Duh, Sepi Peminat 16.469 Kursi SMK di Jabar Kosong
A
A
A
BANDUNG - Tingginya minat siswa menempuh pendidikan di SMA berbanding terbalik dengan minat siswa masuk ke SMK. Buktinya, dari 111.984 kuota yang tersedia di SMK negeri, 16.469 kursi masih kosong.
Pada PPDB SMK kemarin, pendaftar jalur akademik tergolong tinggi yaitu mencapai 91.612 orang. Sayangnya, mayoritas pendaftar memilih SMK favorit. Akibatnya siswa yang diterima hanya 68.505 orang dari kuota 84.974 kursi.
"Memang ada kuota SMK yang belum terisi, karena ada beberapa SMK yang difavoritkan masyarakat," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Ahmad Hadadi, Rabu (12/7/2017).
Di sisi lain, terdapat SMK yang fokus pada potensi peminatan seperti keahlian pertanian, peminatnya sangat kecil. Mereka bahkah kekurangan siswa untuk satu rombongan belajar yang mestinya 36 siswa per kelas.
Sejumlah siswa identik memilih kompetensi keahlian yang dinilai potensial seperti otomotif. Tercatat hanya 130 kompetensi keahlian yang diminati calon siswa. Padahal, dari 279 SMK negeri di Jawa Barat, terdapa 1.374 kompetensi keahlian.
Melihat kondisi tersebut, Disdik Jabar akan mempersilahkan masing-masing sekolah untuk memenuhi kekurangan kuota. Mereka dipersilahkan membuka pendaftaran secara offline atau melakukan jemput bola kepada calon siswa.
"Intinya anak-anak harus sekolah. Sehingga kami beri kewenangan kepada sekolah yang peminatnya rendah, silahkan diisi. Promosi juga boleh. Bahkan kalau perlu jemput. Anak itu dari mana, sekolahkan," pungkasnya.
Pada PPDB SMK kemarin, pendaftar jalur akademik tergolong tinggi yaitu mencapai 91.612 orang. Sayangnya, mayoritas pendaftar memilih SMK favorit. Akibatnya siswa yang diterima hanya 68.505 orang dari kuota 84.974 kursi.
"Memang ada kuota SMK yang belum terisi, karena ada beberapa SMK yang difavoritkan masyarakat," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Ahmad Hadadi, Rabu (12/7/2017).
Di sisi lain, terdapat SMK yang fokus pada potensi peminatan seperti keahlian pertanian, peminatnya sangat kecil. Mereka bahkah kekurangan siswa untuk satu rombongan belajar yang mestinya 36 siswa per kelas.
Sejumlah siswa identik memilih kompetensi keahlian yang dinilai potensial seperti otomotif. Tercatat hanya 130 kompetensi keahlian yang diminati calon siswa. Padahal, dari 279 SMK negeri di Jawa Barat, terdapa 1.374 kompetensi keahlian.
Melihat kondisi tersebut, Disdik Jabar akan mempersilahkan masing-masing sekolah untuk memenuhi kekurangan kuota. Mereka dipersilahkan membuka pendaftaran secara offline atau melakukan jemput bola kepada calon siswa.
"Intinya anak-anak harus sekolah. Sehingga kami beri kewenangan kepada sekolah yang peminatnya rendah, silahkan diisi. Promosi juga boleh. Bahkan kalau perlu jemput. Anak itu dari mana, sekolahkan," pungkasnya.
(nag)