40 Turis China Terjebak di Pulau Gangga
A
A
A
MANADO - Angin kencang disertai hujan yang terjadi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) membuat 40 turis asal China, terjebak di Pulau Gangga, Likupang, Minahasa Utara (Minut), Minggu (8/1/2016).
Sejak pagi hari kemarin, turis tersebut melakukan wisata di Pulau Gangga. Nahas, saat berwisata tiba-tiba angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi menghantam Perairan Minut dan sekitarnya. Akibatnya, para turis tidak bisa pulang ke penginapan dan terjebak di Pulau Gangga hingga malam hari.
Namun, berkat koordinasi cepat antara MM Tour selaku tour operator para turis dengan Pemerintah Provinsi Sulut, Polda Sulut, dan Satgas Pariwisata Sulut, 40 turis itu berhasil dievakuasi ke Desa Munte Likupang dan dilanjutkan ke Hotel Mercure, Tateli Manado. (Baca juga: Gelombang Tinggi di Perairan Sulut, Nelayan Diimbau Tidak Melaut).
Evakuasi dipimpin langsung Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw dan Direktur Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Sulut Kombes Pol Yudi Sumartono.
Kordinator Satgas Pariwisata Sulut Dino Gobel kepada wartawan membenarkan kejadian tersebut. "Kami langsung berkoordinasi dengan Pak Wagub dan DirPam Obvit Polda Sulut saat mendapat laporan informasi tentang 40 turis tersebut," ujar Gobel.
Menurutnya, evakuasi para turis baru bisa dilakukan pukul 21.30 Wita dari Pulau Gangga menggunakan sebuah kapal ikan berbobot 58 ton atau lebih besar dari speedboat wisata yang digunakan para turis.
"Hingga pukul 23.00 wita semalam, para turis telah tiba dengan selamat di Hotel Mercure Tateli Manado," jelas Gobel.
Wagub Sulut Steven Kandouw me-warning keras mengenai kejadian tersebut. "Sudah ada pengumuman bahwa selama cuaca ekstrem jangan dulu ada paket wisata ke Pulau Bunaken dan sekitarnya," ujar Kandouw.
Menurutnya, seharusnya tidak ada aksi nekat jika sudah ada pengumuman cuaca ekstrem. "Saya harap jangan sampai terulang lagi, ini demi keselamatan turis dan kru," harapnya.
Senada, Direktur Pam Obvit Yudi Sumartono juga menegaskan hal serupa. Sumartono berharap peringatan dan imbauan cuaca ekstrem kiranya bisa ditindaklanjuti seluruh pelaku bisnis wisata dan tour operator.
"Mari cepat berkoordinasi dengan kami jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika melakukan wisata," pungkas dia.
Sejak pagi hari kemarin, turis tersebut melakukan wisata di Pulau Gangga. Nahas, saat berwisata tiba-tiba angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi menghantam Perairan Minut dan sekitarnya. Akibatnya, para turis tidak bisa pulang ke penginapan dan terjebak di Pulau Gangga hingga malam hari.
Namun, berkat koordinasi cepat antara MM Tour selaku tour operator para turis dengan Pemerintah Provinsi Sulut, Polda Sulut, dan Satgas Pariwisata Sulut, 40 turis itu berhasil dievakuasi ke Desa Munte Likupang dan dilanjutkan ke Hotel Mercure, Tateli Manado. (Baca juga: Gelombang Tinggi di Perairan Sulut, Nelayan Diimbau Tidak Melaut).
Evakuasi dipimpin langsung Wakil Gubernur (Wagub) Sulut Steven Kandouw dan Direktur Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) Polda Sulut Kombes Pol Yudi Sumartono.
Kordinator Satgas Pariwisata Sulut Dino Gobel kepada wartawan membenarkan kejadian tersebut. "Kami langsung berkoordinasi dengan Pak Wagub dan DirPam Obvit Polda Sulut saat mendapat laporan informasi tentang 40 turis tersebut," ujar Gobel.
Menurutnya, evakuasi para turis baru bisa dilakukan pukul 21.30 Wita dari Pulau Gangga menggunakan sebuah kapal ikan berbobot 58 ton atau lebih besar dari speedboat wisata yang digunakan para turis.
"Hingga pukul 23.00 wita semalam, para turis telah tiba dengan selamat di Hotel Mercure Tateli Manado," jelas Gobel.
Wagub Sulut Steven Kandouw me-warning keras mengenai kejadian tersebut. "Sudah ada pengumuman bahwa selama cuaca ekstrem jangan dulu ada paket wisata ke Pulau Bunaken dan sekitarnya," ujar Kandouw.
Menurutnya, seharusnya tidak ada aksi nekat jika sudah ada pengumuman cuaca ekstrem. "Saya harap jangan sampai terulang lagi, ini demi keselamatan turis dan kru," harapnya.
Senada, Direktur Pam Obvit Yudi Sumartono juga menegaskan hal serupa. Sumartono berharap peringatan dan imbauan cuaca ekstrem kiranya bisa ditindaklanjuti seluruh pelaku bisnis wisata dan tour operator.
"Mari cepat berkoordinasi dengan kami jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika melakukan wisata," pungkas dia.
(zik)