Penjelasan MUI Jabar Kenapa Gafatar Mudah Diterima Masyarakat
A
A
A
Sejak kemunculannya pada 2013, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat sudah mencurigai ada kejanggalan dari organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Dari awal kami mencium Gafatar ini reinkarnasi dari Al Qiyadah Al Islamiyah yang dipimpin Ahmad Musadeq. Karena setelah difatwakan sesat dan divonis, tidak lama setelah itu muncul Gafatar," kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar, di Kantor MUI Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (13/1/2016).
Secara umum, pola penyebaran paham kelompok ini dilakukan dengan cara berbeda dari sebelumnya.
Mereka menjelma jadi kelompok yang sering melakukan kegiatan sosial seperti pembagian sembako gratis hingga pengobatan gratis. Hal itu membuat warga tersentuh dan akhirnya tertarik dengan paham Gafatar.
"Bahkan di daerah Subang itu mereka melakukan pembinaan kepada petani, kabarnya dibantu pupuknya dan lain-lain," ungkapnya.
Dari segi dakwah Islam, hal seperti itu menurutnya memang bagus untuk dilakukan. Tapi yang berbahaya, kegiatan itu diselipkan misi khusus soal paham Gafatar mulai dari tidak mewajibkan salat dan puasa, hingga meyakini akan ada nabi baru.
"Kalau lama-lama dibiarkan akan terjadi interaksi mereka dengan masyarakat, kemudian pelan-pelan mendoktrin, dan meledaklah seperti sekarang," cetus Rafani.
Ia sendiri belum mendapat informasi rinci soal keberadaan Gafatar di Jawa Barat. Sebab MUI dan pemerintah daerah sudah membatasi langkah Gafatar untuk menjalankan kegiatannya di Jawa Barat sejak awal kemunculannya.
Alhasil, mereka tidak bisa leluasa beraksi dan menyebarkan pahamnya. Paham dan keanggotaan Gafatar pun disinyalir tidak terlalu banyak dan hanya ada di beberapa wilayah saja yaitu Subang, Sumedang, dan Garut.
Saat ini, kata Rafani, pihaknya sedang terus mendalami dan mencari dokumen berkaitan dengan Gafatar, termasuk doktrinnya. Tujuannya agar dalam waktu dekat bisa diambil langkah tegas demi mencegah perkembangan Gafatar di Jawa Barat.
Ia meminta aparat kepolisian bergerak cepat untuk mengungkap Gafatar dan siapa dalang dibelakangnya.
"kalau memang betul persis doktrinnya sama dengan Al Qiyadah, tangkap saja tokoh-tokohnya, bubarkan organisasinya, dan pengikutnya dibina lagi. Kita juga siap menyadarkan dan melakukan pembinaaan," pungkasnya.
"Dari awal kami mencium Gafatar ini reinkarnasi dari Al Qiyadah Al Islamiyah yang dipimpin Ahmad Musadeq. Karena setelah difatwakan sesat dan divonis, tidak lama setelah itu muncul Gafatar," kata Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar, di Kantor MUI Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (13/1/2016).
Secara umum, pola penyebaran paham kelompok ini dilakukan dengan cara berbeda dari sebelumnya.
Mereka menjelma jadi kelompok yang sering melakukan kegiatan sosial seperti pembagian sembako gratis hingga pengobatan gratis. Hal itu membuat warga tersentuh dan akhirnya tertarik dengan paham Gafatar.
"Bahkan di daerah Subang itu mereka melakukan pembinaan kepada petani, kabarnya dibantu pupuknya dan lain-lain," ungkapnya.
Dari segi dakwah Islam, hal seperti itu menurutnya memang bagus untuk dilakukan. Tapi yang berbahaya, kegiatan itu diselipkan misi khusus soal paham Gafatar mulai dari tidak mewajibkan salat dan puasa, hingga meyakini akan ada nabi baru.
"Kalau lama-lama dibiarkan akan terjadi interaksi mereka dengan masyarakat, kemudian pelan-pelan mendoktrin, dan meledaklah seperti sekarang," cetus Rafani.
Ia sendiri belum mendapat informasi rinci soal keberadaan Gafatar di Jawa Barat. Sebab MUI dan pemerintah daerah sudah membatasi langkah Gafatar untuk menjalankan kegiatannya di Jawa Barat sejak awal kemunculannya.
Alhasil, mereka tidak bisa leluasa beraksi dan menyebarkan pahamnya. Paham dan keanggotaan Gafatar pun disinyalir tidak terlalu banyak dan hanya ada di beberapa wilayah saja yaitu Subang, Sumedang, dan Garut.
Saat ini, kata Rafani, pihaknya sedang terus mendalami dan mencari dokumen berkaitan dengan Gafatar, termasuk doktrinnya. Tujuannya agar dalam waktu dekat bisa diambil langkah tegas demi mencegah perkembangan Gafatar di Jawa Barat.
Ia meminta aparat kepolisian bergerak cepat untuk mengungkap Gafatar dan siapa dalang dibelakangnya.
"kalau memang betul persis doktrinnya sama dengan Al Qiyadah, tangkap saja tokoh-tokohnya, bubarkan organisasinya, dan pengikutnya dibina lagi. Kita juga siap menyadarkan dan melakukan pembinaaan," pungkasnya.
(nag)