Gerombolan Berambut Putih Itu Muncul di Pohon Waru
A
A
A
PANGANDARAN - Ada cerita mistik saat pembangunan jembatan penghubung antara Pantai Madasari, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak dengan Pantai Batukaras, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat.
Salah satu petugas pelaksana proyek tersebut, Uhen (46) mengatakan, selama pengerjaan proyek tersebut banyak kejadian di luar logika dan nalar manusia.
"Banyak orang bilang kalau tempat ini angker dan banyak penjaganya dari bangsa siluman," kata Uhen, Kamis (10/11/2016).
Menurut warga setempat, pukul 11.30 hingga pukul 13.00 WIB di lokasi tersebut tidak boleh ada aktivitas. Selain itu, setelah pukul 17.00 WIB segala aktivitas harus selesai dan baru bisa dilanjutkan besok harinya.
"Saat itu saya tidak percaya mistik, selain itu saya sebagai pelaksana tidak mau membuang waktu pengerjaan, maka saya dan semua pegawai mencoba melanggar aturan tersebut," ujar Uhen.
Setelah Uhen dan semua pegawai proyek melanggar peringatan warga, saat pekerjaan sedang berjalan sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba mesin genset mati dan tidak bisa dinyalakan lagi.
"Besoknya saya perbaiki mesin genset tersebut dan membeli mesin genset serupa sebanyak dua unit, namun pukul 12.00 WIB kedua mesin genset yang baru saja dibeli mati lagi," jelas Uhen.
Selain kejadian itu, saat pengerjaan proyek sedang berjalan, as roda mesin molen secara tiba-tiba patah. Peristiwa itu pun terjadi pada pukul 12.00 WIB. Bahkan, penduduk setempat melihat gerombolan berambut putih sedang memasak di lokasi proyek, tepatnya di pohon waru tua. Gerombolan berambut putih itu seperti sedang melaksanakan hajatan.
"Anehnya yang melihat gerombolan rambut putih hanya penduduk asli saja, pekerja proyek tidak ada satu pun yang dapat melihatnya," jelas Uhen.
Akhirnya Uhen menemui Emak Icih (88), salah satu kasepuhan Madasari. Emak Icih berpesan bahwa di lokasi tersebut tidak boleh melaksanakan aktivitas pada waktu tertentu dan jangan bicara sembarangan.
"Karena banyak kejadian di luar logika akhirnya saya meminta Emak Icih untuk selalu berada di lokasi selama pengerjaan proyek ini selesai," pungkas Uhen.
Salah satu petugas pelaksana proyek tersebut, Uhen (46) mengatakan, selama pengerjaan proyek tersebut banyak kejadian di luar logika dan nalar manusia.
"Banyak orang bilang kalau tempat ini angker dan banyak penjaganya dari bangsa siluman," kata Uhen, Kamis (10/11/2016).
Menurut warga setempat, pukul 11.30 hingga pukul 13.00 WIB di lokasi tersebut tidak boleh ada aktivitas. Selain itu, setelah pukul 17.00 WIB segala aktivitas harus selesai dan baru bisa dilanjutkan besok harinya.
"Saat itu saya tidak percaya mistik, selain itu saya sebagai pelaksana tidak mau membuang waktu pengerjaan, maka saya dan semua pegawai mencoba melanggar aturan tersebut," ujar Uhen.
Setelah Uhen dan semua pegawai proyek melanggar peringatan warga, saat pekerjaan sedang berjalan sekitar pukul 12.00 WIB, tiba-tiba mesin genset mati dan tidak bisa dinyalakan lagi.
"Besoknya saya perbaiki mesin genset tersebut dan membeli mesin genset serupa sebanyak dua unit, namun pukul 12.00 WIB kedua mesin genset yang baru saja dibeli mati lagi," jelas Uhen.
Selain kejadian itu, saat pengerjaan proyek sedang berjalan, as roda mesin molen secara tiba-tiba patah. Peristiwa itu pun terjadi pada pukul 12.00 WIB. Bahkan, penduduk setempat melihat gerombolan berambut putih sedang memasak di lokasi proyek, tepatnya di pohon waru tua. Gerombolan berambut putih itu seperti sedang melaksanakan hajatan.
"Anehnya yang melihat gerombolan rambut putih hanya penduduk asli saja, pekerja proyek tidak ada satu pun yang dapat melihatnya," jelas Uhen.
Akhirnya Uhen menemui Emak Icih (88), salah satu kasepuhan Madasari. Emak Icih berpesan bahwa di lokasi tersebut tidak boleh melaksanakan aktivitas pada waktu tertentu dan jangan bicara sembarangan.
"Karena banyak kejadian di luar logika akhirnya saya meminta Emak Icih untuk selalu berada di lokasi selama pengerjaan proyek ini selesai," pungkas Uhen.
(zik)