HUT Ke-67 Jateng, Ribuan PNS Berpakaian Tradisional Jawa
A
A
A
SEMARANG - Ribuan pegawai negeri sipil (PNS) dengan berpakaian beskap atau busana tradisional Jawa bersama santri, pelajar, TNI-Polri, dan organisasi masyarakat mengikuti upacara peringatan Hari Jadi ke-67 Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang, Jateng, Selasa (15/8/2017).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bertindak sebagai inspektur upacara peringatan 67 tahun Jateng yang mengusung tema Kerja Bersama Wujudkan Jateng Responsif, Kolaboratif, Inovatif, dan Kreatif. Dalam upacara tersebut juga dilangsungkan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Anti Radikalisme dan Terorisme. Tampak dalam deklarasi tersebut Kapolda Irjen Pol Condro Kirono, Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Muhamad Sabrar Fadhilah, dan sejumlah pejabat Muspida Jateng dan tokoh lintas agama.
Menurut Gubernur, deklarasi tersebut merupakan bukti bahwa Jateng berada pada garda terdepan perlawanan terhadap radikalisme dan terorisme. “Kita tunjukkan nasionalisme Jawa Tengah sejati untuk Ibu Pertiwi. Jangan hanya lantang bersuara dan jangan hanya membubuhkan tanda tangan semata. Ada tanggung jawab sejarah di pundak kita bersama untuk melawan radilkalisme dan terorisme lewat karya dan aksi nyata,” tegas Ganjar.
Di sisi lain, mantan anggota DPR itu juga mengajak seluruh jajarannya melakukan introspeksi apakah pelayanan masing-masing kepada masyarakat sudah baik atau belum dan apakah komplain masyarakat sudah bisa ditangani dengan baik atau tidak. “Kalau itu tidak atau belum baik, maka kita harus segera tobat, segera kita perbaiki, itu yang perlu. Meskipun sisi lain tentu kita bangga reformasi birokrasi berjalan baik, integritas mulai berjalan baik, kemiskinan masih tinggi sehingga (penanganannya) mesti dikeroyok,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat Jateng saat ini butuh pemerintahan yang responsif dan cepat dalam merespons apa yang menjadi persoalan di tengah masyarakat. “Di usia 67 tahun ini mari kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa Jateng makin dekat, makin mau, dan makin mampu melayani masyarakat,” pungkas Ganjar.
Dia menambahakn, Jateng sebagai rumah besar harus dijaga dengan sebaik-baiknya. “Inilah ladang pengabdian yang harus kita kelola untuk kemakmuran bersama. Sebagai warga Jawa Tengah, siapapun kita dan di mana pun berada harus dapat ikut olah lan obah untuk membangun rumah besar kita ini,” imbuh dia.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bertindak sebagai inspektur upacara peringatan 67 tahun Jateng yang mengusung tema Kerja Bersama Wujudkan Jateng Responsif, Kolaboratif, Inovatif, dan Kreatif. Dalam upacara tersebut juga dilangsungkan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Anti Radikalisme dan Terorisme. Tampak dalam deklarasi tersebut Kapolda Irjen Pol Condro Kirono, Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Muhamad Sabrar Fadhilah, dan sejumlah pejabat Muspida Jateng dan tokoh lintas agama.
Menurut Gubernur, deklarasi tersebut merupakan bukti bahwa Jateng berada pada garda terdepan perlawanan terhadap radikalisme dan terorisme. “Kita tunjukkan nasionalisme Jawa Tengah sejati untuk Ibu Pertiwi. Jangan hanya lantang bersuara dan jangan hanya membubuhkan tanda tangan semata. Ada tanggung jawab sejarah di pundak kita bersama untuk melawan radilkalisme dan terorisme lewat karya dan aksi nyata,” tegas Ganjar.
Di sisi lain, mantan anggota DPR itu juga mengajak seluruh jajarannya melakukan introspeksi apakah pelayanan masing-masing kepada masyarakat sudah baik atau belum dan apakah komplain masyarakat sudah bisa ditangani dengan baik atau tidak. “Kalau itu tidak atau belum baik, maka kita harus segera tobat, segera kita perbaiki, itu yang perlu. Meskipun sisi lain tentu kita bangga reformasi birokrasi berjalan baik, integritas mulai berjalan baik, kemiskinan masih tinggi sehingga (penanganannya) mesti dikeroyok,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat Jateng saat ini butuh pemerintahan yang responsif dan cepat dalam merespons apa yang menjadi persoalan di tengah masyarakat. “Di usia 67 tahun ini mari kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa Jateng makin dekat, makin mau, dan makin mampu melayani masyarakat,” pungkas Ganjar.
Dia menambahakn, Jateng sebagai rumah besar harus dijaga dengan sebaik-baiknya. “Inilah ladang pengabdian yang harus kita kelola untuk kemakmuran bersama. Sebagai warga Jawa Tengah, siapapun kita dan di mana pun berada harus dapat ikut olah lan obah untuk membangun rumah besar kita ini,” imbuh dia.
(mcm)