Sekolah di Kabupaten Bandung Terpaksa Pinjam Laptop Milik Siswa untuk UNBK
A
A
A
BANDUNG - Beberapa sekolah di Kabupaten Bandung terpaksa meminjam laptop siswa untuk pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (10/4/2017). Langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sarana dalam menunjang kelancaran ujian melalui sistem komputerisasi.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Bandung Aa Sudaya menuturkan, setiap sekolah rata-rata menggunakan sekitar 10% laptop milik para siswa lantaran belum mempunyai sarana memadai. "Meski berupa pinjaman tapi aman digunakan, karena sudah melalui seleksi dan karantina," ujarnya.
Aa menambahkan, ada juga tiga sekolah yang terpaksa bergabung dengan sekolah lain karena keterbatasan sarana, seperti SMA 1 Dayeuhkolot. Walau begitu pelaksanaan ujian pada hari pertama yang mayoritas membaginya ke dalam 3 sesi berjalan tanpa hambatan. "Tahun lalu hanya 1 sekolah yang menggelar UNBK. Ahamdulilah tahun ini sebanyak 108 sekolah artinya sudah100%," katanya.
Aa menjelaskan, sebanyak 13.200 siswa tingkat SMA di wilayahnya mengikuti ujian melalui sistem komputerisasi. Sementara jenjang Madrasah Aliyah (MA) baru sekitar 50% melaksanakan UNBK dari total 6.000 siswa.
"Sisanya mengikuti Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP). Kalau peserta paket C sekitar 3.000 seluruhnya akan melaksanakan ujian kertas mulai Sabtu pada 15 April 2017 mendatang," tuturnya.
Aa berharap tahun depan seluruh peserta tingkat SMA/MA/sederajat bisa menggelar UNBK. Selain itu seluruh sekolah juga bisa terus melengkapi berbagai sarana penunjangnya karena dari segi anggaran lebih efisien.
Aa yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Margahayu puas karena seluruh siswa di sekolahnya hadir. "Khusus di SMA Negeri 1 Margahayu sebanyak 462 siswa ikut UNBK tahun ini. Semoga saja hasilnya bagus dan tingkat kelulusan bisa 100%" tandasnya.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Bandung Aa Sudaya menuturkan, setiap sekolah rata-rata menggunakan sekitar 10% laptop milik para siswa lantaran belum mempunyai sarana memadai. "Meski berupa pinjaman tapi aman digunakan, karena sudah melalui seleksi dan karantina," ujarnya.
Aa menambahkan, ada juga tiga sekolah yang terpaksa bergabung dengan sekolah lain karena keterbatasan sarana, seperti SMA 1 Dayeuhkolot. Walau begitu pelaksanaan ujian pada hari pertama yang mayoritas membaginya ke dalam 3 sesi berjalan tanpa hambatan. "Tahun lalu hanya 1 sekolah yang menggelar UNBK. Ahamdulilah tahun ini sebanyak 108 sekolah artinya sudah100%," katanya.
Aa menjelaskan, sebanyak 13.200 siswa tingkat SMA di wilayahnya mengikuti ujian melalui sistem komputerisasi. Sementara jenjang Madrasah Aliyah (MA) baru sekitar 50% melaksanakan UNBK dari total 6.000 siswa.
"Sisanya mengikuti Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP). Kalau peserta paket C sekitar 3.000 seluruhnya akan melaksanakan ujian kertas mulai Sabtu pada 15 April 2017 mendatang," tuturnya.
Aa berharap tahun depan seluruh peserta tingkat SMA/MA/sederajat bisa menggelar UNBK. Selain itu seluruh sekolah juga bisa terus melengkapi berbagai sarana penunjangnya karena dari segi anggaran lebih efisien.
Aa yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Margahayu puas karena seluruh siswa di sekolahnya hadir. "Khusus di SMA Negeri 1 Margahayu sebanyak 462 siswa ikut UNBK tahun ini. Semoga saja hasilnya bagus dan tingkat kelulusan bisa 100%" tandasnya.
(wib)