi listrik. Sementara PLN kan milik bangsa. Dari sini PLN bisa mendapatkan listrik murah. Listrik untuk rakyat, jadi kita tidak kesulitan. Listrik ada maka sektor yang lain juga akan bangkit," bebernya.
Selain pembangkit listrik di Sidrap, Pemprov saat ini fokus untuk pembangkit di wilayah Jenponto dan Selayar yang saat ini dalam tahap pejajakan. Di PLTB Sidrap ini direncanakan pada 29 Oktober akan dilakukan pemasangan pertama kincir angin. Pada 19 Oktober saat launching bertepatan dengan HUT Sulsel dan sudah dapat beroperasi pada Desember 2017.
Di sini terdapat 30 kincir angin dan setiap satu kincir angin mempunyai kapasitas 2,5 megawatt. Setiap bilah kincir angin memiliki panjang 54 meter.
SYL berkunjung selama tiga jam didampingi Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero), Syamsul Huda; General Manager Regional Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat PT PLN Bob Syahril. SYL mengatakan proyek listrik ini sebagai bukti pembangunan baru di Indonesia.
"Ini proyek yang sangat luar biasa. Ini menjadi suatu pembangunan baru untuk Indonesia, terutama untuk kita di Sulawesi Selatan," kata SYL.
Dia juga menyebutkan, energi yang dihasilkan mampu menciptkan peradaban baru bagi Sulsel. Proyek seperti ini sangat fenomenal karena belum pernah ada di Indonesia. "Ini suatu yang fenomenal. Bahkan saya berpikir kereta api kita juga harusnya menggunakan energi listrik saja bukan diesel," sebutnya.
Gubernur dua periode ini juga mengatakan, banyak kelebihan dari listrik tenaga angin ini. Misalnya, semakin lama biaya perawatannya lebih murah, sehingga nanti masyarakat dapat membeli listrik dengan harga yang lebih murah.
Energi listrik dari sumber terbarukan seperti angin, sudah lama digunakan oleh negara-negara maju di dunia. Untuk itu Sulsel mengadopsi penggunaan listrik tenaga bayu. "Pantasan saja negara-negara maju seperti Korea dan Jepang menggunakan ini. Di Indonesia, kita Sulsel yang pertama, ini provinsi lain juga akan mencontoh kita," ujarnya.
Proyek ini merupakan investasi dari pihak swasta PT UPC Renewables Indonesia. Selain menggunakan teknologi dari Amerika Serikat, beberapa kompenen buatan anak bangsa. Pekerja proyek juga menggunakan pekerja lokal. Bagi SYL hadirnya investasi dari pihak swasta tidak jadi masalah asalkan bisa memenuhi kebutuhan rakyat Sulsel.
"Yang penting menghasilkan energi listrik. Sementara PLN kan milik bangsa. Dari sini PLN bisa mendapatkan listrik murah. Listrik untuk rakyat, jadi kita tidak kesulitan. Listrik ada maka sektor yang lain juga akan bangkit," bebernya.
Selain pembangkit listrik di Sidrap, Pemprov saat ini fokus untuk pembangkit di wilayah Jenponto dan Selayar yang saat ini dalam tahap pejajakan. Di PLTB Sidrap ini direncanakan pada 29 Oktober akan dilakukan pemasangan pertama kincir angin. Pada 19 Oktober saat launching bertepatan dengan HUT Sulsel dan sudah dapat beroperasi pada Desember 2017.
(wib)