Rodiaman, Mantan Pedayung Nasional yang Kini Berjuang Melawan Kanker Usus
A
A
A
BANDUNG - Tubuhnya tinggal tulang dibalut kulit, bahkan tulang di wajahnya pun terlihat jelas. Kondisi tersebut jauh berbeda dari beberapa tahun lalu, bahkan saat aktif menjadi atlet dayung mewakili Indonesia di berbagai ajang pertandingan bergengsi se-ASEAN bahkan Asia.
Ya, Rodiaman (38), mantan atlet dayung yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional kini terbaring lemah di RS Al Ihsan lantaran terserang kanker usus.
Kabar tentang sakit yang diderita Rodiaman tersebar luas sejak Selasa (28/6/2016) melalui Facebook. Ahmad Zafrullah, salah satu kerabat Rodiaman, coba bersuara, guna menggugah hati pemerintah, agar mau memberi bantuan.
Dia menulis sebuah surat terbuka melalui jejaring sosial Facebook yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Berikut isi surat tersebut.
Dengan Hormat,
Selamat sore, selamat berbuka Pak Presiden. Saya mohon maaf bila penulisannya tidak rapih dan baik.
Dalam kesempatan ini saya mewakili teman, saudara kami Rodiaman, mantan pedayung nasional yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah pesta olahraga dunia. Peraih medali emas SEA Games 2003, 2005, dan 2007.
Memohon dengan sangat perhatian Bapak terkait kondisi Rodiaman, yang sedang kritis melawan kanker usus. Beliau sedang dirawat di Rumah Sakit Al Ihsan, Bale Endah, Kab. Bandung.
Sekiranya Bapak dapat menolong teman kami dalam menghadapi kesulitannya. Sekali lagi saya minta maaf bila tulisan ini mengganggu Bapak.
Terima kasih.
Ahmad Zafrullah
Guru Olahraga Sekolah Bogor Raya
Lulusan FPOK UPI Bandung Angkatan 1994
Tulisan itu pun langsung membuat dunia maya heboh. Bahkan, beberapa rekan sejawat Rodiaman langsung berdatangan. Tidak hanya itu, perhatian pun muncul dari tempatnya bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Barat yang langsung memindahkan Rodiaman dari Kelas 2B Zaitun lantai 2 ke Kelas VIP Gedung Zamzam Lantai II kamar 8 RS Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung.
Orangtua Rodiaman, Tarmana (65), menceritakan awal sakit yang diderita putranya. "Sudah delapan bulan, kita juga tidak tahu gejalanya bagaimana. Mengeluh di usus aja, sakit," ujar Tarmana.
Rodiaman yang tinggal di sekitar Kawasan Situ Ciburuy itu pun sempat dibawa ke RS Dustira Cimahi untuk dirawat. Namun, Rodiaman memilih dirawat di rumahnya.
Tidak berapa lama, sakitnya pun kambuh kembali bahkan hingga diperiksa ke RS Hasan Sadikin Bandung dan disarankan untuk dilakukan operasi pada ususnya yang terserang kanker. Merasa tubuhnya kuat, Rodiaman pun lebih memilih berobat menggunakan obat herbal dan alternatif.
Dua bulan lalu, Rodiaman merasa tidak kuat lagi dan memilih untuk dirawat di rumah orangtuanya di daerah Cisewu, Kabupaten Garut. "Pas pulang ke rumah masih terlihat segar tetapi memang tidak sebugar biasanya. Dirawat di rumah mengandalkan herbal rupanya tidak kunjung sembuh, bahkan berat badannya terus menurun hingga terlihat tulang dibalut kulit saja."
Dua hari lalu, berdasarkan inisiatif rekan-rekannya, Rodiaman pun kemudian dirujuk ke RS Al Ihsan agar ditangani secara intensif. Bahkan, berkat berita di Facebook yang meminta perhatian dari Presiden RI Joko Widodo menyebar, kolega, rekan, dan juga pelatihnya pun bersimpati dan langsung datang ke RS Al Ihsan.
Pelatih yang juga dosen saat Rodiaman belajar di FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dede Rohmat, pun langsung berkoordinasi dengan kolega dan rekan-rekannya di Disorda Provinsi Jabar.
"Saya sedih saat melihat kondisi anak didik saya yang kini terbaring lemah, padahal dulu prestasinya sangat luar biasa dan mengharumkan nama bangsa Indonesia," ungkap Dede yang ditemui Koran Sindo saat mendampingi Rodiaman di RS Al Ihsan.
Dede pun menceritakan awal bergabungnya Rodiaman dengan timnya dahulu. "Awalnya tidak tertarik ke dayung, dia malah tertarik pada tinju. Untuk itu saya rangkul dan arahkan agar lebih berprestasi dan memiliki masa depan yang cerah," ujar Dede.
Rupanya, ajakan Dede agar Rodiaman menjadi atlet dayung pun tidak sia-sia. Tahun 1998 Rodiaman bertanding di Porda Bogor mewakili Kabupaten Bandung. Kemudian bertanding di PON tahun 2.000. Kariernya terus moncer hingga bisa promosi ke tingkat nasional mengikuti SEA Games.
"Dia sudah mengikuti beberapa event SEA Games dan rata-rata mengantongi emas seperti pada tahun 2001 di Malaysia, Tahun 2003 Filipina, tahun 2005 Vietnam, kemudian di Pattaya pada tahun 2007 lagi-lagi mendapatkan emas. Hanya pada Asian Games di Busan tahun 2002 saja yang mendapatkan perunggu," paparnya.
Setelah berhasil menjuarai berbagai pertandingan, Rodiaman pun menjadi pelatih atlet dayung dan tahun 2010 Dispora Jabar mengangkatnya menjadi PNS melalui jalur prestasi.
"Setelah gabung di Dispora pun dia masih terus aktif dan melakukan pembinaan kepada atlet-atlet dayung agar bisa berprestasi," katanya.
Mengenai penyakit yang diderita Rodiaman, Dede mengaku baru mengetahui akhir-akhir ini. "Sejak awal tahun lalu sering sakit-sakitan dan izin ke kantornya dan semakin parah beberapa bulan lalu. Sepertinya penyakitnya mulai parah," ujarnya.
Menurut Dede, pihaknya dengan beberapa kolega termasuk Dispora Jabar akan terus memantau perkembangan kesehatan Rodiaman. "Kita berharap bisa pulih seperti sediakala, karena sumbangsih dia cukup besar bagi negara dan Jawa Barat," harapnya.
Ya, Rodiaman (38), mantan atlet dayung yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional kini terbaring lemah di RS Al Ihsan lantaran terserang kanker usus.
Kabar tentang sakit yang diderita Rodiaman tersebar luas sejak Selasa (28/6/2016) melalui Facebook. Ahmad Zafrullah, salah satu kerabat Rodiaman, coba bersuara, guna menggugah hati pemerintah, agar mau memberi bantuan.
Dia menulis sebuah surat terbuka melalui jejaring sosial Facebook yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Berikut isi surat tersebut.
Dengan Hormat,
Selamat sore, selamat berbuka Pak Presiden. Saya mohon maaf bila penulisannya tidak rapih dan baik.
Dalam kesempatan ini saya mewakili teman, saudara kami Rodiaman, mantan pedayung nasional yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah pesta olahraga dunia. Peraih medali emas SEA Games 2003, 2005, dan 2007.
Memohon dengan sangat perhatian Bapak terkait kondisi Rodiaman, yang sedang kritis melawan kanker usus. Beliau sedang dirawat di Rumah Sakit Al Ihsan, Bale Endah, Kab. Bandung.
Sekiranya Bapak dapat menolong teman kami dalam menghadapi kesulitannya. Sekali lagi saya minta maaf bila tulisan ini mengganggu Bapak.
Terima kasih.
Ahmad Zafrullah
Guru Olahraga Sekolah Bogor Raya
Lulusan FPOK UPI Bandung Angkatan 1994
Tulisan itu pun langsung membuat dunia maya heboh. Bahkan, beberapa rekan sejawat Rodiaman langsung berdatangan. Tidak hanya itu, perhatian pun muncul dari tempatnya bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Barat yang langsung memindahkan Rodiaman dari Kelas 2B Zaitun lantai 2 ke Kelas VIP Gedung Zamzam Lantai II kamar 8 RS Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung.
Orangtua Rodiaman, Tarmana (65), menceritakan awal sakit yang diderita putranya. "Sudah delapan bulan, kita juga tidak tahu gejalanya bagaimana. Mengeluh di usus aja, sakit," ujar Tarmana.
Rodiaman yang tinggal di sekitar Kawasan Situ Ciburuy itu pun sempat dibawa ke RS Dustira Cimahi untuk dirawat. Namun, Rodiaman memilih dirawat di rumahnya.
Tidak berapa lama, sakitnya pun kambuh kembali bahkan hingga diperiksa ke RS Hasan Sadikin Bandung dan disarankan untuk dilakukan operasi pada ususnya yang terserang kanker. Merasa tubuhnya kuat, Rodiaman pun lebih memilih berobat menggunakan obat herbal dan alternatif.
Dua bulan lalu, Rodiaman merasa tidak kuat lagi dan memilih untuk dirawat di rumah orangtuanya di daerah Cisewu, Kabupaten Garut. "Pas pulang ke rumah masih terlihat segar tetapi memang tidak sebugar biasanya. Dirawat di rumah mengandalkan herbal rupanya tidak kunjung sembuh, bahkan berat badannya terus menurun hingga terlihat tulang dibalut kulit saja."
Dua hari lalu, berdasarkan inisiatif rekan-rekannya, Rodiaman pun kemudian dirujuk ke RS Al Ihsan agar ditangani secara intensif. Bahkan, berkat berita di Facebook yang meminta perhatian dari Presiden RI Joko Widodo menyebar, kolega, rekan, dan juga pelatihnya pun bersimpati dan langsung datang ke RS Al Ihsan.
Pelatih yang juga dosen saat Rodiaman belajar di FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dede Rohmat, pun langsung berkoordinasi dengan kolega dan rekan-rekannya di Disorda Provinsi Jabar.
"Saya sedih saat melihat kondisi anak didik saya yang kini terbaring lemah, padahal dulu prestasinya sangat luar biasa dan mengharumkan nama bangsa Indonesia," ungkap Dede yang ditemui Koran Sindo saat mendampingi Rodiaman di RS Al Ihsan.
Dede pun menceritakan awal bergabungnya Rodiaman dengan timnya dahulu. "Awalnya tidak tertarik ke dayung, dia malah tertarik pada tinju. Untuk itu saya rangkul dan arahkan agar lebih berprestasi dan memiliki masa depan yang cerah," ujar Dede.
Rupanya, ajakan Dede agar Rodiaman menjadi atlet dayung pun tidak sia-sia. Tahun 1998 Rodiaman bertanding di Porda Bogor mewakili Kabupaten Bandung. Kemudian bertanding di PON tahun 2.000. Kariernya terus moncer hingga bisa promosi ke tingkat nasional mengikuti SEA Games.
"Dia sudah mengikuti beberapa event SEA Games dan rata-rata mengantongi emas seperti pada tahun 2001 di Malaysia, Tahun 2003 Filipina, tahun 2005 Vietnam, kemudian di Pattaya pada tahun 2007 lagi-lagi mendapatkan emas. Hanya pada Asian Games di Busan tahun 2002 saja yang mendapatkan perunggu," paparnya.
Setelah berhasil menjuarai berbagai pertandingan, Rodiaman pun menjadi pelatih atlet dayung dan tahun 2010 Dispora Jabar mengangkatnya menjadi PNS melalui jalur prestasi.
"Setelah gabung di Dispora pun dia masih terus aktif dan melakukan pembinaan kepada atlet-atlet dayung agar bisa berprestasi," katanya.
Mengenai penyakit yang diderita Rodiaman, Dede mengaku baru mengetahui akhir-akhir ini. "Sejak awal tahun lalu sering sakit-sakitan dan izin ke kantornya dan semakin parah beberapa bulan lalu. Sepertinya penyakitnya mulai parah," ujarnya.
Menurut Dede, pihaknya dengan beberapa kolega termasuk Dispora Jabar akan terus memantau perkembangan kesehatan Rodiaman. "Kita berharap bisa pulih seperti sediakala, karena sumbangsih dia cukup besar bagi negara dan Jawa Barat," harapnya.
(zik)