Seluruh Penghuni Desa Ini Mengalami Idiot dan Tewas Kelaparan
A
A
A
PONOROGO - Sebanyak 54 warga di satu desa, di Ponorogo, Jawa Timur, mengalami gangguan mental dan hidupnya sangat miskin. Puluhan warga di desa ini hidup bergantung dari bantuan orang lain, baik untuk makan dan semua kebutuhannya.
Saat sakit, warga miskin ini tak bisa berobat, hingga tujuh di antaranya meninggal. Perangkat desa setempat juga kesulitan menangani, karena bantuan bagi warga miskin di desa ini telah dihentikan sejak dua tahun terakhir.
Seperti terlihat pada Senen, salah seorang warga miskin yang tinggal di Desa Pandak, Kecamatan Balong, Ponorogo. Dia tinggal di gubuk berukuran 3x2 meter, tanpa penerangan.
Senen menderita retardasi mental atau idiot parah, dan tak diobati oleh keluargnya. Selama puluhan tahun dia dibantu oleh saudara dan tetangga kanan kirinya. Dia diberi makan ala kadarnya.
Kini, setelah 50 tahun berlalu, kondisinya sangat mengenaskan. Selain miskin, dia menderita sakit. Dia juga tak memiliki istri ataupun anak. Tak ada yang mau merawatnya. Dia juga tak punya biaya untuk berobat.
Selain Senen, ada lagi Paerah, perempuan berumur sekitar 40 tahunan. Dia juga idiot. Tak bisa bekerja, dan tak bisa bicara dan tak bisa berkomunikasi. Dia hanya bisa hanya senyum senyum. Kebutuhan sehari-harinya, dicukupi saudara dan tetangga.
Senen dan Paerah adalah sebagian dari sekitar 54 warga Desa Pandak yang mengalami retardasi mental atau idiot. Konon, penyakit ini terjadi akibat kemiskinan di desa ini sekitar 70 tahun silam.
Karena daerah yang tandus, dan miskin, banyak bayi tumbuh kurang gizi bahkan idiot. Para pengidap retardasi mental ini pernah mendapat penanganan dan bantuan dari Kementrian Sosial dan Pemkab Ponorogo.
Para penderita diberi makan dan kebutuhan hidup. Juga fasiltas perawatan kesehatan gratis bagi warga idiot. Namun sejak dua tahun terakhir, semua bantuan tersebut dihentikan. Akibatnya, saat ada warga idiot yang sakit tak bisa berobat.
Sedikitnya, sudah enam prang warga miskin idiot sakit tak tertolong dan akhirnya tewas. Kondisi orang idiot ini rentan, tidak sehat, tidak bisa mencari nafkah, dan hanya bergantung pada orang lain.
Salah seorang yang meninggal diketahui bernama Mbah Japlik. Dia meninggal karena kemiskinan yang dideritanya, dan idiot yang dialaminya. Tidak ada yang mau merawatnya ketika dia sakit, dan tak ada makanan untuk dimakan.
Pemerintah desa setempat sudah memberi bantuan, namun sangat terbatas. Mereka berharap, pemerintah memberi perhatian kepada warga miskin ini. Selain bantuan makanan, juga bantuan berobat gratis.
Saat sakit, warga miskin ini tak bisa berobat, hingga tujuh di antaranya meninggal. Perangkat desa setempat juga kesulitan menangani, karena bantuan bagi warga miskin di desa ini telah dihentikan sejak dua tahun terakhir.
Seperti terlihat pada Senen, salah seorang warga miskin yang tinggal di Desa Pandak, Kecamatan Balong, Ponorogo. Dia tinggal di gubuk berukuran 3x2 meter, tanpa penerangan.
Senen menderita retardasi mental atau idiot parah, dan tak diobati oleh keluargnya. Selama puluhan tahun dia dibantu oleh saudara dan tetangga kanan kirinya. Dia diberi makan ala kadarnya.
Kini, setelah 50 tahun berlalu, kondisinya sangat mengenaskan. Selain miskin, dia menderita sakit. Dia juga tak memiliki istri ataupun anak. Tak ada yang mau merawatnya. Dia juga tak punya biaya untuk berobat.
Selain Senen, ada lagi Paerah, perempuan berumur sekitar 40 tahunan. Dia juga idiot. Tak bisa bekerja, dan tak bisa bicara dan tak bisa berkomunikasi. Dia hanya bisa hanya senyum senyum. Kebutuhan sehari-harinya, dicukupi saudara dan tetangga.
Senen dan Paerah adalah sebagian dari sekitar 54 warga Desa Pandak yang mengalami retardasi mental atau idiot. Konon, penyakit ini terjadi akibat kemiskinan di desa ini sekitar 70 tahun silam.
Karena daerah yang tandus, dan miskin, banyak bayi tumbuh kurang gizi bahkan idiot. Para pengidap retardasi mental ini pernah mendapat penanganan dan bantuan dari Kementrian Sosial dan Pemkab Ponorogo.
Para penderita diberi makan dan kebutuhan hidup. Juga fasiltas perawatan kesehatan gratis bagi warga idiot. Namun sejak dua tahun terakhir, semua bantuan tersebut dihentikan. Akibatnya, saat ada warga idiot yang sakit tak bisa berobat.
Sedikitnya, sudah enam prang warga miskin idiot sakit tak tertolong dan akhirnya tewas. Kondisi orang idiot ini rentan, tidak sehat, tidak bisa mencari nafkah, dan hanya bergantung pada orang lain.
Salah seorang yang meninggal diketahui bernama Mbah Japlik. Dia meninggal karena kemiskinan yang dideritanya, dan idiot yang dialaminya. Tidak ada yang mau merawatnya ketika dia sakit, dan tak ada makanan untuk dimakan.
Pemerintah desa setempat sudah memberi bantuan, namun sangat terbatas. Mereka berharap, pemerintah memberi perhatian kepada warga miskin ini. Selain bantuan makanan, juga bantuan berobat gratis.
(san)