Polisi Tutup Tambang Pasir yang Diterjang Lahar Gunung Kelud
A
A
A
BLITAR - Kepolisian Resor Blitar menutup total kawasan tambang galian C Kaliputih Desa Karangrejo, Kecamatan Garum.
Penutupan lokasi tambang pasir yang usai diterjang banjir lahar dingin Gunung Kelud itu berlangsung hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Karena lokasi ini berbahaya bagi masyarakat," ujar Wakapolres Blitar Komisaris Polisi Totok Iswiyanto, Sabtu (9/1/2016).
Sebagai tanda penutupan total petugas memasang police line di lokasi tambang. Dari tujuh truk yang diterjang lahar dingin, baru empat truk yang berhasil dievakuasi.
Seluruh truk terbenam di dalam material pasir dengan ketebalan lebih dari separuh bodi kendaraan. Tiga truk dalam kondisi rusak berat pada bagian chasis dengan posisi tidak beraturan.
Terjangan lahar dingin Jumat 8 Januari 2016 sore membuat tujuh truk terseret arus banjir. Lahar dingin tiba tiba datang usai hujan lebat mengguyur kawasan Gunung Kelud.
Lahar dingin berasal dari tumpukan material sisa erupsi Kelud 13 Februari 2014 lalu. Totok mengakui bahwa para penambang pasir di Kaliputih tidak ada yang mengantongi izin.
Namun karena semua dikerjakan manual, aparat kepolisian memberikan toleransi. "Kalau legalitasnya tidak ada yang mengantongi izin. Karenanya sebelumnya kita bolehkan," terangnya.
Terkait tiga truk yang masih terbenam di lokasi, polisi berencana mendatangkan alat berat. Sementara versi BPBD Kabupaten Blitar lahar dingin menerjang tambang galian C Kali Bladak dan Kali Semut Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Gandusari.
Ketua BPBD Heru Irawan mengatakan ada sebanyak 10 unit truk penambang pasir yang diterjang lahar dingin.
"Laporan yang kita terima terjangan lahar dingin terjadi di Kali Bladak dan Kali Semut. Kendati demikian tidak ada korban jiwa maupun luka," ujarnya.
Terkait dengan evakuasi truk, Heru menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati kawasan kantong lahar selama musim penghujan berlangsung.
Penutupan lokasi tambang pasir yang usai diterjang banjir lahar dingin Gunung Kelud itu berlangsung hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Karena lokasi ini berbahaya bagi masyarakat," ujar Wakapolres Blitar Komisaris Polisi Totok Iswiyanto, Sabtu (9/1/2016).
Sebagai tanda penutupan total petugas memasang police line di lokasi tambang. Dari tujuh truk yang diterjang lahar dingin, baru empat truk yang berhasil dievakuasi.
Seluruh truk terbenam di dalam material pasir dengan ketebalan lebih dari separuh bodi kendaraan. Tiga truk dalam kondisi rusak berat pada bagian chasis dengan posisi tidak beraturan.
Terjangan lahar dingin Jumat 8 Januari 2016 sore membuat tujuh truk terseret arus banjir. Lahar dingin tiba tiba datang usai hujan lebat mengguyur kawasan Gunung Kelud.
Lahar dingin berasal dari tumpukan material sisa erupsi Kelud 13 Februari 2014 lalu. Totok mengakui bahwa para penambang pasir di Kaliputih tidak ada yang mengantongi izin.
Namun karena semua dikerjakan manual, aparat kepolisian memberikan toleransi. "Kalau legalitasnya tidak ada yang mengantongi izin. Karenanya sebelumnya kita bolehkan," terangnya.
Terkait tiga truk yang masih terbenam di lokasi, polisi berencana mendatangkan alat berat. Sementara versi BPBD Kabupaten Blitar lahar dingin menerjang tambang galian C Kali Bladak dan Kali Semut Kecamatan Nglegok dan Kecamatan Gandusari.
Ketua BPBD Heru Irawan mengatakan ada sebanyak 10 unit truk penambang pasir yang diterjang lahar dingin.
"Laporan yang kita terima terjangan lahar dingin terjadi di Kali Bladak dan Kali Semut. Kendati demikian tidak ada korban jiwa maupun luka," ujarnya.
Terkait dengan evakuasi truk, Heru menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati kawasan kantong lahar selama musim penghujan berlangsung.
(nag)