435 Eks Gafatar Resmi Dipulangkan ke Daerah Asal
A
A
A
BOYOLALI - Sebanyak 435 eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Jawa Tengah dan Yogyakarta yang ditempatkan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali resmi dipulangkan ke daerah asal, Jumat (29/1/2016) siang. Mereka diserahkan ke masing-masing pemerintah daerah untuk dibina lebih lanjut.
Kasubdit Ketahanan Seni Budaya, Agama dan Kemasyarakatan Kesbangpol Pemprov Jateng Prayitno Suyatmo mengatakan, mereka yang dipulangkan merupakan rombongan eks Gafatar yang datang pada gelombang pertama dan kedua pada Minggu 24 Januari dan Senin 25 Januari lalu.
“Selama lima hari di asrama haji, mereka diberikan pembinaan mental, bimbingan konseling anak, psikologi, agama, bela negara, dan wawasan kebangsaan,” kata Prayitno Suyatmo di sela sela prosesi pemulangan eks Gafatar di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (29/1/2016) siang.
Dari 435 yang dipulangkan, terbanyak berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka berjumlah 345 orang dan 40 orang lainnya berasal dari Jawa Tengah.
Meski demikian, ada segelintir eks Gafatar yang belum dapat dipulangkan karena mereka berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Bekasi.
Pihaknya surat mengirim surat kepada pemerintah daerah asal eks Gafatar namun belum mendapatkan respon.
Sementara, di asrama haji kini masih tinggal sekitar 1.200 eks Gafatar gelombang ketiga yang baru saja masuk ke asrama haji.
Mereka juga akan mendapatkan pembinaan serupa selama lima hari sebelum dipulangkan ke daerah asal. Berbeda dengan gelombang satu dan dua yang sebagian besar berasal dari Yogyakarta, eks Gafatar gelombang tiga terbanyak berasal dari berbagai wilayah di Jateng.
Kepala Kesbangpol Pemprov Jateng Achmad Rifai mengatakan, setelah dipulangkan pemerintah daerah yang akan menangani. Metode pembinaan diserahkan sepenuhnya kepada daerah, termasuk inovasi inovasi yang akan dimungkin akan dilakukan.
“Keberadaan mereka juga akan dipantau Kesbangpol di masing masing daerah,” tandas Achmad Rifai.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemprov DIY Untung Sukaryadi mengatakan, para eks Gafatar di wilayahnya akan ditampung dulu di satu tempat selama tiga hari untuk pembinaan lebih lanjut.
Mereka akan ditangani sesuai umur, dan jenis kelaminnya. Setelah itu, baru akan akan dikembalikan ke daerah asalnya. Sejauh ini, data yang masuk baru sebatas asal kabupaten atau kota di Yogyakarta. Sedangkan alamat detail belum diterima.
“Nantinya akan direidentifikasi. Sebab ada kemungkinan eks Gafatar dari daerah lain masuk ke data di Yogyakarta,” ungkap Untung.
Selama tiga hari dipenampungan sementara, jatah makan dan kebutuhan sehari hari akan ditanggung melalui program rehabilitasi. Namun, Pemprov DIY tidak menyediakan jatah hidup (jadup) setelah nanti dikembalikan kepada keluarganya.
Kasubdit Ketahanan Seni Budaya, Agama dan Kemasyarakatan Kesbangpol Pemprov Jateng Prayitno Suyatmo mengatakan, mereka yang dipulangkan merupakan rombongan eks Gafatar yang datang pada gelombang pertama dan kedua pada Minggu 24 Januari dan Senin 25 Januari lalu.
“Selama lima hari di asrama haji, mereka diberikan pembinaan mental, bimbingan konseling anak, psikologi, agama, bela negara, dan wawasan kebangsaan,” kata Prayitno Suyatmo di sela sela prosesi pemulangan eks Gafatar di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (29/1/2016) siang.
Dari 435 yang dipulangkan, terbanyak berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka berjumlah 345 orang dan 40 orang lainnya berasal dari Jawa Tengah.
Meski demikian, ada segelintir eks Gafatar yang belum dapat dipulangkan karena mereka berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Bekasi.
Pihaknya surat mengirim surat kepada pemerintah daerah asal eks Gafatar namun belum mendapatkan respon.
Sementara, di asrama haji kini masih tinggal sekitar 1.200 eks Gafatar gelombang ketiga yang baru saja masuk ke asrama haji.
Mereka juga akan mendapatkan pembinaan serupa selama lima hari sebelum dipulangkan ke daerah asal. Berbeda dengan gelombang satu dan dua yang sebagian besar berasal dari Yogyakarta, eks Gafatar gelombang tiga terbanyak berasal dari berbagai wilayah di Jateng.
Kepala Kesbangpol Pemprov Jateng Achmad Rifai mengatakan, setelah dipulangkan pemerintah daerah yang akan menangani. Metode pembinaan diserahkan sepenuhnya kepada daerah, termasuk inovasi inovasi yang akan dimungkin akan dilakukan.
“Keberadaan mereka juga akan dipantau Kesbangpol di masing masing daerah,” tandas Achmad Rifai.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemprov DIY Untung Sukaryadi mengatakan, para eks Gafatar di wilayahnya akan ditampung dulu di satu tempat selama tiga hari untuk pembinaan lebih lanjut.
Mereka akan ditangani sesuai umur, dan jenis kelaminnya. Setelah itu, baru akan akan dikembalikan ke daerah asalnya. Sejauh ini, data yang masuk baru sebatas asal kabupaten atau kota di Yogyakarta. Sedangkan alamat detail belum diterima.
“Nantinya akan direidentifikasi. Sebab ada kemungkinan eks Gafatar dari daerah lain masuk ke data di Yogyakarta,” ungkap Untung.
Selama tiga hari dipenampungan sementara, jatah makan dan kebutuhan sehari hari akan ditanggung melalui program rehabilitasi. Namun, Pemprov DIY tidak menyediakan jatah hidup (jadup) setelah nanti dikembalikan kepada keluarganya.
(sms)