Margareta Tegaskan Pencarian Angeline Bukan Rekayasa
A
A
A
DENPASAR - Terdakwa Margriet Christina Megawe (Margareta) merasa difitnah karena dituduh menjadi pembunuh Engeline Margriet Megawe (Angeline). Hal tersebut disampaikannya dalam nota pembelaan di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin (15/2/2016).
Margareta juga mengatakan, pencarian Angeline yang dia lakukan bukan rekayasa. Menurut Margareta, pada 16 Mei 2015, dia berpikir Angeline main ke tetangga, sehingga waktu itu pihaknya langsung bertanya kepada tetangga di sebelah rumahnya, bukan kepada Agus, sang pembantu yang juga jadi terdakwa kasus ini.
"Pada 16 Mei 2015, kenapa saya tidak bertanya kepada Agus, karena dia telah mendengar saya telah memanggil Angeline, tapi dia (Agus) hanya diam saja," ujarnya.
"Untuk mencari Angeline, bahkan saya menemui paranormal untuk menanyakan keberadaannya. Ini sebuah naluri seorang ibu untuk mencari anaknya, bukan rekayasa, saya ingin anak saya cepat ditemukan," paparnya.
"Saya berpikir saat itu Angeline juga telah diculik orang. Saya tidak pernah beranggapan anak saya dibunuh dengan keji oleh Agus," terangnya.
Selain itu, Margareta juga mengatakan, saat kejadian hilangnya Angeline, dia benar-benar melaporkan kepada pihak kepolisian, dan hal tersebut tidak direkayasa.
"Ini bukan sebuah drama. Selama ini orang-orang beranggapan saya merekayasa semua peristiwa yang terjadi."
Margareta menegaskan mencintai Angeline dengan sepenuh hati dan tidak pernah berpikiran bahwa anaknya telah meninggal dunia dengan keadaan yang mengenaskan.
Margareta juga mengatakan, pencarian Angeline yang dia lakukan bukan rekayasa. Menurut Margareta, pada 16 Mei 2015, dia berpikir Angeline main ke tetangga, sehingga waktu itu pihaknya langsung bertanya kepada tetangga di sebelah rumahnya, bukan kepada Agus, sang pembantu yang juga jadi terdakwa kasus ini.
"Pada 16 Mei 2015, kenapa saya tidak bertanya kepada Agus, karena dia telah mendengar saya telah memanggil Angeline, tapi dia (Agus) hanya diam saja," ujarnya.
"Untuk mencari Angeline, bahkan saya menemui paranormal untuk menanyakan keberadaannya. Ini sebuah naluri seorang ibu untuk mencari anaknya, bukan rekayasa, saya ingin anak saya cepat ditemukan," paparnya.
"Saya berpikir saat itu Angeline juga telah diculik orang. Saya tidak pernah beranggapan anak saya dibunuh dengan keji oleh Agus," terangnya.
Selain itu, Margareta juga mengatakan, saat kejadian hilangnya Angeline, dia benar-benar melaporkan kepada pihak kepolisian, dan hal tersebut tidak direkayasa.
"Ini bukan sebuah drama. Selama ini orang-orang beranggapan saya merekayasa semua peristiwa yang terjadi."
Margareta menegaskan mencintai Angeline dengan sepenuh hati dan tidak pernah berpikiran bahwa anaknya telah meninggal dunia dengan keadaan yang mengenaskan.
(zik)