Kedamaian yang Didambakan Pengikut Gafatar

Selasa, 26 Januari 2016 - 09:44 WIB
Kedamaian yang Didambakan...
Kedamaian yang Didambakan Pengikut Gafatar
A A A
PASURUAN - Kesederhanaan, hidup rukun dan guyub, serta rasa senasib sepenanggungan menjadi keseharian warga Gafatar di permukiman baru di tepian hutan belantara Kalimantan Barat. Hiruk pikuk dan gegap gempita suasana kota di tempat asalnya, begitu mudah dilupakan.

"Kami ingin hidup damai," kata seorang eks anggota Gafatar, Edi Winarto (33), yang ditemui di penampungan sementara di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Pasuruan.

Edi yang terakhir menetap di Purwosari, mengaku rela meninggalkan segala kehidupannya demi menggapai impiannya. Bersama istri dan seorang anaknya, ia bertolak menuju Kalimantan pada Oktober 2015.

Di rumah barunya, ia disambut hangat sesama keluarga Gafatar yang sudah lebih dulu bermukim di atas rumah petak kayu berukuran 4x4 meter. Dengan jatah rumah kayu yang sama, ia memulai kehidupan baru dengan bertani palawija di atas lahan gambut.

Lahan pertanian yang dibeli secara patungan, juga dikerjakan secara bersama-sama dengan keluarga anggota Gafatar yang berada dalam satu kompleks. Dalam setiap kompleks, terdiri dari 10 rumah petak kayu yang sama.

Dalam bercocok tanam, para penghuni kompleks ini bekerja secara bergantian. Hasil panen tanaman palawija ini pun dinikmati dan dibagi sesuai proporsi besaran modal dan tenaga.

"Hasil panen selain dijual ke pasar, juga dibagikan kepada kami," ujarnya.

Selain kebersamaan dalam bekerja, para penghuni kompleks ini juga dikenai giliran menyiapkan masakan. Dalam sehari, mereka makan secara bersama-sama hanya satu kali. Ini dimaksudkan agar tumbuh kebersamaan sesama anggota Gafatar.

Selama tiga bulan menjalani kehidupan barunya, ia mulai merasakan impian hidup damai. Keseharian yang guyub rukun, sama rata sama rasa, menjadi bagian pola hidup yang tak terpisahkan.

"Dari jerih payah bertani, saya sudah bisa membeli seekor sapi. Sekarang semuanya musnah. Saya belum tahu apa yang akan saya kerjakan setelah ini," kata Edi Winarto.

Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan perhatian khususnya kepada warganya yang pernah bergabung dalam Gafatar. Ia secara khusus menyambut pemulangan eks anggota Gafatar yang menyempatkan untuk makan pagi bersama dalam sebuah ruangan yang sama di Gedung BLK.

Ia berharap agar warganya bisa memulai kehidupan barunya di kampung halaman yang pernah ditinggalkannya. Sebagai bekal pemahaman keagamaan, pihaknya bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengembalikan pola pikir dan jalan terang kehidupannya.

Ia juga meminta kepada masyarakat agar menerima kehadiran kembali eks anggota Gafatar dalam kehidupan keseharian.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0716 seconds (0.1#10.140)