Demi Kemajuan Daerah, Magetan Butuh Pemimpin Muda Inovatif

Selasa, 02 Mei 2017 - 14:56 WIB
Demi Kemajuan Daerah, Magetan Butuh Pemimpin Muda Inovatif
Demi Kemajuan Daerah, Magetan Butuh Pemimpin Muda Inovatif
A A A
MAGETAN - Kabupaten Magetan, Jawa Timur tahun depan akan menggelar pilkada. Bersamaan dengan 18 kabupaten/kota se-Jawa Timur, Magetan ikut dalam pilkada serentak 27 Juni 2018. Sejumlah nama sudah mencuat masuk dalam bursa pilkada di kota wisata tersebut.

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Magetan, Wahyudi Budiono berharap representasi generasi muda bisa tampil dalam kontestasi kepala daerah 2018 nanti. Partisipasi kaum muda sebagai calon bupati Magetan akan menjadi tolok ukur kemajuan demokrasi di kota di lereng gunung Lawu tersebut.

Sikap kritis, semangat juang dan energi yang masih besar dari kaum muda diyakini akan membawa kebangkitan Magetan. ”Terpenting dari kalangan generasi muda, namun dia harus memiliki kapasitas dan kapabilitas serta berpengalaman di organisasi. Dan juga punya program yang sesuai kebutuhan kemajuan Magetan agar bisa bangkit di masa depan," kata Wahyudi dalam rilis yang diterima SINDOnews, Selasa (2/5/2017).

Salah satu bakal calon bupati Magetan, Arief Rahman mengatakan, kepemimpinan kaum muda sebenarnya merupakan sebuah keniscayaan. ”Kita lihat saja beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur, di tangan figur pemimpin muda, ada percepatan kemajuan dan pembangunan daerah. Tengok saja seperti Kota Batu, Kota Surabaya, Banyuwangi, Kabupaten Mojokerto,” kata pria kelahiran Magetan 40 tahun lalu ini.

Ada satu prinsip kepemimpinan dalam falsafah budaya Jawa yang menyebut kriteria pemimpin. ”Pemimpin sebaiknya memenuhi kriteria bener, pinter dan banter," tuturnya.

Bener (benar), mensyaratkan pemimpin memiliki kejujuran, baik secara moral. Dalam konteks Indonesia, harus bersih, bebas korupsi serta berintegritas. Adapun pinter (pintar) merujuk pada seorang pemimpin harus mumpuni, punya kompetensi, dan intelektualitas yang cukup. "Singkatnya memiliki kapasitas dan kapabiltas, kualitas intelektual," tutur kandidat doktor Ilmu Manajemen Universitas Airlangga (Unair), Surabaya ini.

Unsur terakhir banter (cepat) dimaknai bahwa pemimpin yang terbaik itu cepat tanggap terhadap setiap masalah yang dihadapi rakyatnya. Cepat membuat keputusan dan mampu memberi solusi. Tak kalah penting juga, pemimpin perlu kreatif dan inovatif guna merespons berbagai perubahan sosial budaya.

"Pemimpin selalu berpikir maju mengikuti perkembangan zaman. Ini yang akan membawa perubahan dan kemajuan sebuah daerah. Banter ini yang biasanya dimiliki para pemimpin muda," ujar anggota Dewan Penentu Kebijakan di Badan Promosi Pariwisata Daerah Jawa Timur ini.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2485 seconds (0.1#10.140)