Tiga Bulan, Jemaah Umrah asal Cirebon Hilang di Tanah Suci

Rabu, 07 September 2016 - 07:03 WIB
Tiga Bulan, Jemaah Umrah asal Cirebon Hilang di Tanah Suci
Tiga Bulan, Jemaah Umrah asal Cirebon Hilang di Tanah Suci
A A A
CIREBON - Seorang jamaah umrah asal Blok Manis, Desa Bandorasa Kulon, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Cirebon, Cicih Suancih (57), diduga hilang hampir tiga bulan di Tanah Suci.

Berdasarkan informasi, Cicih pergi umrah bersama sang suami Aoh Riyadi (56). Aoh diketahui seorang pegawai negeri sipil (PNS) berstatus guru SMAN 1 Sumber, sedangkan Cicih PNS guru SMPN 1 Cilimus.

Adik Aoh, Slamet Hidayat Riyadi menceritakan, pada 8 Juni 2016 bertepatan dengan Ramadan, Cicih bersama Aoh berangkat umrah bersama jamaah lainnya melalui Biro Nooralia Haji dan Umrah di Kabupaten Cirebon.

Namun, setelah tiga hari mereka menjalankan ibadah di Makkah, tepatnya 11 Juni 2016, Cicih dikabarkan hilang. Sempat dicari berhari-hari, namun Cicih belum juga ditemukan pihak biro hingga rombongan pulag ke Tanah Air.

Pihak biro sempat berjanji akan bertanggungjawab menemukan Cicih. Aoh sendiri sebelumnya enggan pulang sebelum istrinya kembali.

“Kakak saya (Aoh) sudah memaksa untuk mencari, tak mau pulang sebelum istrinya ditemukan. Tapi, pihak biro menyatakan hal itu menjadi tanggung jawab mereka, dan akan mencarinya hingga ketemu,” beber Slamet, Selasa (7/9/2016).

Memegang janji pihak biro, Aoh pun akhirnya pulang ke Tanah Air bersama rombongan tanpa sang istri. Namun, setelah beberapa hari Aoh berada di rumah, pihak biro tiba-tiba saja mengabari Aoh, Cicih telah meninggal dunia.

Aoh pun selanjutnya disodori kertas kosong berisi persetujuan Cicih akan dikebumikan di Makkah. Tak hanya itu, pihak biro juga menyerahkan surat bertuliskan bahasa Arab yang diklaim sebagai hasil visum dari Rumah Sakit An Nur di Makkah.

Pihak keluarga menduga, surat tersebut palsu. “Kami kroscek ke pihak rumah sakit di Makkah, tapi tak ada nama Cicih Suancih. Berarti surat itu kan palsu. Apalagi setelah kami cari tahu arti tulisan surat itu juga bukan surat hasil visum,” ungkapnya.

Adik ipar Aoh, Nono Suhartono menambahkan, kejadian itu membuat Aoh hingga kini trauma. Selain ke kepolisian, pihak keluarga juga sudah mengadukannya kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon maupun pusat.

“Pihak kementerian agama pusat juga meminta bukti-bukti kepada pihak biro. Tapi, hingga kini belum juga diberikan,” cetusnya.

Menurutnya, pihak keluarga telah bersabar sebelum kemudian memutuskan membawa hal ini ke kepolisian. Pihak biro pun dituding kerap mengulur waktu bila keluarga mencoba berkoordinasi.

Keluarga sendiri siap menerima bila Cicih memang telah meninggal dunia. Mereka hanya meminta kejelasan pihak biro terkait hasil visum, berikut foto-foto dan pengembalian dokumen milik Cicih.

“Kami duga ada kelalaian pihak biro, mereka tak mau bertanggungjawab menyelesaikan masalah ini,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Biro Nooralia Haji dan Umroh Alfan Nasuha saat dikonfirmasi belum dapat memberi keterangan banyak, dengan alasan sedang berada di luar negeri. Namun, dia meyakinkan, Cicih telah meninggal dunia.

Menurutnya, pembuktian itu berupa hasil visum dan dokumen milik Cicih ada padanya. “Maaf, saya sedang berada di Makkah. Sudah selesai masalahnya, beliau (Cicih) sudah meninggal. Semua (berkas) ada di saya," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5893 seconds (0.1#10.140)