Bom di Rumah Petinggi Golkar Diduga Terkait Pilkada Jayapura
A
A
A
JAYAPURA - Pelaksana tugas Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Papua Marthinus Werimon mengaku pernah diteror sebelum rumahnya dibom, Kamis (13/102/2016) dini hari. Menurut Werimon, dirinya sempat diteror akan dibunuh, dibakar, bahkan disiksa, saat menghadiri sidang lanjutan keterangan saksi terkait dualisme dukungan partai politik kepada pasangan calon wali kota Jayapura.
"Sebelumnya saya hanya berpikir ini ancaman verbal dan belum serius untuk saya, tetapi karena pagi tadi sudah ada ledakan di rumah saya, ini merupakan ancaman serius yang harus ditindaklanjuti oleh kepolisian setempat," kata Werimon kepada wartawan, Kamis (13/10/2016).
Menurut Werimon, dia mengetahui ada ledakan di rumahnya di Kompleks BTN Skyland Kotaraja Abepura, Jayapura, dari anaknya.
"Akibat ledakan, kaca mobil berguguran, pelat pagar rumah bolong ada sekitar tujuh lubang dan beberapa lubang pada bagian seng teras rumah," ujarnya.
Werimon menduga teror yang diterimanya saat ini erat kaitannya dengan Pilkada Kota Jayapura. "Sebelum dinamika politik di Kota Jayapura memanas, saya tak pernah mendapatkan ancaman, baik lewat SMS, telepon, ataupun secara langsung," jelasnya.
Kapolres Jayapura Kota AKBP Tober Sirait mengaku, penebalan kekuatan terhadap bakal calon wali kota dan kantor-kantor partai politik telah dilakukan oleh polisi, termasuk juga dengan pengawalan terhadap anggota KPU.
"Patroli kami juga jalan terus dan kami akan melakukan evaluasi pascaledakan bom di ruamh petinggi Golkar Papua."
"Sebelumnya saya hanya berpikir ini ancaman verbal dan belum serius untuk saya, tetapi karena pagi tadi sudah ada ledakan di rumah saya, ini merupakan ancaman serius yang harus ditindaklanjuti oleh kepolisian setempat," kata Werimon kepada wartawan, Kamis (13/10/2016).
Menurut Werimon, dia mengetahui ada ledakan di rumahnya di Kompleks BTN Skyland Kotaraja Abepura, Jayapura, dari anaknya.
"Akibat ledakan, kaca mobil berguguran, pelat pagar rumah bolong ada sekitar tujuh lubang dan beberapa lubang pada bagian seng teras rumah," ujarnya.
Werimon menduga teror yang diterimanya saat ini erat kaitannya dengan Pilkada Kota Jayapura. "Sebelum dinamika politik di Kota Jayapura memanas, saya tak pernah mendapatkan ancaman, baik lewat SMS, telepon, ataupun secara langsung," jelasnya.
Kapolres Jayapura Kota AKBP Tober Sirait mengaku, penebalan kekuatan terhadap bakal calon wali kota dan kantor-kantor partai politik telah dilakukan oleh polisi, termasuk juga dengan pengawalan terhadap anggota KPU.
"Patroli kami juga jalan terus dan kami akan melakukan evaluasi pascaledakan bom di ruamh petinggi Golkar Papua."
(zik)