Dokter Muda Wafat Saat Mengabdi di Daerah Terpencil

Rabu, 16 Desember 2015 - 09:05 WIB
Dokter Muda Wafat Saat...
Dokter Muda Wafat Saat Mengabdi di Daerah Terpencil
A A A
JAKARTA - Seorang dokter muda, dr Afriandi Naufan alias Nanda, dikabarkan wafat dalam pengabdiannya di daerah terpencil. Nanda, begitu panggilannya, bertugas di di Dobo, Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.

Dr Nanda sahabat dari almarhum dr Dionisius Giri Samudra (dr Andra) yang meninggal 11 November lalu. Mereka mengabdi di wilayah kerja yang sama. Dr Nanda merupakan dokter muda asal Kota Langsa, Aceh.

Kabar ini disebarkan oleh seorang dokter Rumah Sakit Karisma Cimareme, Erta Priadi Wirawijaya, dalam akun Facebook miliknya.

"Telah berpulang ke rahmatullah adik sekaligus sejawat kita dr Afrianda Naufan (Nanda). Beliau adalah dokter internship di Dobo Maluku, wilayah yang sama dengan wilayah kerja almarhum dr Andra yang belum lama ini meninggal saat tugas internship," tulis Erta di akunnya tertanggal Selasa (15/12/2015) pukul 18.27, seperti dikutip dari Okezone.

Erta memposting kabar duka ini di status jejaringnya lengkap dengan foto sesosok pria yang terbujur di ranjang pesakitan dengan wajah terpasang oksigen. Postingan itu mengundang banyak komentar duka dan keprihatinan.

Dia menyebutkan, kalau Nanda mengalami demam, dehidrasi hingga akhirnya dievakuasi ke RSUD di Ambon, dalam keadaan koma. "Keadaan beliau terus memburuk hingga akhirnya tidak tertolong," tulisnya.

Nanda diketahui sebagai putra dari dr Hj Cut Diah Adivar MM, Direktur Rumah Sakit PTP Langsa. "Beliau datang dari Aceh ke daerah perifer Maluku untuk menuntaskan kewajiban internshipnya," sebut Erta yang juga seorang dokter.

Menurutnya kasus ini memiliki kemiripan dengan kejadian menimpa dr Andra, yang meninggal akibat penanganan tak optimal di wilayah itu. "Semoga pemerintah dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki fasilitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut sehingga kasusnya tidak terus terulang kembali."

Dokter internship adalah dokter yang telah diangkat sumpah, sehingga mereka bukan lagi mahasiswa. Mereka ditugaskan di daerah terpencil dengan pesangon (bantuan hidup dasar) sebesar Rp2,5 juta per bulan sebelum dipotong pajak.

Di luar itu mereka harus membayar sendiri sejumlah uang untuk turut serta dalam BPJS kesehatan. Di akhir statusnya Erta menulis, "Selamat jalan dr Nanda semoga pengabdian mu pada negeri ini tak sia-sia."
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9096 seconds (0.1#10.140)