Sirene Mati, Pengendara Motor Tewas Disambar Kereta Api
A
A
A
BLITAR - Agus Riyadi (43), pengendara motor asal Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar tewas tertabrak Kereta Api Rapih Doho jurusan Blitar-Surabaya. Bersama motor Honda Beat yang dikendarainya Agus terlempar sejauh dua meter.
Insiden maut ini terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di wilayah Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
"Korban meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka parah di bagian kepala," tutur Budi salah seorang warga ditemui di lokasi kejadian, Jumat (1/4/2016).
Tidak sedikit yang melihat korban melesat dengan kecepatan tinggi dari arah utara. Informasinya Agus hendak menyelesaikan urusan di Kademangan.
Celakanya suara sirene perlintasan KA yang mati sejak Rabu 30 Maret 2016 membuatnya kurang waspada bahwa dari arah timur KA Rapih Doho jalur Kertosono tengah melaju kencang.
Saksi melihat seorang lelaki yang berada di perlintasan tak berpalang pintu itu sempat memperingatkan korban kalau ada kereta hendak melintas. Namun lambaian tangan pria yang dianggap kurang waras itu diabaikan begitu saja.
Benturan keras tak terelakkan. Agus tewas seketika di lokasi kejadian. Sementara sepeda motor yang dikendarainya ringsek total. "Kalau sirene tanda kereta itu tidak mati, korban mungkin tahu ada kereta hendak melintas," paparnya.
Menurut Kapolsek Sanankulon AKP Durrohman korban dipastikan tidak tahu kalau ada kereta yang hendak melintas.
Karenanya aparat kepolisian berencana meminta keterangan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait matinya tanda sirene di perlintasan tak berpalang pintu.
"Sebab tidak berfungsinya sirene ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Sirene sangat penting di perlintasan kereta, terutama yang tidak berpalang pintu," pungkasnya.
Insiden maut ini terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di wilayah Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.
"Korban meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka parah di bagian kepala," tutur Budi salah seorang warga ditemui di lokasi kejadian, Jumat (1/4/2016).
Tidak sedikit yang melihat korban melesat dengan kecepatan tinggi dari arah utara. Informasinya Agus hendak menyelesaikan urusan di Kademangan.
Celakanya suara sirene perlintasan KA yang mati sejak Rabu 30 Maret 2016 membuatnya kurang waspada bahwa dari arah timur KA Rapih Doho jalur Kertosono tengah melaju kencang.
Saksi melihat seorang lelaki yang berada di perlintasan tak berpalang pintu itu sempat memperingatkan korban kalau ada kereta hendak melintas. Namun lambaian tangan pria yang dianggap kurang waras itu diabaikan begitu saja.
Benturan keras tak terelakkan. Agus tewas seketika di lokasi kejadian. Sementara sepeda motor yang dikendarainya ringsek total. "Kalau sirene tanda kereta itu tidak mati, korban mungkin tahu ada kereta hendak melintas," paparnya.
Menurut Kapolsek Sanankulon AKP Durrohman korban dipastikan tidak tahu kalau ada kereta yang hendak melintas.
Karenanya aparat kepolisian berencana meminta keterangan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait matinya tanda sirene di perlintasan tak berpalang pintu.
"Sebab tidak berfungsinya sirene ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Sirene sangat penting di perlintasan kereta, terutama yang tidak berpalang pintu," pungkasnya.
(nag)