Polisi Ini 21 Tahun Tak Pernah Lebaran di Rumah
A
A
A
BANDUNG - Bagi polisi, kesempatan untuk bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga adalah hal langka. Saat warga berduyun-duyun mudik ke kampung halaman, polisi justru sibuk mengamankan jalannya arus mudik hingga arus balik.
Hal itu yang dirasakan Wadirlantas Polda Jawa Barat AKBP Yus Nurjaman. Tercatat ia sudah 21 tahun tidak pernah merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.
"Saya delapan tahun tugas di Papua, delapan tahun di Lampung, lima tahun di Kalimantan, dan sekarang baru sembilan bulan di Polda Jawa Barat," kata Yus di Posko Terpadu Polda Jawa Barat, Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (4/7/2016).
Selama 21 tahun itu, ia selalu berkutat dengan tugasnya sebagai abdi negara. Meski sesekali terbersit keinginan untuk bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga, perasaan itu harus disimpan dalam-dalam.
Sebagai polisi, Yus sadar akan tugas, tanggung jawab, dan konsekuensinya. "Saya berusaha menjalankan tugas ini dengan niat ibadah. Yang penting ikhlas dan enjoy," ucapnya.
Ia sudah cukup kenyang dengan keluhan dari keluarganya atau dari isti dan tiga anaknya. Meski sesekali mereka protes, pada akhirnya Yus berusaha memberi penjelasan soal tugasnya. Keluarganya pun bisa mengerti.
Yus kemudian menceritakan pengalaman awalnya di masa-masa bertugas sebagai polisi. Saat seluruh keluarga besarnya berkumpul dalam momen Idul Fitri, ia justru jadi satu-satunya orang yang absen.
"Saya tiga belas bersaudara. Kalau kumpul, cuma saya saja yang biasanya tidak ikut kumpul karena harus bertugas," ungkapnya.
Pria 46 tahun itu mengaku sempat terenyuh di awal-awal tugasnya sebagai polisi dan harus melewatkan momen berkumpul bersama orangtua dan saudara-saudaranya.
"Dulu orangtua saya nelepon pas awal-awal, nak kamu di mana, kok enggak pulang? Saat itu orangtua saya sedih. Saya jelaskan bahwa saya harus tugas," tuturnya.
Lama-kelamaan, orangtua Yus mengerti. Ia pun biasanya jadi yang paling terakhir menemui orangtua.
"Setelah tugas arus mudik dan balik selesai, saya biasanya ke rumah orangtua di Cirebon. Tapi sekarang kedua orangtua saya sudah tidak ada," ucapnya.
Meski orangtuanya sudah tidak ada, seluruh adik dan kakaknya tetap menjalankan tradisi berkumpul bersama di Cirebon saat momen Idul Fitri. Tapi seperti biasa, Yus selalu absen demi menjalankan tugas.
Idul Fitri kali ini pun ia dipastikan absen berkumpul dengan keluarga besarnya. Lagi-lagi, ia harus menjalankan tugas. Bahkan kali ini terasa lebih menyesakkan. Sebab ia bertugas di kawasan Nagreg yang terbilang dekat ke Cirebon, kampung halamannya.
"Kalau dulu kan jauh karena tugas di luar pulau (Jawa). Sekarang malah dekat ke Cirebon karena tugasnya di sini. Tapi tetap enggak bisa pulang," jelas Yus.
Bertugas mengawal arus mudik di kawasan Nagreg sendiri jadi pengalaman pertama Yus. Dibanding tugas di tempat-tempat sebelumnya, tugas di Nagreg menurutnya jauh lebih berat sekaligus menantang.
Hal itu karena suasana arus mudik di Nagreg sangat ramai. Kondisi itu berbeda dengan di Papua, Lampung, dan Kalimantan.
Meski begitu, ia tetap berusaha menikmati tugasnya. Ia ingin bekerja maksimal membantu kelancaran arus mudik dan balik.
Hal itu yang dirasakan Wadirlantas Polda Jawa Barat AKBP Yus Nurjaman. Tercatat ia sudah 21 tahun tidak pernah merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.
"Saya delapan tahun tugas di Papua, delapan tahun di Lampung, lima tahun di Kalimantan, dan sekarang baru sembilan bulan di Polda Jawa Barat," kata Yus di Posko Terpadu Polda Jawa Barat, Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (4/7/2016).
Selama 21 tahun itu, ia selalu berkutat dengan tugasnya sebagai abdi negara. Meski sesekali terbersit keinginan untuk bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga, perasaan itu harus disimpan dalam-dalam.
Sebagai polisi, Yus sadar akan tugas, tanggung jawab, dan konsekuensinya. "Saya berusaha menjalankan tugas ini dengan niat ibadah. Yang penting ikhlas dan enjoy," ucapnya.
Ia sudah cukup kenyang dengan keluhan dari keluarganya atau dari isti dan tiga anaknya. Meski sesekali mereka protes, pada akhirnya Yus berusaha memberi penjelasan soal tugasnya. Keluarganya pun bisa mengerti.
Yus kemudian menceritakan pengalaman awalnya di masa-masa bertugas sebagai polisi. Saat seluruh keluarga besarnya berkumpul dalam momen Idul Fitri, ia justru jadi satu-satunya orang yang absen.
"Saya tiga belas bersaudara. Kalau kumpul, cuma saya saja yang biasanya tidak ikut kumpul karena harus bertugas," ungkapnya.
Pria 46 tahun itu mengaku sempat terenyuh di awal-awal tugasnya sebagai polisi dan harus melewatkan momen berkumpul bersama orangtua dan saudara-saudaranya.
"Dulu orangtua saya nelepon pas awal-awal, nak kamu di mana, kok enggak pulang? Saat itu orangtua saya sedih. Saya jelaskan bahwa saya harus tugas," tuturnya.
Lama-kelamaan, orangtua Yus mengerti. Ia pun biasanya jadi yang paling terakhir menemui orangtua.
"Setelah tugas arus mudik dan balik selesai, saya biasanya ke rumah orangtua di Cirebon. Tapi sekarang kedua orangtua saya sudah tidak ada," ucapnya.
Meski orangtuanya sudah tidak ada, seluruh adik dan kakaknya tetap menjalankan tradisi berkumpul bersama di Cirebon saat momen Idul Fitri. Tapi seperti biasa, Yus selalu absen demi menjalankan tugas.
Idul Fitri kali ini pun ia dipastikan absen berkumpul dengan keluarga besarnya. Lagi-lagi, ia harus menjalankan tugas. Bahkan kali ini terasa lebih menyesakkan. Sebab ia bertugas di kawasan Nagreg yang terbilang dekat ke Cirebon, kampung halamannya.
"Kalau dulu kan jauh karena tugas di luar pulau (Jawa). Sekarang malah dekat ke Cirebon karena tugasnya di sini. Tapi tetap enggak bisa pulang," jelas Yus.
Bertugas mengawal arus mudik di kawasan Nagreg sendiri jadi pengalaman pertama Yus. Dibanding tugas di tempat-tempat sebelumnya, tugas di Nagreg menurutnya jauh lebih berat sekaligus menantang.
Hal itu karena suasana arus mudik di Nagreg sangat ramai. Kondisi itu berbeda dengan di Papua, Lampung, dan Kalimantan.
Meski begitu, ia tetap berusaha menikmati tugasnya. Ia ingin bekerja maksimal membantu kelancaran arus mudik dan balik.
(nag)