Hary Tanoe Banyak Belajar dari Ayah
A
A
A
BANJAR - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) berbagi pengalaman dan wawasan di Pondok Pesantren Mujtahidin, Langensari, Banjar, Jawa Barat, Selasa (4/10/2016). Dia memotivasi para santri dan pelajar dari sejumlah sekolah agar semangat meraih sukses, dalam bidang apapun. “Sukses itu harus dibangun. Terus bekerja keras dan berinovasi,” ujarnya.
Ayah lima anak itu mengungkapkan, kerja keras dan inovasi menjadi modalnya dalam membangun dan mengembangkan perusahaan sejak 27 tahun lalu. “Dari dulu, sejak pertama kali mendirikan perusahaan sampai hari ini saya kerja keras. Kalau berhenti kerja keras, ya rezekinya berhenti,” katanya.
Hary mengaku banyak belajar dari sang Ayah. “Saya banyak belajar dari Ayah saya. Beliau pekerja keras, disiplin, ulet dan jujur,” ungkap pria yang genap berusia 51 tahun pada 26 September lalu itu.
Dia berharap, kelak lahir pengusaha-pengusaha sukses dari Pondok Pesantren Mujtahidin dan sekolah-sekolah di Langensari. Menurutnya, Indonesia masih membutuhkan banyak pengusaha produktif yang menciptakan lapangan kerja dan menambah pembayar pajak.
Indonesia, kata HT, butuh sekitar 5 juta pengusaha produktif atau 2% dari jumlah penduduk agar lebih cepat maju. Saat ini, angkanya tak sampai 1%.
“Adik-adik punya kewajiban membangun Banjar. Jadilah generasi muda yang produktif, yang bisa membangun Banjar. Kalau Banjar tumbuh dengan baik, daerah-daerah lainnya juga begitu, Indonesia akan menjadi negara maju,” tuturnya.
Suami Liliana Tanoesoedibjo ini mengatakan, Indonesia sulit maju jika tetap seperti sekarang ini, penopangnya hanya sebagian kecil masyarakat dan kota-kota besar saja. “Selama pilar ekonomi cuma kota-kota besar, Indonesia sulit maju. 500 kabupaten/kota yang tertinggal harus dibangun,” tegas HT.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK NU Langensari Asep Supriyatna mengungkapkan, pengalaman HT sangat menginspirasi anak didiknya. “Kehadiran Pak Hary Tanoe memberikan pencerahan kepada adik-adik di sini. Sebelumnya, kita hanya melihat Pak Hary Tanoe di layar televisi, sekarang bertemu langsung,” terangnya. (Elzam Zami)
Ayah lima anak itu mengungkapkan, kerja keras dan inovasi menjadi modalnya dalam membangun dan mengembangkan perusahaan sejak 27 tahun lalu. “Dari dulu, sejak pertama kali mendirikan perusahaan sampai hari ini saya kerja keras. Kalau berhenti kerja keras, ya rezekinya berhenti,” katanya.
Hary mengaku banyak belajar dari sang Ayah. “Saya banyak belajar dari Ayah saya. Beliau pekerja keras, disiplin, ulet dan jujur,” ungkap pria yang genap berusia 51 tahun pada 26 September lalu itu.
Dia berharap, kelak lahir pengusaha-pengusaha sukses dari Pondok Pesantren Mujtahidin dan sekolah-sekolah di Langensari. Menurutnya, Indonesia masih membutuhkan banyak pengusaha produktif yang menciptakan lapangan kerja dan menambah pembayar pajak.
Indonesia, kata HT, butuh sekitar 5 juta pengusaha produktif atau 2% dari jumlah penduduk agar lebih cepat maju. Saat ini, angkanya tak sampai 1%.
“Adik-adik punya kewajiban membangun Banjar. Jadilah generasi muda yang produktif, yang bisa membangun Banjar. Kalau Banjar tumbuh dengan baik, daerah-daerah lainnya juga begitu, Indonesia akan menjadi negara maju,” tuturnya.
Suami Liliana Tanoesoedibjo ini mengatakan, Indonesia sulit maju jika tetap seperti sekarang ini, penopangnya hanya sebagian kecil masyarakat dan kota-kota besar saja. “Selama pilar ekonomi cuma kota-kota besar, Indonesia sulit maju. 500 kabupaten/kota yang tertinggal harus dibangun,” tegas HT.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK NU Langensari Asep Supriyatna mengungkapkan, pengalaman HT sangat menginspirasi anak didiknya. “Kehadiran Pak Hary Tanoe memberikan pencerahan kepada adik-adik di sini. Sebelumnya, kita hanya melihat Pak Hary Tanoe di layar televisi, sekarang bertemu langsung,” terangnya. (Elzam Zami)
(poe)