Dilanda Kekeringan, Warga Mandi dan Mencuci di Sungai Kotor
A
A
A
KUNINGAN - Musim kemarau berkepanjangan beberapa bulan terakhir membuat warga Desa Cirukem, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih. Warga terpaksa mandi dan mencuci di sungai yang kotor dan berlumut karena sumur mereka sudah mulai mengering.
“Krisis air bersih yang melanda desa kami sudah berlangsung selama dua bulan. Setiap hari, kami harus mandi dan mencuci di sungai yang kotor ini. Soalnya air sumur di rumah sudah mengering,” kata warga Desa Cirukem, Asih, Rabu (13/9/2017).
Selain itu, warga juga membawa jeriken untuk menampung air sungai. Air itu selanjutnya digunakan untuk kebutuhan memasak di rumah. Sementara untuk kebutuhan air minum, warga harus rela antre di sebuah masjid jika airnya mengalir. Pasokannya pun terbatas sehingga warga masih kekurangan air bersih.
Sejumlah warga mengaku khawatir jika terus menggunakan air sungai yang kotor serta berlumut, akan berdampak pada kesehatan mereka. Selama mandi dengan air sungai di desa mereka, sejumlah warga sudah mengalami gatal-gatal di bagian tangan dan tubuh.
Meski mandi dengan air yang kotor, sungai ini tidak pernah sepi. Bahkan, warga harus berjalan sejauh tiga kilometer lebih untuk sampai ke sana. Warga berharap kepada pemerintah setempat agar memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Kami membutuhkan air bersih, yang paling penting untuk kebutuhan memasak dan minum,” kata Asih.
“Krisis air bersih yang melanda desa kami sudah berlangsung selama dua bulan. Setiap hari, kami harus mandi dan mencuci di sungai yang kotor ini. Soalnya air sumur di rumah sudah mengering,” kata warga Desa Cirukem, Asih, Rabu (13/9/2017).
Selain itu, warga juga membawa jeriken untuk menampung air sungai. Air itu selanjutnya digunakan untuk kebutuhan memasak di rumah. Sementara untuk kebutuhan air minum, warga harus rela antre di sebuah masjid jika airnya mengalir. Pasokannya pun terbatas sehingga warga masih kekurangan air bersih.
Sejumlah warga mengaku khawatir jika terus menggunakan air sungai yang kotor serta berlumut, akan berdampak pada kesehatan mereka. Selama mandi dengan air sungai di desa mereka, sejumlah warga sudah mengalami gatal-gatal di bagian tangan dan tubuh.
Meski mandi dengan air yang kotor, sungai ini tidak pernah sepi. Bahkan, warga harus berjalan sejauh tiga kilometer lebih untuk sampai ke sana. Warga berharap kepada pemerintah setempat agar memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. “Kami membutuhkan air bersih, yang paling penting untuk kebutuhan memasak dan minum,” kata Asih.
(mcm)