Sambangi Korban Banjir Magelang, IIPG Beri Ratusan Paket Bantuan

Selasa, 16 Mei 2017 - 21:17 WIB
Sambangi Korban Banjir...
Sambangi Korban Banjir Magelang, IIPG Beri Ratusan Paket Bantuan
A A A
MAGELANG - Hari kedua konsolidasi dan silaturahmi Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) di Jawa Tengah, rombongan pengurus IIPG menyambangi korban bencana banjir bandang Magelang. Banjir bandang yang terjadi di Jumat 28 April 2017 itu telah merenggut lebih dari 10 korban jiwa ini dan merusak sejumlah bangunan. Banjir di Kecamatan Grabag itu juga merusak lahan pertanian serta memutus mata pencaharian warga.

Bakti sosial ini juga menutup rangkaian baksos di Jawa Tengah yang sehari sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Grobogan dan Kota Semarang. Dalam rangkaian bakti sosial, Ketua Umum IIPG Deisti Novanto dan rombongan bertemu korban banjir di dua desa yakni Sambungrejo dan Seloprojo.

Selain membagikan 400 paket sembako dan makanan sehat untuk anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui, IIPG juga menyumbangkan 2 tandon air kapasitas 5.000 liter dan 1 genset untuk kedua desa tersebut. Rasa prihatin dan duka cita diungkapkan Deisti mengawali proses penyerahan bantuan untuk para korban.

”Kami dari jajaran pengurus Ikatan Istri Partai Golkar turut prihatin dan berduka cita atas musibah di Desa Sambungrejo ini. Semoga apa yang kami sampaikan saat ini adalah wujud dari rasa kepedulian kami atas apa yang menimpa bapak dan ibu,” katanya di Magelang, Selasa (16/5/2017) dalam rilis yang diterima SINDOnews.

Deisti mengingatkan warga senantiasa waspada mengantisipasi bencana alam sembari mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Deisti juga meminta pemerintah untuk menindak tegas setiap perusakan lingkungan hidup.

”Bahwa banjir bandang yang terjadi baik di Magelang atau di kota lainnya, selain dipicu oleh curah hujan yang tinggi, juga diakibatkan oleh peralihan fungsi hutan lindung menjadi daerah pertanian serta longsoran yang menutup aliran sungai," ujarnya.

Menurutnya, sudah saatnya pendidikan pencegahan dan penanganan bencana alam diakomodir kurikulum pendidikan di Indonesia. Pendidikan penanganan bencana tersebut bisa dimulai di usia dini.

”Sangat penting bagi kita untuk dapat mengenali potensi bencana alam di sekitar kita. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar di institusi pendidikan, entah itu dalam mata pelajaran khusus atau ekstra kurikuler,” ujarnya.
(poe)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5403 seconds (0.1#10.24)