Setahun, 31 Warga Gunungkidul Bunuh Diri

Selasa, 05 Januari 2016 - 07:27 WIB
Setahun, 31 Warga Gunungkidul Bunuh Diri
Setahun, 31 Warga Gunungkidul Bunuh Diri
A A A
GUNUNGKIDUL - Kasus bunuh diri di Gunungkidul hingga kini masih sangat sulit untuk ditekan. Sampai dengan akhir tahun lalu tercatat sebanyak 31 warga mengakhiri hidupnya melalui bunuh diri.

Sebagian besar, warga mengakiri hidup ditiang gantungan. Sisanya melakukaan aksi bunuh diri dengan masuk ke dalam sumur serta masuk ke dalam jurang atau gua vertical yang dikenal dengan luweng.

Panit Humas Polres Gunungkidul Iptu Ngadino mengungkapkan pihaknya sudah melakukan perekaman data kriminalitas termasuk aksi bunuh diri.

Dari catatannya aksi bunuh diri terjadi sebanyak 33 kasus. Namun dua diantaranya selamat dan masuk kategori bunuh diri.

"Jadi catatan kami ada 31 warga yang tewas akibat bunuh diri ini,28 gantung diri, dua masuk luweng dan 1 masuk ke dalam sumur," terangnya, Senin 4 Januari 2016.

Beberapa catatan yang diperoleh Polres juga menyebutkan, sebagian besar pelaku bunuh diri melakukan aksi kerena penyakit menahun.

Selain itu juga beban hidup atau tekanan hidup sehingga memaksa dirinya melakukan aksi nekat tersebut. "Data itu berdasarkan keterangan saksi mengenai riwayat pelaku. Namun kalau penyebab pasti kita tidak mengetahuinya," kata dia.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka bunuh diri di Gunungkidul melonjak tajam. Tahun 2014 lalu tercatat 19 warga yang mengakiri hidupnya dengan cara-cara tidak wajar tersebut.

Mitos pulung gantung pun, hingga kini masih saja melingkupi kehidupan sebagian besar warga di Gunungkdiul. Mereka beranggapan aksi bunuh diri diawali dengan tanda-tanda alam seperti cahaya di langit seperti api dan mengarah ke rumah warga.

Dipercaya rumah yang terkena pulung gantung tersebut,salah satu keluarga akan meninggal dengan cara tragis, yaitu gantung diri.

"Itu adalah mitos yang berkembang dan sekarang masih ada yang percaya juga, namun saat ini sebagian besar memang karena tekanan hidup,” ungkap Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto.

Meski angka bunuh diri kembali naik, namun dari catatan media ini, angka bunuh diri di Gunungkidul tertinggi terjadi pada tahun 2012 lalu. Waktu itu tercatat sebanyak 40 warga yang melakukan aksi nekat bunuh diri.

Penulis buku Nglalu, Ida Rochmawaty mengatakan, fenomena bunuh diri di Gunungkidul dipengaruhi faktor biologi, psikologi, dan sosial. Untuk itu diperlukan penanganan serius dan sedini mungkin.

Menurutnya sebelum aksi nekat bunuh diri dilakukan, pelaku biasanya mengalami depresi. Hal ini merupakan pemicu aksi bunuh diri ini.

"Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan murung, mudah lelah dan hilang minat. Pada saat itu terjadi penurunan zat di otak yang bernama serotonin," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4385 seconds (0.1#10.140)