Buntut Ceramah Dusta, Ratusan Warga Tolak Operasional Izin Gereja YHS

Minggu, 17 Juli 2016 - 20:36 WIB
Buntut Ceramah Dusta,...
Buntut Ceramah Dusta, Ratusan Warga Tolak Operasional Izin Gereja YHS
A A A
BLITAR - Warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar menolak pemberian izin operasional Gereja Yakin Hidup Sukses (YHS) yang berada di lingkungan setempat.

Warga berbondong bondong mendatangi tim Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar yang tengah memverifikasi perizinan pendirian gereja YHS, ratusan warga mendesak FKUB untuk tidak mengeluarkan rekemondasi izin.

Penolakan ini buntut dari meluasnya rekaman video khotbah pendeta Ruth Ewin (gereja YHS) di youtube yang mengaku sebagai cucu kiai pondok pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang.
"Kami minta gereja untuk ditutup. Sebab kami tidak bisa menerima sikap menjelek jelekkan dan telah diunggah ke media sosial," ujar Sukarji juru bicara warga yang juga salah satu tokoh agama di Kelurahan Karangsari.

Rekaman video ceramah pendeta Ruth di depan jemaat gereja itu berjudul "Ex Muslim cucu Kyai Pesantren Tebuireng jadi pendeta".

Rekaman itu beredar luas menjelang lebaran Idul Fitri lalu. Umat Islam, khususnya warga nahdliyin tentu faham bahwa pesantren Tebuireng identik dengan pendiri NU Hadratussyech KH Hasyim Asyari.

Ponpes Tebuireng merupakan tempat kelahiran sekaligus berkumpulnya keluarga besar almarhum mantan Presiden RI KH Abdurrrahman Wahid (Gus Dur).

Sebab Gus Dur merupakan cucu Mbah Hasyim Asyari. Tidak hanya meresahkan umat muslim di Kota Blitar. PWNU Jawa Timur bahkan turun tangan mengusut masalah ini.

Pihak keluarga besar Ponpes Tebuireng secara khusus juga mengirimkan utusan untuk mengklarifikasi masalah ini. Pendeta Ruth mengakui telah berdusta. Yang bersangkutan dan gereja YHS juga telah menyatakan permintaan maaf.

Disisi lain status izin operasional gereja YHS sendiri masih dalam proses. Kendati demikian bangunan yang berada di jalan raya Cemara No. 204 RT 02 RW 06 sudah beberapa kali menjadi kegiatan peribadatan.

Tim FKUB Kota Blitar terdiri dari 9 orang. Yakni diantaranya Ali Wahono mewakili Muhammadiyah, SX Sumadi (Katolik), Pdt Yusak (kristen), Patma (Budha), Feny (Konghucu), Agus Supriono (Hindu), Nuhan Eko Wahyudi (IPHI) dan Mustamir Karim (LDII).

Mereka melakukan verifikasi perizinan dengan mendatangi langsung lokasi gereja YHS. Prasetya selaku Ketua Tim 9 FKUB mengatakan pihaknya hanya melakukan verifikasi izin peribadahan.

Yakni menindaklanjuti permohonan yang diajukan pihak gereja YHS. Ia mengakui bahwa penolakan warga yang disertai penggalangan tanda tangan (penolakan) akan menjadi pertimbangan tim FKUB dalam mengeluarkan keputusan.

"Apa yang terjadi, terutama penolakan kurang lebih 500 warga dengan bukti tanda tangan akan kita sampaikan dalam rapat Pleno FKUB Selasa depan 19 Juli 2016," pungkasnya.

Ketua Ansor Kota Blitar Hartono sebelumnya mendesak pendeta Ruth Ewin untuk menyampaikan maafnya ke media sosial dan media maisntream. Sebab yang bersangkutan mengunggah pertama kali di media.

Terkait perlu tidaknya berlanjut ke ranah hukum, menurut Hartono keputusan ada di tangan keluarga Ponpes Tebuireng.

"Polemik ini tidak main-main dan meresahkan. Namun kami berharap kepada umat, khususnya nahdliyin untuk bisa menahan diri tidak terprovokasi melakukan hal hal yang bersifat anarkis," ujarnya.

Seperti diketahui sejak menjadi polemik yang meresahkan aparat kepolisian dan TNI di Kota Blitar melakukan penjagaan gereja YHS secara intensif.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1261 seconds (0.1#10.140)