Pria Bejat Paksa Nenek Renta Mengemis di Jalanan

Senin, 06 Maret 2017 - 22:50 WIB
Pria Bejat Paksa Nenek...
Pria Bejat Paksa Nenek Renta Mengemis di Jalanan
A A A
SEMARANG - Wajah Supini tampak begitu polos, lugu dan juga terlihat lelah. Kulitnya hitam pekat akibat sering terkena panas matahari.

Menggenakan kain dan juga kebaya lusuh, Nenek Supini yang sudah berusia 93 tahun ini, kemarin dijemput dari lampu merah RS Karyadi oleh Dinas Sosial Kota Semarang dan dibawa Kepolrestabes Semarang.

Sebelum dijemput Dinas Sosial nenek Supini, sempat menjadi viral setelah videonya tersebar luas di Youtube.

Entah siapa yang pertama kali mengunggah video tersebut, namun sekarang sudah dibagikan oleh ratusan orang dan menjadi viral.

Dalam video berdurasi sekitar 3 menit itu terlihat nenek Supini yang sedang beristirahat dan di sampingya ada seorang laki-laki muda mengenakan topi. Laki-laki itu nampak sedang menghitung uang hasil mengemis si nenek yang dimasukan ke dalam plasti kresek.

Di akhir video, nampak laki-laki muda itu mengusap keringat nenek Supini , menggunakan kain dengan kasar, bahkan terkahir kain tersebut dilemparkan ke atas kepala si nenenk. Usia beristrihat, si nenek, kembali disuruh mengemis di jalanan.

Video tersebut diambil dari lantai dua sebuah gedung yang ada tidak jauh dari lokasi nenek beristirahat oleh sejumlah orang wanita. Salah satu bahkan menangis histeris tidak tega melihat si nenek yang dieksploitasi tersebut.

Dari percakapan pengambil video, diketahui, setiap hari laki-laki tersebut mengantar dan menjemput Nenek Supini dan setiap siang laki-laki itu mengambil uang "Setoran"dari Nenek renta itu.

Melihat peristiwa itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, langsung tergerak hatinya dan kemudian menemui nenek Supini di Polrestabes Semarang.

Saat ditemui Mbak Ita, panggilan Akrab Wakil Wali Kota Semarang, Nenak Supini nampak ketakutan. Apalagi saat sejumlah wartawan mengarahkan kamera terhadapnya, Nenek Supini begitu histeris.

Namun, dia cukup senang ketika dibelikan tongkat baru oleh Mbak Ita, untuk mengantikan tongkat bambu yang selama ini menjadi penuntunya.

"Aku ki ora salah opo-opo, aku arep dikapake iki kok dikenekke, (Saya tidak salah apa-apa, saya mau diapakan)," kata Nenek Supini.

Meski sudah cukup renta, nenek Supini masih nampak tegar. Suaranya juga masih cukup keras, pendengarannya juga masih bagus, serta ingatannya masih cukup kuat.

Dia pun ingat bahwa rumahnya berada di Grabak, Magelang dan memiliki saudara di sana. Suaminya sudah meninggal, sejak lama, dan tidak memiliki anak.

Dia ke Semarang untuk mencari makan dengan cara mengemis. Nenek Supini mengaku, setiap hari dirinya hidup menjadi gelandangan dan tidur di pasar Johar. "Wes lali aku kapan olehe rene, (aku sudah lupa kapan datang ke sini)," ceritanya.

Saat ditanya hubungan dengan laki-laki yang diketahui bernama Suwarno, warga Klaten yang ada dalam video bersamanya, Supini mengaku tidak ada hubungan apa-apa.

Dia bahkan tidak merasa, bahwa Suwarno telah mengambil keuntungan darinya. "Wonge ki gemati, ora nyolongan (Orangya baik, tidak suka mencuri," ucapnya.

Sementara itu, Suwarno laki-laki yang diduga telah melakukan eksploitasi terhadap Nenek Supini, kemarin juga langsung diamankan Sat Reskrim Polrestabes Semarang.

Di hadapan Polisi Suwarno mengaku, ketemu dengan Nenek Supini sekitar 3 bulan lalu di pasar Johar. Dia mengakui, memang mengambil sebagian hasil mengemis nenek Supini. "Penghasilannya sekitar Rp50 hingga 60 ribu saya ambil Rp40 ribu untuk ditabung, untuk kebutuhan nenek,"katanya.

Diceritakannya, setiap hari nenek Supini mangkal mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dan siang istrahat satu jam. Setiap hari si nenek berangkat dari Pasar Johar dengan menggunakan angkutan umum, demikian juga ketika pulang.

Dari penyelidikan yang dilakukan petugas diketahui, uang tersebut bukannya ditabung namun digunakan untuk memenuhi kebutuhan Suwarno sendiri, mulai dari makan dan juga untuk membayar Kos.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku cukup prihatin dengan peristiwa tersebut. Dia mengaku, akan melakukan langkah koordinasi dengan pihak terkiat untuk mencegah terjadinya eksploitasi.

"Untuk sementar ini Nenek Supini kita bawa ke Panti Jompo Among Jiwo, supaya ada yang mengurusi," katanya.

Ia menambahkan, permasalah pengemis dan anak jalanan yang ada di Kota Semarang akan dilakukan penindakan terlebih terhadap orang-orang yang melakukan eksploitasi.

"Sebabnya banyak pengemis dan juga anak jalanan, kebayakan bukan dari Kota Semarang tapi dari luar Semarang," ujarnya.

Sementara Kasat Resmkim Polrestabes Semarang AKBP Wiyono Eko Prasetyo, mengaku akan mengembangkan kasus tersebut. "Kita kembangkan, karena bisa jadi permasalah seperti sudah terkoordinir," ucapnya.

Dia mengaku, pelaku Suwarno diketahui beberapa kali terlibat bentrok dengan preman lain yang ingin memperebutkan Nenek Supini. Hal itu, kemudian menguatkan, dugaan eksploitasi.

Kini Suwarno mendekam di sel tahanan Polrestabes Semarang, dan diancam UU pidana perdagangan orang dengan ancaman hukuman minimal tiga tahun dan maksimal 15 tahun.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)