Eks Gafatar Ini Tak Sepenuh Hati Pulang Ke Kampung Halaman
Eks Gafatar Ini Tak Sepenuh Hati Pulang Ke Kampung Halaman
A
A
A
SURABAYA - Dipulangkan ke kampung halaman tentunya tak membuat sejumlah eks pengikut Gafatar sepenuh hati. Pasalnya, di tempat asalnya yakni di Kalimantan Barat sudah memiliki penghasilan dan penopang ekonomi.
Ike, salah satu eks Pengikut Gafatar mengaku jika diizinkan ingin kembali. Ike tinggal di perkampungan Gafatar di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kata Ike, di tempat itu ada gerakkan sosial, semangat gotong royong atar sesama.
"Di sana hidup di perkampungan berkelompok. Rasa sosialnya sangat tinggi. Di sana yang laki-laki berladang dari mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB," kata Ike ditemui di Asrama Transisto, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan kependudukan Provinsi Jawa Timur, Rabu (27/1/2016).
Sedangkan ibu-ibu memiliki aktivitas rumah tangga di tempat tersebut. Untuk anak-anak memang tidak sekolah seperti sekolah formal pada umumnya. Anak-anak ini belajar di Sekolah Berbasis Rumah (SBR) semacam Home Schooling.
Ike dipulangkan ke Jawa Timur setelah terjadi kisruh Perkampungan Gafatar di Kawasan Mempawah, Kalimatan Barat.
Sementara, kata Ike, perkampunga Gafatar di Kubu Raya tidak terjadi apa-apa. Bahkan, saat upaya pemulangan yang dilakukan oleh pemerintah juga menuai kegelisahan dari warga di sana. Perkampungan Gafatar yang ditempati Ike juga berdekatan dengan perkampungan penduduk.
"Kita sama penduduk sana nggak ada masalah. Bahkan saat kami dipulangkan banyak warga sana yang menangis karena berpisah. Kami hidup baik-baik di sana. Hanya saja ketika ada konflik di Mempawah kami dipulangkan karena khawatir terjadi apa-apa di perkampunan tersebut," ujarnya.
Saat ini Ike rencananya akan tinggal bersama saudaranya di Kawasan Petemon, Surabaya. Datang ke Surabaya Ike bersama dua anaknya yakni Afifah Darmayanti (16) anak pertama dan Sheva Putri Armadoni (5) anak bungsu.
Ike, salah satu eks Pengikut Gafatar mengaku jika diizinkan ingin kembali. Ike tinggal di perkampungan Gafatar di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Kata Ike, di tempat itu ada gerakkan sosial, semangat gotong royong atar sesama.
"Di sana hidup di perkampungan berkelompok. Rasa sosialnya sangat tinggi. Di sana yang laki-laki berladang dari mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB," kata Ike ditemui di Asrama Transisto, Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan kependudukan Provinsi Jawa Timur, Rabu (27/1/2016).
Sedangkan ibu-ibu memiliki aktivitas rumah tangga di tempat tersebut. Untuk anak-anak memang tidak sekolah seperti sekolah formal pada umumnya. Anak-anak ini belajar di Sekolah Berbasis Rumah (SBR) semacam Home Schooling.
Ike dipulangkan ke Jawa Timur setelah terjadi kisruh Perkampungan Gafatar di Kawasan Mempawah, Kalimatan Barat.
Sementara, kata Ike, perkampunga Gafatar di Kubu Raya tidak terjadi apa-apa. Bahkan, saat upaya pemulangan yang dilakukan oleh pemerintah juga menuai kegelisahan dari warga di sana. Perkampungan Gafatar yang ditempati Ike juga berdekatan dengan perkampungan penduduk.
"Kita sama penduduk sana nggak ada masalah. Bahkan saat kami dipulangkan banyak warga sana yang menangis karena berpisah. Kami hidup baik-baik di sana. Hanya saja ketika ada konflik di Mempawah kami dipulangkan karena khawatir terjadi apa-apa di perkampunan tersebut," ujarnya.
Saat ini Ike rencananya akan tinggal bersama saudaranya di Kawasan Petemon, Surabaya. Datang ke Surabaya Ike bersama dua anaknya yakni Afifah Darmayanti (16) anak pertama dan Sheva Putri Armadoni (5) anak bungsu.
(nag)
Explore More