Ingin Dikunjungi Menteri Agama, Siswi Ini Ceritakan soal Toleransi di Papua
A
A
A
YOGYAKARTA - Jika Anda mulai khawatir dengan kehidupan umat beragama di Papua, sebaiknya Anda segera meninggalkan khawatiran itu. Pasalnya budaya toleransi di Papua sudah dibangun dari sejak di bangku madrasah.
Hal itu diungkapkan Nuzulul Aulia, salah seorang peserta lomba pidato bahasa Inggris dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digelar di Yogyakarta, 7-12 Agustus 2017 tersebut.
Nuzul yang juga merupakan siswi di Madrasah Aliyah Negeri, Kabupaten Karo Jayapura, Papua tersebut menuturkan bahwa kehidupan toleransi sudah terjalin begitu erat dan kuat di sekolah, tempat dia menimba ilmu.
Dia mengakui bahwa siswa di madrasahnya terdiri dari penganut agama yang beda-beda agama, termasuk juga berbeda suku. Tetapi perbedaan itu tidak membuat satu sama lain saling menyakiti, tetapi tetap saling menghormati dan menghargai.
"Meskipun di sekolah di sana kami minoritas, di sana ada yang Nasrani, ada Islam, tapi itu tidak mematahkan semangat kami bersekolah di sana, karena toleransi yang terdapat di sekolah cukup tinggi," kata Nuzulul di sela-sela Kompetisi KSM di Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Kamis (10/8/2017).
"Kami saling menghargai agama yang satu dengan lainnya, adat dan suku yang satu dengan lainnya," timpalnya.
Atas kondisi itu, dia pun berharap bahwa suatu saat Menteri Agama Republik Indonesia bisa mengunjungi madrasah di Papua, termasuk Madrasah Aliyah Kabupaten Karo. Dia juga berharap Menteri Agama bisa semakin memerhatikan madrasah di Papua.
"Pesan dan harapan kepada Pak Menteri, saya berharap supaya Pak Menteri bisa memerhatikan daerah-daerah kami, madrasah kami di Papua supaya bisa menjadi motivasi tersendiri bagi siswa-siswi di sana. Apalagi madrasah kami baru tahun ini jadi negeri," tuturnya.
Nuzul juga berharap bahwa Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan KSM nantinya bisa diselenggarakan di Bumi Cendrawasih tersebut. Sebab acara tersebut kata dia memiliki makna yang cukup besar, termasuk dalam memajukan Papua.
Dia pun yakin bahwa Papua bisa berdiri sejajar bahkan lebih baik dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia.
"Setelah mengikuti, even ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Saya ingin belajar lebih giat lagi dan berusaha menunjukkan bahwa Papua tidak kalah baik dibanding provinsi yang lain," ujarnya semangat.
"Saya bangga bisa mewakili Provinsi Papua dalam even ini. Saya berusaha menunjukkan kepada Indonesia bahwa Papua tidak tertinggal, dan suatu saat akan menjadi provinsi yang membanggakan bagi Tanah Air," tegasnya.
Hal itu diungkapkan Nuzulul Aulia, salah seorang peserta lomba pidato bahasa Inggris dalam ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang digelar di Yogyakarta, 7-12 Agustus 2017 tersebut.
Nuzul yang juga merupakan siswi di Madrasah Aliyah Negeri, Kabupaten Karo Jayapura, Papua tersebut menuturkan bahwa kehidupan toleransi sudah terjalin begitu erat dan kuat di sekolah, tempat dia menimba ilmu.
Dia mengakui bahwa siswa di madrasahnya terdiri dari penganut agama yang beda-beda agama, termasuk juga berbeda suku. Tetapi perbedaan itu tidak membuat satu sama lain saling menyakiti, tetapi tetap saling menghormati dan menghargai.
"Meskipun di sekolah di sana kami minoritas, di sana ada yang Nasrani, ada Islam, tapi itu tidak mematahkan semangat kami bersekolah di sana, karena toleransi yang terdapat di sekolah cukup tinggi," kata Nuzulul di sela-sela Kompetisi KSM di Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Kamis (10/8/2017).
"Kami saling menghargai agama yang satu dengan lainnya, adat dan suku yang satu dengan lainnya," timpalnya.
Atas kondisi itu, dia pun berharap bahwa suatu saat Menteri Agama Republik Indonesia bisa mengunjungi madrasah di Papua, termasuk Madrasah Aliyah Kabupaten Karo. Dia juga berharap Menteri Agama bisa semakin memerhatikan madrasah di Papua.
"Pesan dan harapan kepada Pak Menteri, saya berharap supaya Pak Menteri bisa memerhatikan daerah-daerah kami, madrasah kami di Papua supaya bisa menjadi motivasi tersendiri bagi siswa-siswi di sana. Apalagi madrasah kami baru tahun ini jadi negeri," tuturnya.
Nuzul juga berharap bahwa Ajang Kreativitas Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) dan KSM nantinya bisa diselenggarakan di Bumi Cendrawasih tersebut. Sebab acara tersebut kata dia memiliki makna yang cukup besar, termasuk dalam memajukan Papua.
Dia pun yakin bahwa Papua bisa berdiri sejajar bahkan lebih baik dibanding provinsi-provinsi lain di Indonesia.
"Setelah mengikuti, even ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya. Saya ingin belajar lebih giat lagi dan berusaha menunjukkan bahwa Papua tidak kalah baik dibanding provinsi yang lain," ujarnya semangat.
"Saya bangga bisa mewakili Provinsi Papua dalam even ini. Saya berusaha menunjukkan kepada Indonesia bahwa Papua tidak tertinggal, dan suatu saat akan menjadi provinsi yang membanggakan bagi Tanah Air," tegasnya.
(sms)