Festival Layang-layang Bakal Hiasi Langit Pantai Selatan
A
A
A
YOGYAKARTA - Festival Layang-layang Nasional 2017 kembali digelar pada Sabtu dan Minggu, 8-9 Juli 2017 di Yogyakarta. Pantai Parangkusumo, Bantul, menjadi lokasi event bertema 'Merajut Kebersamaan dalam Kebhinekaan' itu. Festival diikuti 45 klub pekarya dan pelayang dalam Perkumpulan Pekarya Layang-layang Indonesia (Perkalin). Dua peserta dari luar Indonesia bakal turut memeriahkan festival ini, yaitu Nitesh Lakum dari Dreamz Kite Club, Gujarat, India, dan Tuk Mid dari Norman Kite Club, Malaysia.
Ketua Umum Perkalin, FX Harry Cahya mengatakan, kegiatan ini merupakan festival tingkat nasional kelima yang diselenggarakan dengan dukungan penuh dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain memperkenalkan layang-layang, event ini juga untuk mendongkrak kunjungan wisata di Yogyakarta. “Dalam festival ini akan dilombakan lima kategori, yakni layangan tradisional, layangan dua dimensi, layangan tiga dimensi, layangan tren naga, serta rokaku challenge,” kata Harry kepada wartawan, Kamis (6/7/2017).
Setiap kategori disediakan trofi dan uang pembinaan masing-masing untuk juara 1, juara 2, juara 3, juara harapan 1 serta harapan 2. Setiap kategori akan dihitung nilai poin juaranya. Bagi klub yang mendapat poin tertinggi akan ditetapkan menjadi juara umum. “Juara umum berhak memboyong Piala Raja dari Sri Sultan Hamengku Buwono X yang merupakan trofi bergilir lambang supremasi pencapaian kreativitas pekarya layang-layang nasional Indonesia,” katanya.
Harry menambahkan, secara khusus pada festival kali ini juga akan dilombakan layang-layang bertema burung garuda. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik dari bentuk, warna, maupun hiasan lain. “Beraneka kreasi layangan dari daerah-daerah ini pada hari festival akan menyatu dalam satu langit, satu udara, satu angkasa, dan satu dirgantara yang sama, yaitu dirgantara Indonesia,” katanya.
Eksebisi spesial untuk layang-layang bernuansa garuda menjadi simbol komitmen untuk terus menumbuhkan rasa kebangsaan dan meneguhkan Pancasila, sebagai pandangan hidup berbangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Eksebisi Museum Layang-layang Indonesia juga bakal menyemarakkan langit pantai selatan dengan berbagai koleksi layangan raksasa berbagai jenis dan warna.
Sesuai tradisi Perkalin, dalam setiap Festival Layang-layang Nasional digelar workshop edukasi pembuatan layang-layang bagi anak-anak untuk setingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD). Peserta workshop berjumlah 150 anak. “Dalam workshop ini akan dijelaskan apa itu layang-layang, bagaimana membuat, dan menerbangkannya. Gambar layang-layang untuk anak-anak pun dibuat sesuai dengan tema, yaitu Garuda Pancasila,” pungkasnya.
Ketua Umum Perkalin, FX Harry Cahya mengatakan, kegiatan ini merupakan festival tingkat nasional kelima yang diselenggarakan dengan dukungan penuh dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain memperkenalkan layang-layang, event ini juga untuk mendongkrak kunjungan wisata di Yogyakarta. “Dalam festival ini akan dilombakan lima kategori, yakni layangan tradisional, layangan dua dimensi, layangan tiga dimensi, layangan tren naga, serta rokaku challenge,” kata Harry kepada wartawan, Kamis (6/7/2017).
Setiap kategori disediakan trofi dan uang pembinaan masing-masing untuk juara 1, juara 2, juara 3, juara harapan 1 serta harapan 2. Setiap kategori akan dihitung nilai poin juaranya. Bagi klub yang mendapat poin tertinggi akan ditetapkan menjadi juara umum. “Juara umum berhak memboyong Piala Raja dari Sri Sultan Hamengku Buwono X yang merupakan trofi bergilir lambang supremasi pencapaian kreativitas pekarya layang-layang nasional Indonesia,” katanya.
Harry menambahkan, secara khusus pada festival kali ini juga akan dilombakan layang-layang bertema burung garuda. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik dari bentuk, warna, maupun hiasan lain. “Beraneka kreasi layangan dari daerah-daerah ini pada hari festival akan menyatu dalam satu langit, satu udara, satu angkasa, dan satu dirgantara yang sama, yaitu dirgantara Indonesia,” katanya.
Eksebisi spesial untuk layang-layang bernuansa garuda menjadi simbol komitmen untuk terus menumbuhkan rasa kebangsaan dan meneguhkan Pancasila, sebagai pandangan hidup berbangsa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Eksebisi Museum Layang-layang Indonesia juga bakal menyemarakkan langit pantai selatan dengan berbagai koleksi layangan raksasa berbagai jenis dan warna.
Sesuai tradisi Perkalin, dalam setiap Festival Layang-layang Nasional digelar workshop edukasi pembuatan layang-layang bagi anak-anak untuk setingkat pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD). Peserta workshop berjumlah 150 anak. “Dalam workshop ini akan dijelaskan apa itu layang-layang, bagaimana membuat, dan menerbangkannya. Gambar layang-layang untuk anak-anak pun dibuat sesuai dengan tema, yaitu Garuda Pancasila,” pungkasnya.
(mcm)