Gempa Mentawai Terasa di Sibolga dan Tapteng, Tidak Ada Kepanikan
A
A
A
SIBOLGA - Gempa berpotensi tsunami yang terjadi di Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) juga terasa di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Namun gempa tersebut tidak sampai membuat masyarakat kedua daerah panik dan berhamburan keluar rumah.
Bahkan ada warga yang sama sekali tidak merasakannya, karena getaran gempa terasa kecil dan berlangsung cepat. Masyarakat kedua daerah tidak sampai meninggalkan kediaman masing-masing untuk menuju ke tempat aman sekalipun gempa tersebut berpotensi tsunami. Sementara kedua daerah berada di sepanjang garis pantai pantai Barat Sumatera Utara (Sumut).
L Boru Simatupang (42), salah seorang dari antara warga Kota Sibolga yang tempat tinggalnya berada di atas laut di Kota Sibolga yang mengaku merasakan gempa tersebut, namun tidak bergeming untuk meninggalkan kediamannya.
"Kami warga lingkungan sini tahu tadi ada gempa yang pusatnya disebutkan di Mentawai. Cuma warga di sini terlihat biasa saja dan tidak sampai ada yang bergegas meninggalkan kediamannya menuju tempat aman," ungkap Boru Simatupang kepada KORAN SINDO MEDAN, Rabu (2/3/2016).
Namun Boru akan tetap waspada sembari berdoa agar gempa susulan tidak lagi terjadi dan jauh dari apa yang diinformasikan berpotensi tsunami. "Mudah-mudahan itu tidak sampai terjadi dan berdampak ke daerah ini," tukasnya.
Hal senada dikemukakan L Sitompul (34), warga Tapteng. Dia juga merasakan gempa Mentawai tersebut saat berada di salah satu kedai kopi di Kota Sibolga. Namun bersama pengunjung lain di dalam kedai, mereka tetap duduk santai.
"Mudah-mudahanlah semua biasa saja, tidak sampai terjadi tsunami seperti yang diinformasikan pihak terkait," pungkasna.
Kepala Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Sibolga Marolop Rumahorbo dalam pesan singkatnya membeberkan bahwa kekuatan gempa (Magnitude) tercatat sebesar 7,8 skala Richter (SR), terjadi pada tanggal pukul 19.49 WIB, yang berpusat di 4.92 Lintang Selatan (LS), 94.39 Bujur Timur (BT) atau 682 Km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumbar di kedalaman 10 km.
"Gempa terasa sampai ke beberapa wilayah seperti Sumbar, Sumut, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Bengkulu dan Lampung," ujarnya.
Dia mengungkapkan, potensi gempa susulan kemungkinan akan terjadi, namun kekuatannya menurun. Sementara peluang tsunami, bilapun terjadi, dampaknya kemungkinan kecil seperti Sibolga dan Tapteng karena jarak pusat gempa berada sangat jauh atau 682 Km dari daratan mentawai. Sehingga pukulan ombak akan semakin mengecil.
"Tapi walaupun demikian masyarakat di sepanjang pesisir dapat senantiasa tetap menerapkan kewaspadaan dini. Sekalipun dampak potensi gempa kecil karena letaknya jauh," pungkasnya.
Bahkan ada warga yang sama sekali tidak merasakannya, karena getaran gempa terasa kecil dan berlangsung cepat. Masyarakat kedua daerah tidak sampai meninggalkan kediaman masing-masing untuk menuju ke tempat aman sekalipun gempa tersebut berpotensi tsunami. Sementara kedua daerah berada di sepanjang garis pantai pantai Barat Sumatera Utara (Sumut).
L Boru Simatupang (42), salah seorang dari antara warga Kota Sibolga yang tempat tinggalnya berada di atas laut di Kota Sibolga yang mengaku merasakan gempa tersebut, namun tidak bergeming untuk meninggalkan kediamannya.
"Kami warga lingkungan sini tahu tadi ada gempa yang pusatnya disebutkan di Mentawai. Cuma warga di sini terlihat biasa saja dan tidak sampai ada yang bergegas meninggalkan kediamannya menuju tempat aman," ungkap Boru Simatupang kepada KORAN SINDO MEDAN, Rabu (2/3/2016).
Namun Boru akan tetap waspada sembari berdoa agar gempa susulan tidak lagi terjadi dan jauh dari apa yang diinformasikan berpotensi tsunami. "Mudah-mudahan itu tidak sampai terjadi dan berdampak ke daerah ini," tukasnya.
Hal senada dikemukakan L Sitompul (34), warga Tapteng. Dia juga merasakan gempa Mentawai tersebut saat berada di salah satu kedai kopi di Kota Sibolga. Namun bersama pengunjung lain di dalam kedai, mereka tetap duduk santai.
"Mudah-mudahanlah semua biasa saja, tidak sampai terjadi tsunami seperti yang diinformasikan pihak terkait," pungkasna.
Kepala Badan Klimatologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Sibolga Marolop Rumahorbo dalam pesan singkatnya membeberkan bahwa kekuatan gempa (Magnitude) tercatat sebesar 7,8 skala Richter (SR), terjadi pada tanggal pukul 19.49 WIB, yang berpusat di 4.92 Lintang Selatan (LS), 94.39 Bujur Timur (BT) atau 682 Km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumbar di kedalaman 10 km.
"Gempa terasa sampai ke beberapa wilayah seperti Sumbar, Sumut, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Bengkulu dan Lampung," ujarnya.
Dia mengungkapkan, potensi gempa susulan kemungkinan akan terjadi, namun kekuatannya menurun. Sementara peluang tsunami, bilapun terjadi, dampaknya kemungkinan kecil seperti Sibolga dan Tapteng karena jarak pusat gempa berada sangat jauh atau 682 Km dari daratan mentawai. Sehingga pukulan ombak akan semakin mengecil.
"Tapi walaupun demikian masyarakat di sepanjang pesisir dapat senantiasa tetap menerapkan kewaspadaan dini. Sekalipun dampak potensi gempa kecil karena letaknya jauh," pungkasnya.
(hyk)