MUI Minta Masjid dan Majelis Ta'lim se-Jabar Kompak Ceramah soal LGBT
A
A
A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat akan meminta pengurus masjid dan majelis ta'lim se-Jawa Barat kompak mengisi kegiatan ceramah dengan tema seputar lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
"Kita akan membuat surat edaran dalam waktu dekat dan menyebarkannya agar di masjid-masjid dan majelis ta'lim memberikan ceramah atau melakukan kajian terkait LGBT ini," ujar Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, Rabu (24/2/2016).
Karena sedang ramai jadi perbincangan, pembahasan ceramah tentang LGBT perlu dilakukan. Apalagi MUI baru saja mengeluarkan fatwa haram tentang segala bentuk penyimpangan dan propaganda LGBT.
Ceramah atau kajian dirasa perlu dilakukan tingkat masyarakat paling bawah. Sebab LGBT bisa ada di mana saja dan tidak terlihat.
"LGBT ini kan fenomena yang sudah sampai ke masyarakat bawah. Ini yang paling dikhawatirkan," ungkapnya.
Soal maraknya LGBT di Indonesia, dia mengatakan itu jadi pelajaran berrharga bagi para kyai, ulama, ustaz, dan berbagai pihak lain. Ada misi dakwah yang gagal sehingga masyarakat memilih menjadi bagian dari LGBT.
"Kita harus jujur, memang semua ormas Islam, kiai, ustadz, harus introspeksi, harus muhasabah. Ini salah satu fenomena kegagalan dakwah juga menurut saya," tegas Rafani.
"Kita akan membuat surat edaran dalam waktu dekat dan menyebarkannya agar di masjid-masjid dan majelis ta'lim memberikan ceramah atau melakukan kajian terkait LGBT ini," ujar Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, Rabu (24/2/2016).
Karena sedang ramai jadi perbincangan, pembahasan ceramah tentang LGBT perlu dilakukan. Apalagi MUI baru saja mengeluarkan fatwa haram tentang segala bentuk penyimpangan dan propaganda LGBT.
Ceramah atau kajian dirasa perlu dilakukan tingkat masyarakat paling bawah. Sebab LGBT bisa ada di mana saja dan tidak terlihat.
"LGBT ini kan fenomena yang sudah sampai ke masyarakat bawah. Ini yang paling dikhawatirkan," ungkapnya.
Soal maraknya LGBT di Indonesia, dia mengatakan itu jadi pelajaran berrharga bagi para kyai, ulama, ustaz, dan berbagai pihak lain. Ada misi dakwah yang gagal sehingga masyarakat memilih menjadi bagian dari LGBT.
"Kita harus jujur, memang semua ormas Islam, kiai, ustadz, harus introspeksi, harus muhasabah. Ini salah satu fenomena kegagalan dakwah juga menurut saya," tegas Rafani.
(sms)