Tambak di Subang Tercemar Limbah, 40 Ton Udang Mati

Senin, 04 Januari 2016 - 13:22 WIB
Tambak di Subang Tercemar Limbah, 40 Ton Udang Mati
Tambak di Subang Tercemar Limbah, 40 Ton Udang Mati
A A A
SUBANG - Ratusan hektare tambak udang windu yang tersebar di Desa/Kecamatan Blanakan Subang, tercemar limbah. Akibatnya, sekitar 40 ton udang windu milik empat kelompok petambak mati.

"Catatan kami, tambak yang tercemar limbah seluas 100 hektare, tersebar di empat kelompok tambak Desa Blanakan," ujar seorang pengurus kelompok, Karya Zakaria, Senin (4/1/2016).

Kematian udang yang rata-rata berusia 2-2,5 bulan ini, terjadi sejak dua pekan lalu, yakni 15 Desember 2015, dan terus berlangsung sampai sekarang.

Selain faktor cuaca dan air kotor dari pesawahan, udang tersebut mati, terutama diakibatkan pencemaran limbah yang mengalir di sungai, lalu masuk ke areal tambak.

Karya menyebut, limbah berasal dari dari beberapa pabrik di daerah Cilamaya Karawang, seperti pabrik tahu, bihun, dan lainnya, yang dibuang sembarangan ke sungai, lalu mengalir ke tambak, serta menyebabkan udang-udang menjadi stres, sakit dan mati.

Akibatnya, puluhan petambak udang menderita kerugian hingga miliaran rupiah. Sebab, udang mereka gagal dipanen dan tidak bisa dijual.

"Limbah dari pabrik-pabrik itu dibuang sembarangan ke sungai dan mengalir ke tambak. Udang-udang kami jadi stres dan mati. Gara-gara ini kami jadi merugi miliaran," keluh Karya.

Ketua KUD Mandiri Mina Karya Mukti Blanakan, Sobandi, mengaku, berdasarkan estimasinya, dari total 100 hektare tambak yang tercemar, jumlah udang windu berusia rata-rata 2-2,5 bulan yang mati, sebanyak 40 ton lebih.

Dengan harga pasaran udang sekitar Rp150.000-200.000 per kilogram, nilai pendapatan (omzet) petambak yang berpotensi hilang, diperkirakan mencapai Rp6-8 miliar.

"Sejatinya, 1-1,5 bulan ke depan, udang-udang ini akan dipanen. Masa panen kan tiap 3,5 bulan. Tapi, gara-gara kejadian itu, panennya gagal, petani pun rugi," tuturnya.

Koperasi yang dipimpinnya, menghimpun tujuh kelompok petambak, dengan total anggota sebanyak 200 orang. Empat kelompok di antaranya mengalami gagal panen, akibat tambak mereka seluas 100 hektare, tercemar.

Dia mengaku, sudah membuat berita acara ihwal kematian massal udang ini, dan segera melaporkannya kepada dinas terkait di Pemkab Subang.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4251 seconds (0.1#10.140)