Indra Azwan Pencari Keadilan dari Malang Sampai di Batam

Selasa, 01 Maret 2016 - 20:15 WIB
Indra Azwan Pencari Keadilan dari Malang Sampai di Batam
Indra Azwan Pencari Keadilan dari Malang Sampai di Batam
A A A
BATAM - Indra Azwan (57) pria asal Malang yang mencari keadilan bagi anaknya Rizki Andika dengan berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki telah sampai di Batam, Selasa (1/3/2016). Pria ini nekat berjalan kaki mencari keadilan atas peristiwa yang merenggut jiwa anaknya tersebut yang ditabrak lari oleh oknum kepolisian Joko Sumantri dari Polresta Blitar . Dia berharap agar pelaku dapat dikenakan hukuman sesuai Undang-undang yang berlaku.

“Saya berjalan kaki diawali dari daerah Sabang, Banda Aceh, Sumatra Utara, Riau dan Kepuluan Riau serta nanti akan diakhirinya di Bali dan diprediksi perjalanan ini akan menempuh waktu 3 tahun dari 33 provinsi,” ujarnya, Selasa (1/3/2016).

Dia menceritakan bahwasanya saat ini pelaku masih tetap bekerja sebagai polisi di Polresta Blitar, bahkan sudah empat Kapolri berganti tetap hanya janji-janji oleh Kapolri untuk menindak bawahannya.

"Kasus tabrak lari yang dilakukan perwira Polri ini terjadi tahun 1993 sehingga nyawa anak saya tak tertolong lagi. Saya sudah mengadu kepimpinan tertinggi Polri juga tidak ada respon,” ujarnya Selasa (1/3/2016).

Dia menjelaskan, mengetahui kasusnya anaknya dianggap kadaluarsa, Dia bersama Oditur Militer mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung pertengahan tahun 2014, namun sampai saat ini belum diketahui apa sudah putus apa belum.

“Untuk mendapat keadilan terhadap anaknya kali ini Saya akan berjalan kaki menjelajahi Nusantara yang di mulai dari Sabang sampai Papua, aksi ini dilakukan salah satunya terkait lambatnya dan sulitnya administrasi Mahkamah Agung dalam pengiriman salinan putusan,” timpalnya.

Di setiap tempat yang disinggahi dia mengatakan selalu bertemu dengan kepala pemerintahan setempat seperti Gubernur untuk minta tanda tangan serta setiap bertemu masyarakat akan berusaha bertemu media setempat untuk memberitahukan lemahnya hukum di Indonesia.

“Saya mau memberitahukan kepada setiap orang bahwa hukum di negara kita hanya berpihak terhadap yang berkuasa, tidak hanya bagi orang Indonesia tapi pada seluruh dunia makanya nanti finishnya saya pilih di Bali," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3843 seconds (0.1#10.140)