Bawa Kabur dan Setubuhi ABG, Pemuda Ini Diancam 15 Tahun Penjara

Bawa Kabur dan Setubuhi ABG, Pemuda Ini Diancam 15 Tahun Penjara
A
A
A
PANDAN - Seorang pemuda di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) berinisial NDS (19), terancam kurungan 15 tahun penjara karena terbukti membawa kabur seorang ABG berinisial RFM (13).
NDS ditangkap pihak kepolisian dari Polres Tapteng, Rabu (17/2/2016), dari tempat persembunyiannya di Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, setelah tiga bulan lamanya membawa kabur (melarikan) EFM, yang masih duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut keterangan Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) AKP Kusnadi, tersangka NDS ditangkap berdasarkan hasil laporan pengaduan ibu kandung korban EFM pada 28 November 2015. Sang ibu melaporkan bahwa anaknya, EFM, telah dicabuli oleh tersangka NDS.
"Dalam laporan awal itu, ibu kandung korban hanya melaporkan tentang pencabulan tersebut. Tapi ada unsur lain, yakni membawa kabur anak di bawah umur, sehingga tersangka dikenakan pasal berlapis," kata Kusnadi, Jumat (19/2/2016).
Kusnadi mengungkapkan, penangkapakan tersangka NDS dilakukan karena pihak keluarga tersangka tidak dapat menghadirkan tersangka pada proses perdamaian lanjutan.
Sebelumnya, kedua belah pihak telah melakukan perdamaian, tapi pada proses berikutnya keluarga tersangka tidak berkenan menghadirkan tersangka. Sehingga kesepakatan damai pertama dibatalkan oleh pihak keluarga korban.
"Keluarga korban pun mencari keberadaan tersangka dan berhasil mendapatkan informasi bahwa tersangka berada di Merek. Setelah itu melaporkan kepada pihak kepolisian yang selanjutnya berangkat menjemput tersangka di tempat pelariannya tersebut," beber Kusnadi.
Tersangka NDS selama ini tinggal bersama neneknya di Kecamatan Suka Bangun, Tapteng. Di situ pula tersangka berkenalan dengan korban EFM.
Dalam prosesnya, tersangka dibantu pamannya, SL (38), membawa lari korban EFM ke rumah JL, paman tersangka lainnya ke Desa Pulau Pakkat.
Setelah itu, EFM dibawa ke Pintu Angin, Kota Sibolga. Di sini korban bertemu dengan BS (54), ayah kandung tersangka yang sudah menunggu.
Selanjutnya BS membawa korban ke rumah mereka di Sosorgadong lalu ke rumah nenek tersangka di Sigodung, Kecamatan Sirandorung. Selanjutnya korban dibawa ke Berastagi, Kabupaten Karo, kemudian ke Samosir.
"Selama dua minggu tinggal di Samosir, tersangka pergi ke Merek, sebelum kemudian ditangkap," sebut Kusnadi.
Setelah penangkapan tersangka NDS, ucap Kusnadi, korban EFM dalam keterangannya mengaku sudah tujuh kali disetubuhi oleh tersangka NDS. Hal itu dilakukan di dua tempat di Desa Sigodung dan di Kota Pematangsiantar.
Tersangka NDS kini mendekam di RTP Mapolres Tapteng. Dia diancam Pasal 82 ayat (1) UU 35 Tahun 2014 tentang pencabulan dan Pasal 81 ayat (2) tentang persetubuhan anak di bawah umur serta Pasal 332 ayat (1) KUHP tentang perbuatan telah melarikan anak di bawah umur dengan ancaman 15 tahun penjara.
Sementara itu, tersangka NDS yang ditanya mengakui seluruh perbuatannya tersebut. Dia mengatakan, perbuatan itu terpaksa dilakukannya karena hubungan asmaranya dengan kekasihnya yang sudah berjalan selama empat bulan tidak mendapat restu dari pihak keluarga korban.
"Saya mengaku salah. Semua itu saya lakukan karena rasa cinta saya kepadanya dan karena orangtuanya yang tidak merestui hubungan kami," tandasnya.
NDS ditangkap pihak kepolisian dari Polres Tapteng, Rabu (17/2/2016), dari tempat persembunyiannya di Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, setelah tiga bulan lamanya membawa kabur (melarikan) EFM, yang masih duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurut keterangan Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) AKP Kusnadi, tersangka NDS ditangkap berdasarkan hasil laporan pengaduan ibu kandung korban EFM pada 28 November 2015. Sang ibu melaporkan bahwa anaknya, EFM, telah dicabuli oleh tersangka NDS.
"Dalam laporan awal itu, ibu kandung korban hanya melaporkan tentang pencabulan tersebut. Tapi ada unsur lain, yakni membawa kabur anak di bawah umur, sehingga tersangka dikenakan pasal berlapis," kata Kusnadi, Jumat (19/2/2016).
Kusnadi mengungkapkan, penangkapakan tersangka NDS dilakukan karena pihak keluarga tersangka tidak dapat menghadirkan tersangka pada proses perdamaian lanjutan.
Sebelumnya, kedua belah pihak telah melakukan perdamaian, tapi pada proses berikutnya keluarga tersangka tidak berkenan menghadirkan tersangka. Sehingga kesepakatan damai pertama dibatalkan oleh pihak keluarga korban.
"Keluarga korban pun mencari keberadaan tersangka dan berhasil mendapatkan informasi bahwa tersangka berada di Merek. Setelah itu melaporkan kepada pihak kepolisian yang selanjutnya berangkat menjemput tersangka di tempat pelariannya tersebut," beber Kusnadi.
Tersangka NDS selama ini tinggal bersama neneknya di Kecamatan Suka Bangun, Tapteng. Di situ pula tersangka berkenalan dengan korban EFM.
Dalam prosesnya, tersangka dibantu pamannya, SL (38), membawa lari korban EFM ke rumah JL, paman tersangka lainnya ke Desa Pulau Pakkat.
Setelah itu, EFM dibawa ke Pintu Angin, Kota Sibolga. Di sini korban bertemu dengan BS (54), ayah kandung tersangka yang sudah menunggu.
Selanjutnya BS membawa korban ke rumah mereka di Sosorgadong lalu ke rumah nenek tersangka di Sigodung, Kecamatan Sirandorung. Selanjutnya korban dibawa ke Berastagi, Kabupaten Karo, kemudian ke Samosir.
"Selama dua minggu tinggal di Samosir, tersangka pergi ke Merek, sebelum kemudian ditangkap," sebut Kusnadi.
Setelah penangkapan tersangka NDS, ucap Kusnadi, korban EFM dalam keterangannya mengaku sudah tujuh kali disetubuhi oleh tersangka NDS. Hal itu dilakukan di dua tempat di Desa Sigodung dan di Kota Pematangsiantar.
Tersangka NDS kini mendekam di RTP Mapolres Tapteng. Dia diancam Pasal 82 ayat (1) UU 35 Tahun 2014 tentang pencabulan dan Pasal 81 ayat (2) tentang persetubuhan anak di bawah umur serta Pasal 332 ayat (1) KUHP tentang perbuatan telah melarikan anak di bawah umur dengan ancaman 15 tahun penjara.
Sementara itu, tersangka NDS yang ditanya mengakui seluruh perbuatannya tersebut. Dia mengatakan, perbuatan itu terpaksa dilakukannya karena hubungan asmaranya dengan kekasihnya yang sudah berjalan selama empat bulan tidak mendapat restu dari pihak keluarga korban.
"Saya mengaku salah. Semua itu saya lakukan karena rasa cinta saya kepadanya dan karena orangtuanya yang tidak merestui hubungan kami," tandasnya.
(zik)