Setahun Ikut Dimas Kanjeng, Warga Pangandaran Jual Rumah dan Sawah
A
A
A
PANGANDARAN - ST (46) warga Dusun Pasirlimus, Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran mengaku resah lantaran kakaknya menjadi korban penipuan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Jawa Timur. "Kakak saya UK (51), warga Dusun Buniayu, Desa Karangjaladri, Kacamatan Parigi telah satu tahun menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi," kata ST.
Masih dikatakan ST, kakak nya menjadi pengikut Padepokan tersebut diajak oleh ND warga Desa Selasari, Kecamatan Parigi dan KS warga Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran satu tahun yang lalu.
"Sejak UK menjadi pengikut Dimas Taat Pribadi kekayaan yang dimiliki seperti sawah dan kebun habis dijual, setelah itu uang hasil penjualannya diserahkan ke Padepokan di Jawa Timur untuk digandakan," tambah ST.
Menurut ST, UK berkeyakinan kalau uang yang telah diserahkan ke Padepokan itu akan kembali berlipat ganda dari 1 juta menjadi 1 miliar, dan UK telah menyerahkan kurang lebih Rp100 juta.
"UK memiliki keyakinan kalau yang ditangkap oleh Polisi seperti yang diberitakan di televisi bukan Dimas Taat Pribadi, UK pernah berkata pada saya kalau Dimas Taat Pribadi bisa menjadi 9, bahkan UK yakin Dimas Taat Pribadi raja dari segala raja," papar ST.
Selain resah lantaran saudaranya mengalami kerugian, hubungan persaudaraan dengan UK menjadi renggang lantaran UK berpendapat kalau orang yang bukan pengikut Dimas Taat Pribadi dinilai sesat.
"Saya bingung bagaimana caranya menyadarkan kakak saya, karena sejak ada pemberitaan di telepisi tentang penangkapan Dimas Taat Pribadi kakak saya susah dihubungi," jelas ST.
Bahkan setiap kali keluarganya menjelaskaan kalau selama ini UK kena tipu malah marah dan bilang jangan ikut campur urusan orang lain.
"Terakhir UK bilang ke saya kalau pun rumahnya harus dijual untuk memberikan uang ke Dimas Taat Pribadi dirinya siap untuk melakukannya, karena sebentar lagi uang dimaksud akan segera cair," imbuh ST.
UK pun beberapa bulan kebelakang pernah beberapa hari tinggal di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menunggu pencairan uang tersebut, namun pihak keluarga membujuknya supaya pulang dan akhirnya UK pulang.
"Saat ini UK sedang mencari uang untuk membeli peti yang katanya akan djadikan wadah uang yang akan cair, namun pihak keluarga tidak memenuhi pinjaman uang yang diminta UK," pungkas ST.
Masih dikatakan ST, kakak nya menjadi pengikut Padepokan tersebut diajak oleh ND warga Desa Selasari, Kecamatan Parigi dan KS warga Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran satu tahun yang lalu.
"Sejak UK menjadi pengikut Dimas Taat Pribadi kekayaan yang dimiliki seperti sawah dan kebun habis dijual, setelah itu uang hasil penjualannya diserahkan ke Padepokan di Jawa Timur untuk digandakan," tambah ST.
Menurut ST, UK berkeyakinan kalau uang yang telah diserahkan ke Padepokan itu akan kembali berlipat ganda dari 1 juta menjadi 1 miliar, dan UK telah menyerahkan kurang lebih Rp100 juta.
"UK memiliki keyakinan kalau yang ditangkap oleh Polisi seperti yang diberitakan di televisi bukan Dimas Taat Pribadi, UK pernah berkata pada saya kalau Dimas Taat Pribadi bisa menjadi 9, bahkan UK yakin Dimas Taat Pribadi raja dari segala raja," papar ST.
Selain resah lantaran saudaranya mengalami kerugian, hubungan persaudaraan dengan UK menjadi renggang lantaran UK berpendapat kalau orang yang bukan pengikut Dimas Taat Pribadi dinilai sesat.
"Saya bingung bagaimana caranya menyadarkan kakak saya, karena sejak ada pemberitaan di telepisi tentang penangkapan Dimas Taat Pribadi kakak saya susah dihubungi," jelas ST.
Bahkan setiap kali keluarganya menjelaskaan kalau selama ini UK kena tipu malah marah dan bilang jangan ikut campur urusan orang lain.
"Terakhir UK bilang ke saya kalau pun rumahnya harus dijual untuk memberikan uang ke Dimas Taat Pribadi dirinya siap untuk melakukannya, karena sebentar lagi uang dimaksud akan segera cair," imbuh ST.
UK pun beberapa bulan kebelakang pernah beberapa hari tinggal di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menunggu pencairan uang tersebut, namun pihak keluarga membujuknya supaya pulang dan akhirnya UK pulang.
"Saat ini UK sedang mencari uang untuk membeli peti yang katanya akan djadikan wadah uang yang akan cair, namun pihak keluarga tidak memenuhi pinjaman uang yang diminta UK," pungkas ST.
(nag)