Dua Ekor Wallaby di TMSBK Bukittinggi Mati Diserang Anjing Liar
A
A
A
BUKITTINGGI - Dua ekor kanguru tanah atau wallaby yang ada di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mati setelah diserang anjing liar. Kematian satwa dilindungi hasil pertukaran satwa TMSBK dengan Bali Zoo ini baru diketahui Minggu (27/8/2017) siang, setelah pengunjung melihat kandang wallaby kosong melompong.
Informasi yang dihimpun MNC Media dari beberapa petugas sekuriti TMSBK menyebutkan, saat kejadian malam beberapa hari lalu, petugas mendengar suara anjing ribut seperti berkelahi di sekitar kandang wallaby. Begitu didekati, ternyata tiga hingga empat ekor anjing liar sedang berada di dalam kandang wallaby.
Petugas langsung mengusir anjing yang tidak diketahui kapan masuknya itu dari kandang wallaby. Sementara, satu ekor anak wallaby yang ada di dalam kandang terlihat mengalami pendarahan serius, mati dengan sejumlah luka gigitan di leher, kaki, dan perut.
Keesokan harinya, diduga akibat stress dengan kejadian sebelumnya, satu ekor wallaby dari dua ekor yang tersisa kembali ditemukan mati di dalam kandangnya.
Ikbal Bahal, pengelola TMSBK dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Bukittinggi, meski membenarkan kematian satwa ini namun tidak bersedia memberikan keterangan kepada media, dengan alasan kematian wallaby belum dilaporkan ke wali kota Bukittinggi.
Menurut Ikbal, sebelum melaporkan ke wali kota, pihaknya akan memintai keterangan dan pertanggungjawaban sekuriti. Kematian satwa kali ini diduga akibat dari kelalaian sekuriti, sehingga anjing liar bisa lolos dan masuk ke kawasan kebun binatang.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan, tiga ekor wallaby atau kanguru tanah ini menjadi koleksi TMSBK sejak awal April 2017, setelah mengadakan program pertukaran satwa dengan Bali Zoo.
"Pertukaran satwa itu kita dapat sembilan binatang yaitu tiga ekor singa afrika satu jantan dua betina, tiga ekor wallaby satu jantan dua betina, tambah burung bayan tiga ekor, berarti semua sembilan ekor. Kita ganti dengan satu pasang harimau sumatera," kata dia.
Dengan kematian dua ekor wallaby ini, pihak TMSBK langsung mengamankan satu ekor wallaby yang tersisa dengan memasukkannya ke kandang karantina.
Informasi yang dihimpun MNC Media dari beberapa petugas sekuriti TMSBK menyebutkan, saat kejadian malam beberapa hari lalu, petugas mendengar suara anjing ribut seperti berkelahi di sekitar kandang wallaby. Begitu didekati, ternyata tiga hingga empat ekor anjing liar sedang berada di dalam kandang wallaby.
Petugas langsung mengusir anjing yang tidak diketahui kapan masuknya itu dari kandang wallaby. Sementara, satu ekor anak wallaby yang ada di dalam kandang terlihat mengalami pendarahan serius, mati dengan sejumlah luka gigitan di leher, kaki, dan perut.
Keesokan harinya, diduga akibat stress dengan kejadian sebelumnya, satu ekor wallaby dari dua ekor yang tersisa kembali ditemukan mati di dalam kandangnya.
Ikbal Bahal, pengelola TMSBK dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Bukittinggi, meski membenarkan kematian satwa ini namun tidak bersedia memberikan keterangan kepada media, dengan alasan kematian wallaby belum dilaporkan ke wali kota Bukittinggi.
Menurut Ikbal, sebelum melaporkan ke wali kota, pihaknya akan memintai keterangan dan pertanggungjawaban sekuriti. Kematian satwa kali ini diduga akibat dari kelalaian sekuriti, sehingga anjing liar bisa lolos dan masuk ke kawasan kebun binatang.
Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengatakan, tiga ekor wallaby atau kanguru tanah ini menjadi koleksi TMSBK sejak awal April 2017, setelah mengadakan program pertukaran satwa dengan Bali Zoo.
"Pertukaran satwa itu kita dapat sembilan binatang yaitu tiga ekor singa afrika satu jantan dua betina, tiga ekor wallaby satu jantan dua betina, tambah burung bayan tiga ekor, berarti semua sembilan ekor. Kita ganti dengan satu pasang harimau sumatera," kata dia.
Dengan kematian dua ekor wallaby ini, pihak TMSBK langsung mengamankan satu ekor wallaby yang tersisa dengan memasukkannya ke kandang karantina.
(zik)