Polisi Amankan CCTV Kantor ORI DIY
A
A
A
YOGYAKARTA - Teror pelemparan batu yang terjadi di Kantor Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY langsung direspons kepolisian. Rekaman CCTV yang ada di kantor tersebut langsung diamankan di Mapolsek Tegalrejo, Yogyakarta.
Penjaga kantor ORI Perwakilan DIY, Slamet mengatakan, dirinya baru saja dimintai keterangan mengenai aksi teror pelemparan batu yang menyebabkan kaca depan kantor tersebut rusak di Polsek Tegalrejo."Tadi saya diperiksa seputar peristiwanya, kamudian rekaman CCTV-nya dibawa ke Mapolsek juga," ujarnya kepada wartawan, Minggu (9/7/2017).
Dia menjelaskan, saat peristiwa teror terjadi dirinya sedang tiduran sambil melihat siaran televisi. Tiba tiba saja dia kaget dengan suara kaca yang pecah. "Kaca pecah saya langsung lari keluar mencari pelaku. Tidak sampai dua menit, tapi saya tidak menemukan tanda-tanda pelaku, sepi. Tidak ada suara orang berlari atau suara sepeda motor dan mobil," katanya.
Setelah tidak menemukan tanda-tanda pelaku dia langsung melihat kondisi kaca yang pecah. "Ada dua batu yang masuk di dalam ruangan dan di luar. Saya langsung telepon Pak Budhi, Ketua ORI."
Ketua ORI DIY Budhi Masturi mengatakan, pihaknya dalam minggu-minggu ini, pihaknya sedang menangani pelanggaran zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Bantul. Belasan sekolah diketahui melakukan pelanggaran zonasi sehingga banyak siswa yang teranulir masuk sekolah karena pelanggaran tersebut.
"Namun kami belum tahu pasti apakah karena penanganan ini kemudian ada yang tidak berkenan atau karena hal lain," ucapnya.
Teror pelemparan batu ini adalah yang pertama kali dialami ORI DIY. "Namun kami tidak peduli dengan teror. Sudah tugas kami dan ini risiko, kami tetap menjalankan tugas kami," pungkas Budhi.
Penjaga kantor ORI Perwakilan DIY, Slamet mengatakan, dirinya baru saja dimintai keterangan mengenai aksi teror pelemparan batu yang menyebabkan kaca depan kantor tersebut rusak di Polsek Tegalrejo."Tadi saya diperiksa seputar peristiwanya, kamudian rekaman CCTV-nya dibawa ke Mapolsek juga," ujarnya kepada wartawan, Minggu (9/7/2017).
Dia menjelaskan, saat peristiwa teror terjadi dirinya sedang tiduran sambil melihat siaran televisi. Tiba tiba saja dia kaget dengan suara kaca yang pecah. "Kaca pecah saya langsung lari keluar mencari pelaku. Tidak sampai dua menit, tapi saya tidak menemukan tanda-tanda pelaku, sepi. Tidak ada suara orang berlari atau suara sepeda motor dan mobil," katanya.
Setelah tidak menemukan tanda-tanda pelaku dia langsung melihat kondisi kaca yang pecah. "Ada dua batu yang masuk di dalam ruangan dan di luar. Saya langsung telepon Pak Budhi, Ketua ORI."
Ketua ORI DIY Budhi Masturi mengatakan, pihaknya dalam minggu-minggu ini, pihaknya sedang menangani pelanggaran zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Bantul. Belasan sekolah diketahui melakukan pelanggaran zonasi sehingga banyak siswa yang teranulir masuk sekolah karena pelanggaran tersebut.
"Namun kami belum tahu pasti apakah karena penanganan ini kemudian ada yang tidak berkenan atau karena hal lain," ucapnya.
Teror pelemparan batu ini adalah yang pertama kali dialami ORI DIY. "Namun kami tidak peduli dengan teror. Sudah tugas kami dan ini risiko, kami tetap menjalankan tugas kami," pungkas Budhi.
(zik)