Gajah Jantan Mengamuk karena Terusik Flash Kamera Dokter Cantik
A
A
A
SEMARANG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah menyebut, Panamtu, si gajah jantan yang mengamuk dan menyerang drh Esthi Octovia Wara Hapsari hingga tewas, didua terusik flash (blitz) kamera korban yang dinyalakan ketika hendak berfoto selfie.
Hal itu diungkapkan Kepala BKSDA Jateng Suharman. Timnya diturunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) termasuk Suharman sendiri yang meminta penjelasan dari Kepala Disbudpar setempat, Sentot Sujarwoko.
"Tadi pagi-pagi buta, saya sudah telepon Pak Sentot. Cari tahu, apa sih triggernya (pemicu). Dari keterangan pawang di sana, almarhumah (drh Esthi) ini ingin berfoto selfie dengan gajah tersebut (Panamtu) dari jarak satu meter. Tapi lampu blitz (flash) kameranya dinyalakan, sebenarnya sudah dilarang setengah mati oleh pawang," ungkap Suharman saat dihubungi KORAN SINDO via ponsel, Kamis (12/5/2016) pagi.
Karena nyala flash kamera ponsel itu, Panamtu mengamuk dan menyerang. Sebenarnya, si pawang sudah coba mengalihkan perhatian dengan berbagai cara, di antaranya melempar kelapa di dekat gajah namun tak berhasil. Dia menyebut, pawang tidak bersalah pada insiden ini, sebab sudah berusaha mengingatkan korban hingga mencoba menolong.
Menurutnya, gajah walaupun terlihat lambat dan mengantuk, tapi memorinya sangat tinggi. "Makanya yang diserang atau dikejar itu almarhumah. Pada beberapa kejadian, ingatan gajah itu bisa kuat berhari-hari bahkan tahun, ingat terus siapa yang pernah mengusiknya, baik hewan maupun manusia."
Hal itu diungkapkan Kepala BKSDA Jateng Suharman. Timnya diturunkan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) termasuk Suharman sendiri yang meminta penjelasan dari Kepala Disbudpar setempat, Sentot Sujarwoko.
"Tadi pagi-pagi buta, saya sudah telepon Pak Sentot. Cari tahu, apa sih triggernya (pemicu). Dari keterangan pawang di sana, almarhumah (drh Esthi) ini ingin berfoto selfie dengan gajah tersebut (Panamtu) dari jarak satu meter. Tapi lampu blitz (flash) kameranya dinyalakan, sebenarnya sudah dilarang setengah mati oleh pawang," ungkap Suharman saat dihubungi KORAN SINDO via ponsel, Kamis (12/5/2016) pagi.
Karena nyala flash kamera ponsel itu, Panamtu mengamuk dan menyerang. Sebenarnya, si pawang sudah coba mengalihkan perhatian dengan berbagai cara, di antaranya melempar kelapa di dekat gajah namun tak berhasil. Dia menyebut, pawang tidak bersalah pada insiden ini, sebab sudah berusaha mengingatkan korban hingga mencoba menolong.
Menurutnya, gajah walaupun terlihat lambat dan mengantuk, tapi memorinya sangat tinggi. "Makanya yang diserang atau dikejar itu almarhumah. Pada beberapa kejadian, ingatan gajah itu bisa kuat berhari-hari bahkan tahun, ingat terus siapa yang pernah mengusiknya, baik hewan maupun manusia."
(zik)