Oknum TNI AU Diduga Aniaya Pembalap Muda Grastrack Nasional

Jum'at, 02 Juni 2017 - 14:01 WIB
Oknum TNI AU Diduga...
Oknum TNI AU Diduga Aniaya Pembalap Muda Grastrack Nasional
A A A
KOTAWARINGIN BARAT - Seorang pembalap muda grastrack nasional, Giancarlo Fiesta (18) dianiaya oknum perwira menengah (Pamen) TNI AU hingga masuk parit. Oknum TNI AU berpangkat Mayor berinisial FTR juga menghajar sang ayah, Freddy (52), Ketua Korwil IMI Kotawaringin Barat.

Freddy menuturkan, penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu 31 Mei 2017 sekitar pukul 18.30 WIB di Jalan Pasir Panjang, tepatnya di depan SMPN 7 Pangkalan Bun. Saat itu Freddy yang mengendarai mobil hendak pulang bersama anak dan temannya yang habis berlatih grastrack di Pangkalan Lada.

“Saat sampai di Jalan Iskandar sekitar Kompi Antang ada Honda Jazz warna merah di depan mobil kita. Awalnya tidak ada masalah, namun saat hendak didahului Honda Jazz tersebut tidak memberi jalan," ujar Freddy di rumahnya, Jumat (2/6/2017).

Awalnya Freddy tak tahu jika di dalam mobil itu merupakan anggota TNI AU. Sampai di Bundaran Pancasila saat belok ke kiri dan Freddy coba ambil kanan untuk menyalip, tapi dihalangi lagi.

“Justru tepat di bundaran, mobil saya langsung dihadang. Teman saya di dalam mobil bilang itu anggota bang sudahlah jangan ditanggapi. Kemudian saya terus saja menuju ke rumah," katanya.

Ternyata saat perjalanan pulang itu, oknum TNI AU terus mengikuti mobil Freddy. Tepat di depan SMPN 7, Freddy berhenti untuk menurunkan temannya .

"Pas saya turun dari mobil untuk mengantar teman pulang, mobil Jazz itu juga ikut berhenti dan dua orang berambut cepak sambil memegang handy talky langsung menghampiri saya dan memaki-maki," ujarnya.

Tak lama kemudian terjadi aksi saling dorong dan ketika Freddy akan dipukul oknum TNI AU tersebut, sang anak Giancarlo mencoba melerai. "Justru anak saya dipukul mukanya hingga terjerembap ke parit, baru setelah itu saya dipukul pipi kiri hingga sempat gelap pengelihatan," tambah Freddy.

Setelah kejadian, Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Pnb Ucok Enrico Hutadjulu tiba di lokasi dan memerintahkan anak buahnya kembali ke markas. "Saat itu komandannya sendiri yang sempat membantu saya berdiri, tapi karena gelap saya tidak tahu kalau itu Danlanud," kata Freddy.

Selanjutnya Freddy bersama Giancarlo langsung menuju Polsek Arut Selatan untuk melaporkan peristiwa penganiayaan tersebut. Dia kemudian menuju POM AU untuk melaporkan kasus penganiayaan tersebut. “Saat di POM AU, bukannya laporan saya diterima, saya malah disudutkan seolah-olah saya yang salah. Akhirnya saya tidak jadi melapor," tandasnya.

Freddy menambahkan, di luar kantor POM AU justru oknum TNI AU Mayor FTR mengintimidasi dan mengancam keluarganya yang menunggu di luar. "Kata Bambang adik ipar saya yang menunggu di luar, Mayor FTR ini bilang kalau kalian lapor akan saya habisi keluarga kalian," ujar Freddy menirukan ancaman oknum TNI AU tersebut.

Saat dikonfirmasi, Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Pnb Ucok Enrico Hutadjulu mengatakan, segera melakukan mediasi terkait persoalan tersebut. Dia mengaku anak buahnya itu akan diberi sanksi sesuai kesalahannya. "Ini coba saya mediasi, oknum tersebut juga pasti kita tindak. Nanti kita gelar konferensi pers," ujarnya melalui sambungan telepon.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3326 seconds (0.1#10.140)