Ziarah Kubro Ciri Palembang Sebagai Kota Ulama
A
A
A
PALEMBANG - Ribuan masyarakat muslim, ulama dan ustaz mengikuti ziarah kubro, Minggu (21/5/2017). Puncak ziarah yang menjadi penutup rangkaian ziarah para auliyah di Palembang ini, makin mencirikan kota Palembang sebagai kota para ulama.
Hal ini disampaikan Wali Kota Palembang, Harnojoyo saat menghadiri puncak ziarah kubro di kawasan pemakaman Kambang Koci, kemarin. Dikatakan ia, kota Palembang memiliki sejarah keislaman yang sangat kental. Buktinya, banyak makam para ulama, auliyah di Palembang yang setiap tahunnnya didatangi dan didoakan oleh masyarakat islam,
“Pemerintah sangat mendukung kegiatan ziarah ini. Kegiatan ini sudah berlangsung rutin tiap tahun dan terus menjadi perhatian bagi masyarakat, ulama dan imam besar islam di dunia,” ujarnya.
Sehingga, kata dia, kegiatan ziarah inipun makin mencirikan jika kota Palembang merupakan kota para ulama. Kegiatan selama tiga hari berturut-turut dengan mendatangi dan mendoakan Kompleks permakaman menjadi bagian budaya masyarakat islam,”Tepat kiranya mengungkapkan jika Palembang merupakan kota 1.000 wali dalam bingkai NKRI,” kata Harnojoyo.
Sementara itu, ziarah kubro mastarakat Palembang Darusallam yang dimulai setelah Subuh berjamaah itu berkumpul di perkampungan Alawiyin, Sungai Bayas. Pagi hari, para penziarah yang juga berasal dari luar negeri memulai arak-arakan ziarah ke kawasan makam Al Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abu Bakar.
Dengan iringan-iringan musik maramis, dan kesenian gembus, masyarakat peserta ziarah mendoakan keluarga besar auliyah Al Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abu Bakar, diantaranya Pangeran Syarif Ali, yang merupalan iparnya. Kedua auliyah ini dikenal menyebarkan islam hingga kepelosok terpencil di pesisir sungai Musi, mulai dari daerah Pegayut, Pemulutan, Muara Batun, Lingkis, Ulak Temago, hingga Suko Darmo.
Di makam Al Habib itu, penziarah melakukan salam ziarah, ziarah Muktasor serta doa dan qasidah Shofat Li. Setelah selesai, para jemaah dengan umbul-umbul kalimat tauhid, menuju kawasan Kawah Tengkurep, Kelurahan 3 Ilir Boom.
Di makam yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I itu, dimakamkan banyak imam Kubur, yakni para penasehat agama kesultanan Palembang. Makam para imam Kubur, juga berdampingan dengan makam Sultan Mahmud Badaruddin I. Para imam kubur yang dimakamkan diantaranyaAl Arif Billah Al Habib Abdullah bin Idrus Al Idrus, Al Arif Billah Al Habib Abdurarahman bin Husin Al Idrus. Al Arif Billan Al Habib Muhammad bin Ali Al Haddad, atau dikenal Datuk Murni juga dimakamkan berdampingan dengan Sultan Mahmud Badarauddin I, termasuk imam kubur lainnya.
“Dahulunya, ziarah kubro ini merupakan kelompok kecil. Namun lambat laun bertambah dan menjadi kelompok besar, lalu diinsiasikanlah ziarah kubro,“ ujar salah satu panitia pelaksana, Habib Mahdi, Minggu (21/5/2017).
Sekitar pukul 11.00 WIB, barulah umat muslim laki-laki dari berbagai lintas usia ini, menuju pusat pemakaman di Kambang Koci. Meski terletak di halaman parkir pelabuhan peti kemas milik Pelido II, kawasan makam ini mampu menampung ribuan umat islam berziarah.
Di sini, selain berdoa, juga hadir ceramah dari Imam besar yang berasal dari Madinah. Di halaman pemakaman juga dilakukan Solat dzuhur berjamaah. Dikatakan Habib Mahdi, pada saat ini, tamu yang berasal dari luar Palembang semakin bertambah. Pada puncak ziarah kubro juga diikuti oleh ulama dari Madinah, Yaman, Singapura, Thailand, Fhilipina, dan kota besar di Indonesia.
“Ziarah kubro dan haul ini juga sudah menjadi agenda wisata. Setalah puncak ziarah kubro, pada sore harinya digelar ziarah ke Pulau Kemarau,” tandasnya.
Hal ini disampaikan Wali Kota Palembang, Harnojoyo saat menghadiri puncak ziarah kubro di kawasan pemakaman Kambang Koci, kemarin. Dikatakan ia, kota Palembang memiliki sejarah keislaman yang sangat kental. Buktinya, banyak makam para ulama, auliyah di Palembang yang setiap tahunnnya didatangi dan didoakan oleh masyarakat islam,
“Pemerintah sangat mendukung kegiatan ziarah ini. Kegiatan ini sudah berlangsung rutin tiap tahun dan terus menjadi perhatian bagi masyarakat, ulama dan imam besar islam di dunia,” ujarnya.
Sehingga, kata dia, kegiatan ziarah inipun makin mencirikan jika kota Palembang merupakan kota para ulama. Kegiatan selama tiga hari berturut-turut dengan mendatangi dan mendoakan Kompleks permakaman menjadi bagian budaya masyarakat islam,”Tepat kiranya mengungkapkan jika Palembang merupakan kota 1.000 wali dalam bingkai NKRI,” kata Harnojoyo.
Sementara itu, ziarah kubro mastarakat Palembang Darusallam yang dimulai setelah Subuh berjamaah itu berkumpul di perkampungan Alawiyin, Sungai Bayas. Pagi hari, para penziarah yang juga berasal dari luar negeri memulai arak-arakan ziarah ke kawasan makam Al Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abu Bakar.
Dengan iringan-iringan musik maramis, dan kesenian gembus, masyarakat peserta ziarah mendoakan keluarga besar auliyah Al Habib Pangeran Syarif Ali bin Syeikh Abu Bakar, diantaranya Pangeran Syarif Ali, yang merupalan iparnya. Kedua auliyah ini dikenal menyebarkan islam hingga kepelosok terpencil di pesisir sungai Musi, mulai dari daerah Pegayut, Pemulutan, Muara Batun, Lingkis, Ulak Temago, hingga Suko Darmo.
Di makam Al Habib itu, penziarah melakukan salam ziarah, ziarah Muktasor serta doa dan qasidah Shofat Li. Setelah selesai, para jemaah dengan umbul-umbul kalimat tauhid, menuju kawasan Kawah Tengkurep, Kelurahan 3 Ilir Boom.
Di makam yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I itu, dimakamkan banyak imam Kubur, yakni para penasehat agama kesultanan Palembang. Makam para imam Kubur, juga berdampingan dengan makam Sultan Mahmud Badaruddin I. Para imam kubur yang dimakamkan diantaranyaAl Arif Billah Al Habib Abdullah bin Idrus Al Idrus, Al Arif Billah Al Habib Abdurarahman bin Husin Al Idrus. Al Arif Billan Al Habib Muhammad bin Ali Al Haddad, atau dikenal Datuk Murni juga dimakamkan berdampingan dengan Sultan Mahmud Badarauddin I, termasuk imam kubur lainnya.
“Dahulunya, ziarah kubro ini merupakan kelompok kecil. Namun lambat laun bertambah dan menjadi kelompok besar, lalu diinsiasikanlah ziarah kubro,“ ujar salah satu panitia pelaksana, Habib Mahdi, Minggu (21/5/2017).
Sekitar pukul 11.00 WIB, barulah umat muslim laki-laki dari berbagai lintas usia ini, menuju pusat pemakaman di Kambang Koci. Meski terletak di halaman parkir pelabuhan peti kemas milik Pelido II, kawasan makam ini mampu menampung ribuan umat islam berziarah.
Di sini, selain berdoa, juga hadir ceramah dari Imam besar yang berasal dari Madinah. Di halaman pemakaman juga dilakukan Solat dzuhur berjamaah. Dikatakan Habib Mahdi, pada saat ini, tamu yang berasal dari luar Palembang semakin bertambah. Pada puncak ziarah kubro juga diikuti oleh ulama dari Madinah, Yaman, Singapura, Thailand, Fhilipina, dan kota besar di Indonesia.
“Ziarah kubro dan haul ini juga sudah menjadi agenda wisata. Setalah puncak ziarah kubro, pada sore harinya digelar ziarah ke Pulau Kemarau,” tandasnya.
(sms)