Waduh, Beredar Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram dengan Segel Rusak
A
A
A
PANGANDARAN - Warga Pangandaran diresahkan dengan banyaknya peredaran gas elpiji 3 kilogram yang kondisi segelnya rusak.
Salah satu warga Dusun Karangkamal, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran Isah (67), mengatakan, beberapa kali dirinya membeli tabung gas elpiji 3 kilogram kondisi segelnya dalam keadaan rusak.
"Kami kecewa dengan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang harganya terus berubah, bahkan ditempat kami harganya mencapai Rp24 ribu, setelah itu langka pula," kata Isah.
Isah juga menyesalkan banyak peredaran gas elpiji 3 kilogram yang diduga takarannya tidak sesuai, hal itu dia perkirakan karena baru saja beberapa hari digunakan sudah habis.
"Aktivitas penggunaan saya memasak menggunakan gas waktu dulu dengan sekarang sama, tapi kok sekarang cepat habis," tambahnya.
Isah menduga gas elpiji 3 kilogram yang beredar saat ini tidak sesuai dengan takaran.
"Kadang saya bertanya-tanya, apakah segel gas elpiji 3 kilogram yang rusak itu akibat dari ulah oknum yang nakal yang sudah mencuri gas atau rusak diperjalanan saat pengiriman dari agen ke pangkalan," paparnya.
Isah berharap, sebagai konsumen dirinya tidak mau dirugikan denga banyaknya persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang semakin tidak terkendali.
Ditempat terpisah Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Iwan M Ridwan berang dengan munculnya persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang semakin menyisakan persoalan.
"Jika masyarakat ada yang dirugikan dengan peredaran gas elpiji 3 kilogram segera melapor ke pemerintah setempat," kata Iwan.
Iwan menegaskan, jika dugaan-dugaan yang selama ini terjadi di masyarakat benar adanya, dirinya mendorong untuk menempuh jalur hukum.
"Terus terang saya jengkel dengan persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang selalu bermasalah, kasihan dong masyarakat jadi korban," tegasnya.
Iwan mengaku, dirinya siap mengawal dan mendampingi masyarakat jika ada kasus persoalan tabung gas elpiji 3 kilogram yang naik ke ranah hukum.
Salah satu warga Dusun Karangkamal, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran Isah (67), mengatakan, beberapa kali dirinya membeli tabung gas elpiji 3 kilogram kondisi segelnya dalam keadaan rusak.
"Kami kecewa dengan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang harganya terus berubah, bahkan ditempat kami harganya mencapai Rp24 ribu, setelah itu langka pula," kata Isah.
Isah juga menyesalkan banyak peredaran gas elpiji 3 kilogram yang diduga takarannya tidak sesuai, hal itu dia perkirakan karena baru saja beberapa hari digunakan sudah habis.
"Aktivitas penggunaan saya memasak menggunakan gas waktu dulu dengan sekarang sama, tapi kok sekarang cepat habis," tambahnya.
Isah menduga gas elpiji 3 kilogram yang beredar saat ini tidak sesuai dengan takaran.
"Kadang saya bertanya-tanya, apakah segel gas elpiji 3 kilogram yang rusak itu akibat dari ulah oknum yang nakal yang sudah mencuri gas atau rusak diperjalanan saat pengiriman dari agen ke pangkalan," paparnya.
Isah berharap, sebagai konsumen dirinya tidak mau dirugikan denga banyaknya persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang semakin tidak terkendali.
Ditempat terpisah Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Iwan M Ridwan berang dengan munculnya persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang semakin menyisakan persoalan.
"Jika masyarakat ada yang dirugikan dengan peredaran gas elpiji 3 kilogram segera melapor ke pemerintah setempat," kata Iwan.
Iwan menegaskan, jika dugaan-dugaan yang selama ini terjadi di masyarakat benar adanya, dirinya mendorong untuk menempuh jalur hukum.
"Terus terang saya jengkel dengan persoalan peredaran gas elpiji 3 kilogram yang selalu bermasalah, kasihan dong masyarakat jadi korban," tegasnya.
Iwan mengaku, dirinya siap mengawal dan mendampingi masyarakat jika ada kasus persoalan tabung gas elpiji 3 kilogram yang naik ke ranah hukum.
(nag)