Buku Anak Islam Suka Membaca Ajarkan Jihad Tersebar di Makassar
A
A
A
MAKASSAR - Belasan buku bacaan yang berisi paham radikal beredar di sekolah Taman Kanak–kanak (TK) dan PAUD Kota Makassar. Akibatnya, pihak sekolah langsung mengumpulkan buku-buku tersebut yang disimpan di rak lemari.
Buku-buku yang memuat kata-kata radikal itu ditemukan di sekolah Yayasan TK Pertiwi, di Jalan Landak Baru Makassar.
Buku bacaan yang berjudul Anak Islam Suka Membaca ini diterbitkan oleh salah satu penerbit yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Buku ini ditulis oleh Nurani Mustain yang bergelar sarjana psikology dan mulai terbit pada cetakan pertama tahun 1999 dan terkhir pada Juli tahun 2006 dengan cetakan jilid ke lima.
Guru kelas TK Pertiwi Rohani mengatakan, buku tersebut sudah lama tidak lagi dipakai karena telah ada buku ajaran baru. Namun para guru baru mengetahui jika ada beberapa buku bermuatan radikal beredar.
Para gurupun mulai mengumpulkan buku–buku tersebut yang telah disimpan di beberapa lemari setelah merasa pernah membaca kata–kata tersebut. Dalam buku tersebut, dikatakan rela mati demi agama, selesai raih bantai kiai, bom, jihad, dan granat.
Karena dianggap rentan pada anak–anak, belasan buku–buku tersebut kini telah dikumpulkan oleh pihak sekolah sebagai antisipasi sejak dini penyebaran buku–buku yang berisi kata–kata bernuansa radikal.
Buku-buku yang memuat kata-kata radikal itu ditemukan di sekolah Yayasan TK Pertiwi, di Jalan Landak Baru Makassar.
Buku bacaan yang berjudul Anak Islam Suka Membaca ini diterbitkan oleh salah satu penerbit yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Buku ini ditulis oleh Nurani Mustain yang bergelar sarjana psikology dan mulai terbit pada cetakan pertama tahun 1999 dan terkhir pada Juli tahun 2006 dengan cetakan jilid ke lima.
Guru kelas TK Pertiwi Rohani mengatakan, buku tersebut sudah lama tidak lagi dipakai karena telah ada buku ajaran baru. Namun para guru baru mengetahui jika ada beberapa buku bermuatan radikal beredar.
Para gurupun mulai mengumpulkan buku–buku tersebut yang telah disimpan di beberapa lemari setelah merasa pernah membaca kata–kata tersebut. Dalam buku tersebut, dikatakan rela mati demi agama, selesai raih bantai kiai, bom, jihad, dan granat.
Karena dianggap rentan pada anak–anak, belasan buku–buku tersebut kini telah dikumpulkan oleh pihak sekolah sebagai antisipasi sejak dini penyebaran buku–buku yang berisi kata–kata bernuansa radikal.
(san)