Bogor Jadi Kota Berkendara Terburuk di Dunia, Ini Kata Bima Arya

Sabtu, 17 September 2016 - 10:58 WIB
Bogor Jadi Kota Berkendara...
Bogor Jadi Kota Berkendara Terburuk di Dunia, Ini Kata Bima Arya
A A A
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto tak menepis hasil survei Waze perangkat lunak navigasi dan lalu lintas android yang menyebut kota yang dipimpinnya berada diurutan kedua setelah Cebu, Filipina sebagai kota dengan pengalaman berkendara terburuk di dunia.

"Survei Waze tetap harus kita perhatikan. Bagaimana pun itu ada datanya, jangan disangkal. Memang Bogor masih macet, dan di beberapa ruas tambah macet. Tahun lalu masih di bawah Bandung dan Denpasar, tahun ini lebih buruk. Ini penting untuk kerja lebih keras lagi terutama reformasi angkutan kota," ungkap Bima saat dikonfirmasi terkait hasil survei Waze tersebut, Jumat, 16 September 2016.

Dalam survei tersebut indeks kepuasan pengendara di angka tertinggi 10, Bogor mencatatkan indeks 2,1 dengan ranking 185 dari 185 kota di dunia. Indeks kemacetan 3,2, kualitas jalan 2,6 dan ekonomi sosial 1,1.

Sedangkan Kota Cebu, Filipina menempati ranking pertama dengan indeks kepuasan 1,1 atau terburuk, dari hal kualitas jalan, lalu lintas dan keselamatan. Di peringkat ke-3 ada San Salvador di El Savador.

Meski Bogor terbagi dalam dua wilayah administratif yakni Kota dan Kabupaten, Bima tak menampik predikat terburuk di maksud Waze adalah kota yang dipimpinnya. Sebab, berdasarkan data yang diperoleh Bima ternyata benar Waze melakukan survei di Kota maupun di Kabupaten Bogor.

"Waze melakukan survei di 12 lokasi di Kota Bogor (Sholeh Iskandar, Yajur, Kebon Pedes, martadinata, dewi sartika, sawojajar, Pajajaran, Lawanggintung, Merdeka, MA Salmun, Mayor Oking) dan di 1 lokasi Kabupateb Bogor (Ciawi Gadog)," katanya.

Menurut Bima, penyebab utama Bogor kerap mendapat predikat negatif terkait perkotaan maupun lalu lintasnya ini karena kepadatan kendaraan yang semakin tak terkendali.

"Ada empat faktor penyebab utama yakni pertama sebandingnya pertumbuhan kendaraan sebesar +13% sementara pertumbuhan jalan 0,1% pertahun. Kedua pengguna jalan yang kurang disiplin, ketiga hambatan samping antara lain PKL dan keempat karena parkir liar," ujarnya.

Maka dari itu, hasil survei tersebut akan dijadikan pijakan untuk melakukan sejumlah penanganan. "Untuk jangka pendek, kita akan tempatkan personel pengawasan pengendalian penjagaan dan pengaturan. Penertiban serta penegakan hukum lalu lintas dan PKL. Membangun infrastruktur flyover di Jalan RE Martadinata, percepatan lanjutan pembangunan Tol Bogor Ring Road (BRR) serta penataan perparkiran," ungkapnya.
(whb)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2726 seconds (0.1#10.24)