Sopir Angkot Bubarkan Kegiatan Hari Pelanggan yang Digelar Go-Jek
A
A
A
SALATIGA - Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) Salatiga membubarkan kegiatan bakti sosial Hari Pelanggan yang digelar manajemen dan mitra kerja Go-Jek di Jalan Kartini, Senin (4/9/2017). Tak hanya itu, sopir angkot juga menyita 15 jaket dan dua helm Go-Jek yang dipakai mitra kerja ojek online itu.
Aksi itu dilakukan karena sopir angkot menilai pihak Go-Jek tidak menghormati keputusan Wali Kota Salatiga Yuliyanto yang telah menutup operasional angkutan online itu. "Kami jengkel terhadap pihak Go-Jek yang tidak memiliki komitmen. Mereka terang-terangan menggunakan atribut dan masih beraktivitas. Itu membuat kami merasa dilecehkan," kata Ketua Induk Paguyuban Angkota Salatiga (IPAS) Agus Siswanto.
Sikap manajemen dan mitra Go-Jek yang menggelar kegiatan dengan mengenakan atribut ojek online tersebut menyulut emosi para sopir angkot. Mereka menganggap manajemen dan mitra kerja Go-Jek tidak tunduk terhadap perintah resmi dari Wali Kota Salatiga.
Akhirnya para sopir angkot melakukan sweeping dan membubarkan kegiatan bakti sosial hari pelanggan yang dilakukan manajemen dan mitra kerja Go-Jek dengan cara membagikan snack kepada masyarakat yang melintas di Jalan Kartini. Setelah membubarkan kegiatan tersebut, para kru angkot mendatangi kantor Go-Jek di Jalan Moch Yamin untuk meminta penjelasan.
"Kami minta penjelasan atas keberanian mereka mengenakan atribut Go-Jek. Padahal setahu kami, Go-Jek belum mendapatkan izin untuk operasional dan Pemkot Salatiga secara resmi telah melarang Go-Jek beroperasional," tandasnya.
Selain mendatangi kantor Go-Jek, sopir angkot juga melaporkan kejadian tersebut kepada Satpol PP. Kepala Satpol PP Kusumo Aji bersama anggotanya dan petugas kepolisian langsung mendatangi Kantor Go-Jek. "Kami datang untuk memberikan arahan kepada pengelola, termasuk juga beberapa mitra Go-Jek. Kami minta untuk menghormati keputusan bersama yang telah dikeluarkan Pemkot Salatiga," ujar Kusumo Aji.
Dalam kesempatan tersebut, Kusumo Aji kembali meminta pihak Go-Jek untuk tidak beroperasional sebelum memperoleh izin. "Ini kami lakukan agar tidak timbul suatu permasalahan maupun gejolak dalam kehidupan masyarakat Salatiga," pungkasnya.
Sementara itu, Supervisor Gojek Salatiga Wisnu Ardianto meminta maaf atas permasalahan yang terjadi di kawasan Jalan Kartini maupun Jalan Moch Yamin Kota Salatiga. Menurutnya, permasalahan itu muncul karena ada kesalahpahaman. "Kami menggelar aksi membagi sekitar 50 snack kepada masyarakat untuk memeriahkan Hari Pelanggan Nasional yang juga dilaksanakan serentak di 50 kota di Indonesia. Tidak ada kegiatan lain selain itu," ucapnya.
Menurut dia, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada masyarakat, khususnya para pelanggan Go-Jek yang selama ini telah percaya memilih ataupun menggunakan jasa transportasi online tersebut. "Kegiatan yang kami lakukan tidak lebih dari 1 jam. Tapi ada beberapa mitra yang memberanikan diri mengenakan atribut Go-Jek. Ini yang memancing emosi sopir angkot. Atas kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi internal," ujarnya.
Aksi itu dilakukan karena sopir angkot menilai pihak Go-Jek tidak menghormati keputusan Wali Kota Salatiga Yuliyanto yang telah menutup operasional angkutan online itu. "Kami jengkel terhadap pihak Go-Jek yang tidak memiliki komitmen. Mereka terang-terangan menggunakan atribut dan masih beraktivitas. Itu membuat kami merasa dilecehkan," kata Ketua Induk Paguyuban Angkota Salatiga (IPAS) Agus Siswanto.
Sikap manajemen dan mitra Go-Jek yang menggelar kegiatan dengan mengenakan atribut ojek online tersebut menyulut emosi para sopir angkot. Mereka menganggap manajemen dan mitra kerja Go-Jek tidak tunduk terhadap perintah resmi dari Wali Kota Salatiga.
Akhirnya para sopir angkot melakukan sweeping dan membubarkan kegiatan bakti sosial hari pelanggan yang dilakukan manajemen dan mitra kerja Go-Jek dengan cara membagikan snack kepada masyarakat yang melintas di Jalan Kartini. Setelah membubarkan kegiatan tersebut, para kru angkot mendatangi kantor Go-Jek di Jalan Moch Yamin untuk meminta penjelasan.
"Kami minta penjelasan atas keberanian mereka mengenakan atribut Go-Jek. Padahal setahu kami, Go-Jek belum mendapatkan izin untuk operasional dan Pemkot Salatiga secara resmi telah melarang Go-Jek beroperasional," tandasnya.
Selain mendatangi kantor Go-Jek, sopir angkot juga melaporkan kejadian tersebut kepada Satpol PP. Kepala Satpol PP Kusumo Aji bersama anggotanya dan petugas kepolisian langsung mendatangi Kantor Go-Jek. "Kami datang untuk memberikan arahan kepada pengelola, termasuk juga beberapa mitra Go-Jek. Kami minta untuk menghormati keputusan bersama yang telah dikeluarkan Pemkot Salatiga," ujar Kusumo Aji.
Dalam kesempatan tersebut, Kusumo Aji kembali meminta pihak Go-Jek untuk tidak beroperasional sebelum memperoleh izin. "Ini kami lakukan agar tidak timbul suatu permasalahan maupun gejolak dalam kehidupan masyarakat Salatiga," pungkasnya.
Sementara itu, Supervisor Gojek Salatiga Wisnu Ardianto meminta maaf atas permasalahan yang terjadi di kawasan Jalan Kartini maupun Jalan Moch Yamin Kota Salatiga. Menurutnya, permasalahan itu muncul karena ada kesalahpahaman. "Kami menggelar aksi membagi sekitar 50 snack kepada masyarakat untuk memeriahkan Hari Pelanggan Nasional yang juga dilaksanakan serentak di 50 kota di Indonesia. Tidak ada kegiatan lain selain itu," ucapnya.
Menurut dia, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada masyarakat, khususnya para pelanggan Go-Jek yang selama ini telah percaya memilih ataupun menggunakan jasa transportasi online tersebut. "Kegiatan yang kami lakukan tidak lebih dari 1 jam. Tapi ada beberapa mitra yang memberanikan diri mengenakan atribut Go-Jek. Ini yang memancing emosi sopir angkot. Atas kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi internal," ujarnya.
(mcm)