Bersandal Jepit, Napi Lapas Pangkalan Bun Tetap Khidmat Ikut Upacara HUT RI
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Meski hanya mengenakan kaus bertuliskan warga binaan (WB) dan bersandal jepit, ratusan tahanan dan narapidana di Lapas Klas 2B Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) mengikuti upacara bendera 17 Agustus secara khidmat di dalam lapas, Kamis (17/8/2017) pukul 07.30 WIB.
"Warga binaan yang mengikuti upacara bendera ada 250 orang. Meski dengan baju narapidana dan bersandal jepit, mereka harus tetap khidmat melaksanakan upacara 17 agustusan," ujar Kalapas Klas 2B Pangkalan Bun Arief Gunawan kepada MNC Media.
Pria yang mengenakan baju tokoh dayak, Panglima Burung ini mengatakan, pada 17 Agustus 2017 ada sebanyak 233 narapidana yang mendapat remisi 1-4 bulan. "Dan, sebanyak 19 narapidana bisa langsung bebas."
Sementara itu, seorang narapidana kasus KDRT, Wisnu mengatakan, upacara 17 Agustus ini dilaksanakan untuk menghormati para pejuang bangsa yang dahulu merebut kemerdekaan.
"Kami meski hidup di dalam penjara tapi harus ikut menggelar upacara bendera. Meski secara pribadi kita tidak merdeka karena harus mendekam di dalam penjara, namun semangat nasionalisme harus tetap membara di hati para narapidana."
"Warga binaan yang mengikuti upacara bendera ada 250 orang. Meski dengan baju narapidana dan bersandal jepit, mereka harus tetap khidmat melaksanakan upacara 17 agustusan," ujar Kalapas Klas 2B Pangkalan Bun Arief Gunawan kepada MNC Media.
Pria yang mengenakan baju tokoh dayak, Panglima Burung ini mengatakan, pada 17 Agustus 2017 ada sebanyak 233 narapidana yang mendapat remisi 1-4 bulan. "Dan, sebanyak 19 narapidana bisa langsung bebas."
Sementara itu, seorang narapidana kasus KDRT, Wisnu mengatakan, upacara 17 Agustus ini dilaksanakan untuk menghormati para pejuang bangsa yang dahulu merebut kemerdekaan.
"Kami meski hidup di dalam penjara tapi harus ikut menggelar upacara bendera. Meski secara pribadi kita tidak merdeka karena harus mendekam di dalam penjara, namun semangat nasionalisme harus tetap membara di hati para narapidana."
(zik)